BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada proses
pembelajaran di sekolah, sering dijumpai adanya peserta didik yang tidak
mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan
mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang
diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan.
Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan atas latar belakang bahwa
pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Dengan
diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum mencapai
tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan waktu lebih lama
daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan.
Sebaliknya, jika ada
peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal
yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa program
pembelajaran pengayaan. Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan
keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah,
eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb.
Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki
kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu
mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar
guru dihadapkan pada dua tugas utama yaitu menyampaikan meteri pelajaran dan
mengelola kelas. Dalam menyampaikan materi pelajaran guru dihadapkan pada
masalah-masalah pembelajaran dan dalam mengelola kelas guru dihadapkan pada
masalah-masalah pengelolaan kelas. Untuk
mengatasi masalah pembelajaran dituntut pendekatan yang berbeda dengan
pendekatan untuk mengatasi masalah pengelolaan kelas. Agar kita sebagai guru
dapat membantu siswa yang mengalami masalah , terlebih dahulu kita harus
mengetahui apakah masalah yang dihadapi merupakan masalah pembelajaran ataukah
masalah pengelolaan kelas.
1.2. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan kegiatan remedial?
2.
Apa metode yang
digunakan kegiatan remidial?
3.
Apa sajakah pendekatan
dalam kegiatan remidial?
4.
Apa yang dimaksud
dengan kegiatan pengayaan?
5.
Apa fungsi kegiatan
pengayaan?
1.3. Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa
itu kegiatan remedial.
2.
Untuk mengetahui metode
yang digunakan dalam kegiatan remidial.
3.
Untuk mengetahui
berbagai macam pendekatan dalam kegiatan remidial.
4.
Untuk mngetahui apa itu
kegiatan pengayaan.
5.
Untuk mengetahui fungsi
kegiatan pengayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. KEGIATAN REMIDIAL
A.
HAKIKAT, TUJUAN DAN
FUNGSI KEGIATAN REMIDIAL
1. Hakikat
Kegiatan Remidial
Remidial
adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki ketrampilan yang kurang baik
dalam suatu bidang tertentu. Kalau kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran,
kegiatan remidial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
memperbaikikegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kekurangberhasilan
pembelajaran ini biasanya ditujukan oleh ketidakberhasilan siswa dalam
menguasai materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan remidial
adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
2. Tujuan
dan Fungsi Kegiatan Remidial
Secara
umum, tujuan kegiatan remidial adalah sama dengan pembelajaran biasa, yaitu membantu
siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah telah ditetapkan
berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remidial bertujuan
untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan
pembelajaran tambahan. Melalui kegiatan remdial, siswa dibantu untuk memahami
dan mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya dengan memperbaiki cara dan
sikap belajarnya, disamping guru sendiri memperbaiki cara mengajarnya.
Sebagai
salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, kegiatan
remidial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses
pembelajaran. Warkitri, dkk. (1991) menyebutkan enam fungsi kegiatan remidial
dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, yaitu :
a.
Fungsi
korektif
Memperbaiki
cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remidial mempunyai fungsi korektif
bagi kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remidial guru memperbaiki
cara mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya. Berdasarkan hasil
analisis kesulitan belajar siswa, guru memperbaiki berbagai aspek proses
pembelajaran, mulai dari rumusan tujuan, materi pelajaran, kegiatan
pembelajaran dan evaluasi. Dalam kegiatan remidial guru merumuskan kembali
tujuan pembelajaran sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa;
mengorganisasikan kembali materi pelajaran sesuai dengan taraf kemampuan siswa;
memilih dan menerapkan berbagai alat bantu pembelajaran untuk mempermudah siswa
memahami materi pelajaran yang disajikan; dsb. Disamping itu juga, melalui
kegiatan remidial siswa dituntut untuk memperbaiki sikap dan cara belajarnya,
sesuai dengan kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya. Apabila siswa menyadari
bahwa ketidakpahamannya terhadap materi yang disajikan guru disebabkan oleh
ketidakseriusan dalam memperhatikan penjelasan guru atau atau tidak mengerjakan
tugas dengan sungguh-sungguh maka siswa harus mengubah sikap tersebut.
b.
Fungsi
pemahaman
Kegiatan
remidial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiatan remidial akan terjadi
proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri siswa. Bagi guru, untuk
melaksanakan kegiatan remidial, guru terlebih dahulu harus memahami kelebihan
dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukannya. Sebelum guru
menentukan jenis kegiatan remidial yang akan dilaksanakan, guru terlebih dahulu
harus mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Sementara
itu, melalui kegiatan remidial siswa akan lebih memahami kelebihan dan
kelemahan cara belajarnya. Sebelum kegiatan remidial, guru mengajak siswa untuk
mengevaluasi kegiatan belajarnya. Dengan pemahaman ini, diharapkan siswa akan
memperbaiki sikap dan cara belajarnya sehingga dapat mencapai hasil belajar
yang lebih baik.
c.
Fungsi
penyesuaian
Kegiatan
remidial memiliki fungsi penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan remidial
disesuaikan dengan kesulitan dan karakteristik individu siswa yang mengalami
kesuilitan belajar. Tujuan dan materi pelajaran disesuaikan dengan kesulitan
yang dihadapi individu siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
menerapkan kekuatan yang dimiliki individu siswa melalui penerapan berbagai
metode mengajar dan media pembelajaran.
Karena semua aspek
kegiatan remidial disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik individu
siswa, proses pembelajaran tidak lagi merupakan beban bagi siswa. Siswa akan
termotivasi untuk belajar lebih giat sehingga dapat mencapai prestasi belajar
yang lebih baik.
d.
Fungsi
pengayaan
Kegiatan
remidial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran karena melalui
kegiatan remidial guru memanfaatkan sumber belajar, metode mengajar atau alat
bantu pembelajaran yang lebih bervariasi dari yang diterapkan guru dalam
pembelajaran biasa. Dalam kegiatan remidial guru dapat meminta siswa untuk
membaca buku lain yang ada kaitannya dengan materi yang belum dipahami. Guru
juga menerapkan metode mengajar dan alat bantu pembelajaran yang bervariasi
sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga siswa lebih memahami materi pelajaran.
e.
Fungsi
akselerasi
Kegiatan
remidial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran karena melalui
kegiatan remidial guru dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran. Dengan menambah waktu dan frekuensi pembelajaran, guru telah
mempercepat proses penguasaan materi pelajaran oleh siswa. Tanpa kegiatan
remidial, siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran akan
semakin tertinggal oleh teman-temannya yang telah menguasai materi pelajaran.
f.
Fungsi
terapeutik
Kegiatan
remidial mempunyai fungsi terapeutik karena melalui kegiatan remidial guru
dapat membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosial
pribadi. Biasanya siswa yang merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar
sering merasa rendah diri atau terisolasi dalam pergaulan dengan
teman-temannya. Dengan membantu siswa mencapai prestasi belajar yang lebih baik
melalui kegiatan remidial berarti guru telah membantu siswa meningkatkan rasa
percaya diri. Tumbuhnya rasa percaya diri membuat siswa tidak merasa rendah
diri dan dapat bergaul baik dengan teman-temannya.
3. Perbedaan
Kegiatan Remidial dari Pembelajaran Biasa
Tabel Perbedaan
Kegiatan Remidial dari Pembelajaran Biasa
Komponen
Pembelajaran
|
Pembelajaran
Biasa
|
Kegiatan
Remidial
|
TUJUAN
|
Berlaku
bagi semua siswa (klasikal)
|
Bersifat
individual
|
MATERI
|
Sama
untuk semua siswa
|
Sesuai
dengan kesulitan siswa
|
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
|
1. Diikuti
semua siswa
2. Metode
dan media bersifat klasikal
|
1. Diikuti
oleh siswa yang bermasalah
2. Metode
dan media bersifat individual atau kelompok
|
EVALUASI
|
Semua
untuk semua siswa
|
Bersifat
individual atau kelompok
|
a.
Tujuan
pembelajaran
Rumusan
tujuan bersifat individual. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai
kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran biasa, tujuan
pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa. Jadi, bersifat
klasikal. Sementara itu, dalam kegiatan remidial, tujuan pembelajaran yang
dirumuskan guru bersifat individual, tergantung pada kesulitan yang dihadapi
siswa. Tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa A mungkin berbeda dari
tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa B, tergantung pada kompetensi
atau tujuan pembelajaran yang belum dikuasainya.
b.
Materi
pembelajaran
Materi
sesuai dengan kesulitan yang dihadapi. Materi pelajaran dipilih dan
diorganisasikan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi
pelajaran dalam pembelajaran biasa sama bagi semua siswa, sedangkan materi yag
dibahas dalam kegiatan remidial akan berbeda antara materi untuk siswa yang
satu dengan siswa yang lainnya, sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.
c.
Kegiatan
pembelajaran
Bersifat individual dan
kelompok. Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remidial akan berbeda dari
kegiatan pembelajaran biasa. Dalam pembelajaran biasa, yang berpartisipasi
adalah seluruh siswa. Guru memperlakukan semua siswa sama. Metode mengajar dan
alat bantu pembelajaran yang digunakan guru bersifat klasikal. Sementara itu,
dalam kegiatan remidial, pembelajaran hanya diikuti oleh siswa-siswa yang
memiliki kesulitan belajar tertentu.
d.
Evaluasi
Alat evaluasi bersifat
individual dan kelompok. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Alat evaluasi dikembangkan
berdasarkan kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa atau tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, alat evaluasi dikembangkan dalam
pembelajaran biasa bersifat klasikal, sama untuk semua siswa. Sedangkan dalam
kegiatan remidial, alat evaluasinya bersifat individual atau kelompok.
B. PENDEKATAN
DALAM KEGIATAN REMIDIAL
1.
Pendekatan
yang bersifat preventif
Kegiatan remidial dipandang bersifat
preventif apabila kegiatan remidial dilaksanakan untuk membantu siswa yang
diduga akan mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan. Kegiatan remidial yang bersifat preventif dilaksanakan sebelum
kegiatan pembelajaran biasa dilaksanakan.
Anda dapat menggunakan
salah satu jenis alat evaluasi yang ditujukan untuk mengetahui kompetensi yang
telah dikuasai siswa sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Jenis alat
evaluasi tersebut adalah pretest.
Pretest adalah salah
satu jenis alat evaluasi yang digunakan guru sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan. Berdasarkan hasil pre-test guru dapat mengelompokkan siswa
menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok siswa yang akan mampu menguasai kompetensi
yang telah ditetapkan sesuai lebih cepat dari waktu yang telah disediakan,
kelompok siswa yang akan mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan
sesuai dengan waktu yang telah disediakan, dan kelompok siswa yang tidak akan
mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Kegiatan remidial yang diberikan kepada kelompok siswa yang tidak
akan mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan waktu yang
disediakan adalah kegiatan remidial yang bersifat preventif.
2.
Pendekatan
yang Bersifat Kuratif
Kegiatan remidial dipandang bersifat
kuratif apabila pelaksanaan kegiatan remidial ditujukan untuk membantu
mengatasi kesulitan siswa setelah mengikuti pembelajaran biasa. Kegiatan
remidial yang bersifat kuratif dilaksanakan karena berdasarkan hasil evaluasi
pada kegiatan pembelajaran biasa diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria keberhasilan
atau kompetensi minimal yang telah ditetapkan ditetapkan.
Biasanya setelah
membahas satu atau beberapa pokok bahasan guru melaksanakan evaluasi formatif.
Dari hasil evaluasi formatif tersebut diketahui ada beberapa siswa yang telah
mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dan ada pula siswa yang
belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan. Bantuan yang diberikan
guru kepada kelompok siswa yang belum menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan merupakan kegiatan remidial yang bersifat kuratif karena guru ingin
membantu siswa mempunyai kompetensi yang ditetapkan yang belum dicapainya.
3.
Pendekatan
yang Bersifat Pengembangan
Kegiatan remidial dipandang bersifat
pengembangan apabila kegiatan remidial dilaksanakan selama berlangsungnya
kegiatan pembelajaran biasa. Melalui kegiatan remidial yang bersifat
pengembangan, guru mengharapkan agar siswa yang mengalami kesuliatan dalam
menguasai kompetensi yang ditetapkan secara bertahap dan segera dapat mengatasi
kesulitan yang dihadapinya. Sementara itu, pada kegiatan yang bersifat kuratif,
bantuan akan diberikan guru pada siswa mampu menghitung kekuatan lensa
berdasarkan jarak fokus dari soal-soal yang diberikan guru pada waktu evaluasi.
Bantuan pada kegiatan remidial yang bersifat kuratif diberikan setelah guru
melaksanakan evaluasi.
C. JENIS-JENIS
KEGIATAN REMIDIAL
1. Mengajarkan
Kembali
Guru menjelaskan
kembali materi yang belum dipahami atau dikuasai siswa. Tentu saja dalam
menjelaskan kembali materi tersebut, guru harus berorientasi pada kesulitan
yang dihadapi siswa. Apabila siswa kurang memahami konsep, guru sebaiknya
memberikan lebih banyak contoh. Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
kesulitan dalam menerapkan konsep, guru hendaknya memberikan lebih banyak
contoh penggunaan konsep tersebut dalam suatu kasus tertentu atau memberikan
banyak latihan yang menuntut siswa menerapkan konsep yang sedang dibahas.
2. Menggunakan
Alat Peraga
Untuk lebih memudahkan
siswa memahami konsep yang belum dikuasainya, guru sebaiknya menggunakan
berbagai alat peraga dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan alat
peraga tersebut. Apalagi jika pada waktu menjelaskan materi pada pembelajaran
pertama kali guru tidak menggunakan alat peraga. Konsep yang sukar dipahami
akan lebih mudah dipelajari dan menjadi menarik jika disajikan dengan
menggunakan media.
3. Kegiatan
Kelompok
Diskusi ataupun kerja
kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam menguasai kompetensi yang dituntut. Yang perlu diperhatikan guru dalam
menerapkan kerja kelompok dalam kegitan remidial adalah menentukan anggota
kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa memahami
pelajaran apabila diantara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai
materi dan mampu menjelaskannya dengan cukup baik kepada siswa lainnya.
Kegiatan kelompok sebagai upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan akan
sia-sia apabila tidak dibimbing oleh anggota kelompok yang menguasai materi
yang sedang dibahas.
4. Tutorial
Kegiatan tutorial juga
dapat diterapkan guru dalam melaksanakan kegiatan remidial. Dalam kegiatan ini
guru meminta bantuan siswa lain yang lebih pandai untuk membantu siswa yang
menghadapi kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan atau guru
dapat juga meminta siswa dari kelas yang lebih tinggi untuk membantu adik
kelasnya.
5. Sumber
Belajar yang Relevan
Selain
dengan mengajarkan kembali, kegiatan kelompok dan tutorial guru juga dapat
menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siswa menguasai kompetensi yang
telah ditetapkan. Guru juga dapat meminta siswa mengnjungi suatu instansi
tertentu yang berkaitan dengan materi yang belum dikuasainya. Atau guru juga
dapat mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian dalam hal materi
yang belum dikuasai siswa.
D. PRINSIP
PELAKSANAAN KEGIATAN REMIDIAL
Apapun
bentuk kegiatan remidial hendaknya guru memperhatikan hal-hal berikut :
1. Apabila
terdapat beberapa orang siswa yang mengalami kesulitan yang sama, kegiatan
remidial tersebut hendaknya diberikan terhadap kelompok siswa secara
bersama-sama.
2. Proporsi
bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa.
3. Kegiatan
remidial dapat dilaksanakan sendiri oleh guru, guru bersama-sama siswa atau
meminta bantuan siswa lain.
4. Metode
yang diterapkan dalam kegiatan remidial hendaknya sesuai dengan tingkat
kemampuan serta dapat membangkitkan motivasi pada diri siswa untuk lebih giat
dan berusaha lebih tekun.
E. PRINSIP
PEMILIHAN KEGIATAN
Wardani
(1991) menyatakan bahwa dalam memilih bentuk kegiatan kegiatan dan metode yang
akan diterapkan dalam kegiatan remidial guru perlu memperhatikan hal-hal berikut
:
1. Memanfaatkan
latihan khusus, terutama bagi siswa yang mempunyai daya tangkap lemah.
2. Menekankan
pada segi kekuatan yang dimiliki siswa.
3. Memanfaatkan
penggunaan media yang multi-sensori.
4. Memanfaatkan
permainan sebagai sarana belajar, terutama bagi siswa yang kurang memiliki
motivasi untuk belajar.
F. PROSEDUR
KEGIATAN REMIDIAL
1.
Analisis
Hasil Diagnosis
Diagnosis kesulitan
belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang diduga mengalami
kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis, guru akan mengetahui para
siswa yang mendapat bantuan. Untuk keperluan kegiatan remidial, tentu yang
menjadi sorotan adalah siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar yang
ditunjukkan dengan tidak tercapainya kriteria keberhasilan belajar.
2.
Menemukan
Penyebab Kesulitan
Sebelum kita mulai,
merancang kegiatan remidial, terlebih dahulu kita harus mengetahui mengapa
siswa mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan atau
menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesulitan ini harus diidentifikasi
oleh guru karena gejala kesulitan yang sama ditunjukkan oleh siswa dapat
ditimbulkan oleh sebab yang berbeda. Informasi tentang faktor penyebab ini akan
berpengaruh terhadap pemilihan jenis kegiatan remidial.
3.
Menyusun
Rencana Kegiatan Remidial
Komponen-komponen
yang harus direncanakan dalam pelaksanaan kegiatan remidial adalah sebagai
berikut :
a. Merumuskan
kompetensi atau tujuan pembelajaran
b. Menentukan
materi pelajaran sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang telah dirumuskan
c. Memilih
dan merancang kegiatan remidial sesuai dengan masalah dan faktor penyebab
kesulitan serta karakteristik siswa
d. Merencanakan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan remidial.
e. Menentukan
jenis, prosedur dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
4.
Melaksanakan
Kegiatan Remidial
Setelah
rencana pembelajaran selesai disusun, langkah selanjutnya adalah melaksanakan
kegiatan remidial. Semakin cepat siswa dibantu mengatasi kesulitan yang
dihadapinya, semakin besar kemungkinan siswa tersebut berhasil dalam
belajarnya. Biasanya kegiatan remidial dilaksanakan di luar jam belajar biasa.
Oleh karena itu, dituntut kerelaan dari guru untuk menyediakan waktu tambahan
di luar jam belajar, untuk membantu siswa yang memerlukan.
5.
Menilai
Kegiatan Remidial
Untuk
mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remidial yang telah dilaksanakan, kita
harus melaksanakan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan mengkaji
kemajuan siswa. Seberapa besar siswa mengalami kemajuan dalam belajarnya.
Apabila siswa telah mencapai kemajuan, seperti yang kita harapkan. Berarti
kegiatan remidial yang kita rencanakan dan kita laksanakan cukup efektif untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak
mengalami kemajuan dalam belajarnya atau belum mencapai kemajuan belajar yang
diharapkan berarti rencana dan pelaksanaan kegiatan remidial kurang efektif.
Untuk itu, guru harus menganalisis setiap komponen pembelajaran, dengan
mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
Kompetensi
atau Tujuan : apakah kompetensi atau
tujuan yang dirumuskan terlalu tinggi atau terlalu rendah bagi siswa.
Materi : apakah materi terlalu sulit bagi
siswa?Adakah materi prasyarat yang belum dikuasai siswa?
Kegiatan : apakah
kegiatan remidial yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa?
Waktu : apakah
waktu yang disediakan cukup atau kurang ?
Penilaian : apakah alat
penilaian yang digunakan sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang telah
ditetapkan?
2.2. KEGIATAN PENGAYAAN
A.
HAKIKAT KEGIATAN PENGAYAAN
Dalam
bagian ini, kita akan membahas pengertian, tujuan dan kaitan kegiatan pengayaan
dengan kegiatan utuh pembelajaran. Sebagaimana telah disampaikan pada uraian
sebelumnya, kegiatan pengayaan diperuntukkan bagi siswa yang tergolong cepat
dalam menyelesaikan tugas belajarnya sebelum waktu yang ditentukan melebihi
waktu yang perlu dimanfaatkan. Kelebihan waktu yang tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan hal – hal negatif yang dapat mengganggu jalannya
pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu merancang kegiatan bagi siswa yang
tergolong cepat agar perkembangan mereka tidak terganggu dan tidak mengganggu
siswa lain yang membutuhkan tambahan bimbingan. Dengan demikian, yang dimaksud
dengan kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok
cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka
memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik.
Kegiatan
pengayaan dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran biasa atau
diluar jam pelajaran. Sementara siswa lain masih harus mengerjakan tigas
belajarnya, siswa yang telah menyelesaikan tugas belajarnya mendapat kegiatan
pengayaan untuk meningkatkan wawasannya sehingga potensi yang dimilikinya
berkembang optimal. Kegiatan pengayaan ini berkenaan dengan kegiatan pendalaman
materi pelajaran yang sedang dipelajari, bukan pembahasan materi pelajaran
baru. Dengan demikian, kegiatan pengayaan akan berakhir apabila semua siswa
termasuk siswa yang lambat telah menguasai kompetensi yang telah ditetapkan
dengan baik.
B. JENIS
KEGIATAN PENGAYAAN
Dalam
membantu siswa memanfaatkan sisa waktu yang dimililkinya, guru dapat merancang
berbagai kegiatan yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk belajar. Menurut
Guskey (1989), kegiatan pengayaan biasanya bersifat belajar mandiri. Kegiatan
pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remidial. Yang
penting kegiatan pengayaan hendaklah merupakan kegiatan yang menyenangkan dan
merangsang kreativitas siswa. Banyak jenis kegiatan yang dapat dirancang dan
dilaksanakan oleh guru dalam mengembangkan potensi siswa dengan memanfaatkan
waktu yang dimililki siswa kelompok cepat. Beberapa diantaranya antara lain :
1. Tutor
Sebaya
Kegiatan
tutor sebaya selain dapat digunakan dalam kegiatan remidial, juga sangat
efektif untuk kegiatan pengayaan. Membantu siswa lain memahami materi pelajaran
dapat merupakan kegiatan penambahan wawasan pengetahuan siswa. Ketika siswa
diminta untuk mejelaskan konsep atau ide kepada teman sekelasnya, mereka akan
berusaha mencari cara yang terbaik sehingga temannya dapat memahami
penjelasannya. Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap suatu
konsep akan meningkat karena disamping mereka harus mencari teknik untuk
menjelaskan konsep memberi atau ide tersebut. Bahkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa tutor sebaya memberikan manfaat yang lebih besar bagi tutor
daripada bagi siswa yang ditutorinya (Guskey, 1989).
Disamping
itu, tutor sebaya dapat mengembangkan kemampuan kognitif tingkat tinggi. Unutk
dapat berperan sebagai tutor yang baik, siswa harus mampu memberikan penjelasan
yang dapat dimengerti oleh temannya, mampu memandang suatu konsep atau ide dari
berbagai sudut pandang, mampu memikirkan contoh – contoh yang dapat digunakan
untuk menjelaskan konsep yang sedang dibahas, serta harus mampu menganalisis
berbagai komponen. Dengan demikian, melalui tutor sebaya siswa kelompok cepat
dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran disamping
mengembangkan kemampuan kognitif tinggi.
2. Mengembangkan
Latihan
Disamping
memberikan tutorial kepada temannya, siswa kelompok cepat dapat juga diminta
untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat dilaksanakan oleh teman –
temannya yang lambat sehingga mereka akan lebih mudah memahami materi
pelajaran. Misalnya, dalam pelajaran matematika siswa yang cepat dalam belajar
dapat diminta untuk membuat soal – soal latihan untuk dikerjakan oleh teman –
temannya. Soal – soal yang dikembangkan tersebut harus disertai dengan kunci
jawaban. Dengan demikian, pelaksanaan tugas ini menuntut kemampuan kognitif
tingkat tinggi karena untuk mampu membuat soal latihan mereka harus menguasai
konsep dengan baik.
Memberikan
kesempatan untuk terlibat dalam suatu proyek. Kegiatan ini dapat dilakukan
untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan, misalnya pengerjaan soal
cerita. Sebagai contoh, ketika mengembangkan kemampuan siswa dalam mengerjakan
soal cerita untuk dikerjakan bersama – sama didalam kelas sebagai latihan.
Disamping itu, mereka juga diminta untuk memberikan komentar terhadap jawaban
yang diberikan oleh siswa yang lain. Selain itu, guru juga dapat meminta siswa
kelompok cepat untuk membuat soal – soal latihan yang akan digunakan guru dalam
kegiatan remidial atau sebagai bahan bagi mereka dalam kegiatan tutor sebaya.
3. Mengembangkan
Media dan Sumber Pembelajaran
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya yang berkaitan dengan
materi yang dipelajari merupakan sesuatu yang menarik bagi siswa kelompok
cepat. Hasil karya tersebut dapat berupa model, permainan atau karya tulis yang
bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar. hasil karya seperti ini, dapat
bermanfaat bagi siswa lin, terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami materi tersebut. Kegiatan ini menuntut kemampuan kognitif tinggi dari
para siswa.
4. Melakukan
Proyek
Salah
satu kegiatan pengayaan yang paling menyenangkan bagi siswa kelompok cepat
adalah mendapat kesempatan untuk terlibat dalam suatu proyek khusus atau
mempersiapkan suatu laporan khusus.
Perhatikan
bahwa dalam memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu proyek atau
laporan adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa tersebut merupakan kegiatan
yang menyenangkan dan berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Melalui
kegiatan ini motivasi belajar siswa akan meningkat. Mereka akan berusaha untuk
mempelajari materi pelajaran berikutnya dengan baik sehingga mereka akan
mendapatkesempatan lagi untuk melakukan proyek. Disamping itu, keterlibatan
siswa dalam melakukan suatu proyek merupakan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan
yang mereka miliki atau untuk menambah
wawasan mengembangkan bakat yang mereka miliki atau untuk menambah wawasan baru
mereka.
5. Memberikan
Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa
Siswa
kelompok cepat biasanya tertantang untuk memecahkan masalah yang cukup sulit.
Oleh karena itu, dalam kegiatan pengayaan guru dapat memberikan tugas kepada
siswa untuk memcahkan suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan materi
pelajaran. Di samping mereka berusaha untuk memecahkan suatu masalah atau permainan
yang diberikan, melalui kegiatan ini mereka juga akan belajar satu sama lain
dengan membandingkan strategi atau teknik yang mereka pergunakan dalam
memecahkan permasalahn atau permainan.
Itulah
beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan guru, baik di dalam kelas maupun di
luar jam sekolah, dalam membantu siswa mengembangkan wawasan sehingga
potensinya berkembang optimal. Kegiatan apapun yang dipilih guru, hendaknya
kegiatan tersebut sesuai dengan karakteristik kegiatan pengayaan. Guskey (1989)
mengemukakan dua karakteristik kegiatan pengayaan , Pertama, kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang menyenangkan dan
memberikan kepuasan atas penguasaannya. Apabila sebelumnya siswa tidak akan
terdorong untuk bekerja sebaik mungkin. Sementar itu, bila kegiatan pengayaan
merupaka kegiatan yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepada siswa mereka
akan memotivasi untuk bekerja dengan baik. Kedua,
kegiatan pengayaan hendaknya merupakan kegiatan yang menantang bagi siswa.
Tugas yang dikerjakan hendaknya tugas yang menuntut penerapan kemampuan
kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan menganalisis dan mensistesis,
mengevaluasi, serta mengkreasi. Meskipun tugas yang demikian sulit bagi siswa,
tugas semacam ini akan merupakan sesuatu yang mendorong dan menantang siswa untuk
mengerjakannya. Keberhasilan mereka dalam mengerjakan tugas – tugas yang sulit
akan memberikan kepuasan tersendiri.
C. FAKTOR
– FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGAYAAN
Dari uraian sebelumnya dapat diketahui
bahwa banyak kegiatan pengayaan yang dapat dilakukan guru dalam upaya membantu
mengembangkan potensinya. Agar kegiatan pengayaan tersebut mencapai tujuan
secara optimal, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan guru dalam
mengemukakan tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan
melaksanakan kegiatan pengayaan. Ketiga faktor tersebut adalah faktor siswa,
manfaat dan waktu.
1. Faktor
Siswa
Dalam
menentukan jenis kegiatan pengayaan yang akan dilaksanakan, guru harus
memperhatikan karakteristik siswa, baik yang berkenaan dengan faktor minat
maupun dengan faktor psikologis lainnya. Kita semua sudah menyadari bahwa
setiap siswa memiliki minat yang berbeda. Ada siswa yang memiliki minat dalam
menulis, tetapi ada juga siswa yang berminat dalam menyampaikan ide secara
lisan. Kesesuaian kegiatan pengayaan dengan minat siswa akan lebih mendorong
siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaiknya, kegiatan pengayaan yang tidak
sesuai dengan minat siswa akan melemahkan semangat siswa dalam mempelajari
sesuatu.
Selain
faktor minat, faktor psikologis lainnya juga perlu dipertimbangkan guru dalam
memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan. Berikut ini beberapa faktor yang
harus diperhatikan guru dalam menentukan kegiatan pengayaan menurut Arikunto
(1986).
a. Kegiatan
diluar kelas lebih disukai siswa daripada kegiatan didalam kelas.
b. Kegiatan
yang menuntut siswa untuk melakukan aktivitas lebih disukai siswa daripada
kegiatan yang hanya dilakukan dibelakang meja.
c. Kegiatan
menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang minat siswa daripada kegiatan yang
sifatnya penjelasan.
d. Kegiatan
yang cepat menunjukkan hasil lebih disukai siswa daripada kegiatan yang
menuntut waktu yang cukup lama.
2. Faktor
Manfaat Edukatif
Sesuai
dengan tujuan utama pemberian kegiatan pengayaan, yaitu untuk memberikan kesempatan
kepada siswa berkembang secara optimal maka kegiatan pengayaan harus memberikan
manfaat bagi siswa. Melalui kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan atau
keterampilan, bahkan nilai / sikap yang dimiliki siswa akan semakin meningkat.
Jangan sampai kegiatan pengayaan yang dilaksanakan merugikan siswa atau
menimbulkan kesulitan bagi siswa sehingga proses perkembangannya terganggu.
3. Faktor
Waktu
Seperti
yang telah disampaikan sebelumnya bahwa kegiatan pengayaan diberikan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dengan memanfaatkan kelebihan waktu,
sementara siswa lain masih melakukan kegiatan remidial. Apabila siswa yang
lambat telah menguasai kompetensi yang sudah ditetapkan dan kegiatan
pembelajaran biasa akan segera dilaksanakan. Semua siswa akan kembali mengikuti
kegiatan belajar bersama – sama lagi.
Sesuai
dengan perbedaan individu yang dimilliki masing – masing sisw, kelebihan waktu
yang dimiliki masing – masing siswa akan berbeda satu sama lain. Oleh karena
itu, disinilah kemampuan dan kretivitas guru dalam memilih dan melaksanakan
kegiatan pengayaan dituntut. Guru harus mampu menyesuaikan jenis kegiatan
pengayaan dengan kebutuhan siswa dan juga dengan waktu yang tersedia. Apabila
waktu kegiatan pengayaan sudah habis, siswa hendaknya telah menguasai materi
pengayaan secara utuh dan siswa sudah dapat melihat hasilnya. Kegiatan seperti
ini akan memberikan kepuasan tersendiri baik bagi siswa maupun bagi kita
sebagai guru.
Itulah
tiga faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih dan melaksanakan
kegiatan pengayaan. Dengan memperhatikan faktor – faktor tersebut diharapkan
kegiatan pengayaan yang dilaksanakan dapat benar – benar bermanfaat bagi siswa
sehingga kemampuannya berkembang secara optimal.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Kegiatan
remidial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
2. Kegiatan
remidial bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran
melalui kegiatan pembelajaran tambahan.
3. Fungsi
kegiatan remidial dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, yaitu :
a. Fungsi
korektif
b. Fungsi
pemahaman
c. Fungsi
penyesuaian
d. Fungsi
pengayaan
e. Fungsi
akselerasi
f. Fungsi terapeutik
4.
Pendekatan dalam kegiatan remidial
a. Pendekatan
yang bersifat preventif
b. Pendekatan
yang Bersifat Kuratif
c. Pendekatan
yang Bersifat Pengembangan
5.
Jenis-jenis kegiatan remidial, yaitu :
a.
Mengajarkan Kembali
b.
Menggunakan Alat Peraga
c.
Kegiatan Kelompok
d.
Tutorial
e.
Sumber Belajar yang Relevan
6.
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang
diberikan kepada siswa kelompok cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang
dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan
keterampilan yang lebih baik.
7.
Jenis kegiatan pengayaan, yaitu :
a. Tutor
Sebaya
b. Mengembangkan
Latihan
c. Mengembangkan
Media dan Sumber Pembelajaran
d. Melakukan
Proyek
e. Memberikan
Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa
8. Faktor –
faktor yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan kegiatan pengayaan
a. Faktor
Siswa
b. Faktor
Manfaat Edukatif
c. Faktor
Waktu
3.2.
Saran
Sebagai seorang
guru yang professional, seharusnya dapat memahami kemampuan siswa agar siswa
dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
Salah satunya untuk siswa yang memiliki kemampuan yang kurang dapat
mengaplikasikan pengajaran remedial.
DAFTAR
PUSTAKA
Anitah W Sri. 2009. Strategi Pembelajaran
di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://massofa.wordpress.com/2008/01/20/memahami-kegiatan-remedial-dan-pengayaan-untuk-perbaikan-pembelajaran.html
http://apsikabnganjuk.blogspot.com/2012/03/hakikat-pembelajaran-pengayaan-dan.html