SEMOGA KEBERUNTUNGAN SELALU BERSAMAMU..
.

Sabtu, 22 Maret 2014

KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Pada proses pembelajaran di sekolah, sering dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan. Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Dengan diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan waktu lebih lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan.
Sebaliknya, jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan. Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.
 Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar guru dihadapkan pada dua tugas utama yaitu menyampaikan meteri pelajaran dan mengelola kelas. Dalam menyampaikan materi pelajaran guru dihadapkan pada masalah-masalah pembelajaran dan dalam mengelola kelas guru dihadapkan pada masalah-masalah  pengelolaan kelas. Untuk mengatasi masalah pembelajaran dituntut pendekatan yang berbeda dengan pendekatan untuk mengatasi masalah pengelolaan kelas. Agar kita sebagai guru dapat membantu siswa yang mengalami masalah , terlebih dahulu kita harus mengetahui apakah masalah yang dihadapi merupakan masalah pembelajaran ataukah masalah pengelolaan kelas.

1.2.    Rumusan Masalah
1.            Apa yang dimaksud dengan kegiatan remedial?
2.            Apa metode yang digunakan kegiatan remidial?
3.            Apa sajakah pendekatan dalam kegiatan remidial?
4.            Apa yang dimaksud dengan kegiatan pengayaan?
5.            Apa fungsi kegiatan pengayaan?

1.3.    Tujuan
1.            Untuk mengetahui apa itu kegiatan remedial.
2.            Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam kegiatan remidial.
3.            Untuk mengetahui berbagai macam pendekatan dalam kegiatan remidial.
4.            Untuk mngetahui apa itu kegiatan pengayaan.
5.            Untuk mengetahui fungsi kegiatan pengayaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KEGIATAN REMIDIAL
A.    HAKIKAT, TUJUAN DAN FUNGSI KEGIATAN REMIDIAL
1.      Hakikat Kegiatan Remidial
Remidial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki ketrampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu. Kalau kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remidial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaikikegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya ditujukan oleh ketidakberhasilan siswa dalam menguasai materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan remidial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
2.      Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remidial
Secara umum, tujuan kegiatan remidial adalah sama dengan pembelajaran biasa, yaitu membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remidial bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan. Melalui kegiatan remdial, siswa dibantu untuk memahami dan mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya dengan memperbaiki cara dan sikap belajarnya, disamping guru sendiri memperbaiki cara mengajarnya.
Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, kegiatan remidial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses pembelajaran. Warkitri, dkk. (1991) menyebutkan enam fungsi kegiatan remidial dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, yaitu :
a.    Fungsi korektif
Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remidial mempunyai fungsi korektif bagi kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remidial guru memperbaiki cara mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya. Berdasarkan hasil analisis kesulitan belajar siswa, guru memperbaiki berbagai aspek proses pembelajaran, mulai dari rumusan tujuan, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan evaluasi. Dalam kegiatan remidial guru merumuskan kembali tujuan pembelajaran sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa; mengorganisasikan kembali materi pelajaran sesuai dengan taraf kemampuan siswa; memilih dan menerapkan berbagai alat bantu pembelajaran untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran yang disajikan; dsb. Disamping itu juga, melalui kegiatan remidial siswa dituntut untuk memperbaiki sikap dan cara belajarnya, sesuai dengan kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya. Apabila siswa menyadari bahwa ketidakpahamannya terhadap materi yang disajikan guru disebabkan oleh ketidakseriusan dalam memperhatikan penjelasan guru atau atau tidak mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh maka siswa harus mengubah sikap tersebut.
b.    Fungsi pemahaman
Kegiatan remidial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiatan remidial akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri siswa. Bagi guru, untuk melaksanakan kegiatan remidial, guru terlebih dahulu harus memahami kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukannya. Sebelum guru menentukan jenis kegiatan remidial yang akan dilaksanakan, guru terlebih dahulu harus mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Sementara itu, melalui kegiatan remidial siswa akan lebih memahami kelebihan dan kelemahan cara belajarnya. Sebelum kegiatan remidial, guru mengajak siswa untuk mengevaluasi kegiatan belajarnya. Dengan pemahaman ini, diharapkan siswa akan memperbaiki sikap dan cara belajarnya sehingga dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.
c.    Fungsi penyesuaian
Kegiatan remidial memiliki fungsi penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan remidial disesuaikan dengan kesulitan dan karakteristik individu siswa yang mengalami kesuilitan belajar. Tujuan dan materi pelajaran disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi individu siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menerapkan kekuatan yang dimiliki individu siswa melalui penerapan berbagai metode mengajar dan media pembelajaran.
Karena semua aspek kegiatan remidial disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik individu siswa, proses pembelajaran tidak lagi merupakan beban bagi siswa. Siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik.
d.    Fungsi pengayaan
Kegiatan remidial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran karena melalui kegiatan remidial guru memanfaatkan sumber belajar, metode mengajar atau alat bantu pembelajaran yang lebih bervariasi dari yang diterapkan guru dalam pembelajaran biasa. Dalam kegiatan remidial guru dapat meminta siswa untuk membaca buku lain yang ada kaitannya dengan materi yang belum dipahami. Guru juga menerapkan metode mengajar dan alat bantu pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga siswa lebih memahami materi pelajaran.
e.    Fungsi akselerasi
Kegiatan remidial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran karena melalui kegiatan remidial guru dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Dengan menambah waktu dan frekuensi pembelajaran, guru telah mempercepat proses penguasaan materi pelajaran oleh siswa. Tanpa kegiatan remidial, siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran akan semakin tertinggal oleh teman-temannya yang telah menguasai materi pelajaran.
f.  Fungsi terapeutik
Kegiatan remidial mempunyai fungsi terapeutik karena melalui kegiatan remidial guru dapat membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosial pribadi. Biasanya siswa yang merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar sering merasa rendah diri atau terisolasi dalam pergaulan dengan teman-temannya. Dengan membantu siswa mencapai prestasi belajar yang lebih baik melalui kegiatan remidial berarti guru telah membantu siswa meningkatkan rasa percaya diri. Tumbuhnya rasa percaya diri membuat siswa tidak merasa rendah diri dan dapat bergaul baik dengan teman-temannya.
3.      Perbedaan Kegiatan Remidial dari Pembelajaran Biasa
Tabel Perbedaan Kegiatan Remidial dari Pembelajaran Biasa
Komponen Pembelajaran
Pembelajaran Biasa
Kegiatan Remidial
TUJUAN
Berlaku bagi semua siswa (klasikal)
Bersifat individual
MATERI
Sama untuk semua siswa
Sesuai dengan kesulitan siswa
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1.  Diikuti semua siswa
2.  Metode dan media bersifat klasikal
1.    Diikuti oleh siswa yang bermasalah
2.    Metode dan media bersifat individual atau kelompok
EVALUASI
Semua untuk semua siswa
Bersifat individual atau kelompok

a.         Tujuan pembelajaran
Rumusan tujuan bersifat individual. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran biasa, tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa. Jadi, bersifat klasikal. Sementara itu, dalam kegiatan remidial, tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru bersifat individual, tergantung pada kesulitan yang dihadapi siswa. Tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa A mungkin berbeda dari tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa B, tergantung pada kompetensi atau tujuan pembelajaran yang belum dikuasainya.
b.         Materi pembelajaran
Materi sesuai dengan kesulitan yang dihadapi. Materi pelajaran dipilih dan diorganisasikan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi pelajaran dalam pembelajaran biasa sama bagi semua siswa, sedangkan materi yag dibahas dalam kegiatan remidial akan berbeda antara materi untuk siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.
c.          Kegiatan pembelajaran
Bersifat individual dan kelompok. Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remidial akan berbeda dari kegiatan pembelajaran biasa. Dalam pembelajaran biasa, yang berpartisipasi adalah seluruh siswa. Guru memperlakukan semua siswa sama. Metode mengajar dan alat bantu pembelajaran yang digunakan guru bersifat klasikal. Sementara itu, dalam kegiatan remidial, pembelajaran hanya diikuti oleh siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar tertentu.

d.         Evaluasi
Alat evaluasi bersifat individual dan kelompok. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Alat evaluasi dikembangkan berdasarkan kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, alat evaluasi dikembangkan dalam pembelajaran biasa bersifat klasikal, sama untuk semua siswa. Sedangkan dalam kegiatan remidial, alat evaluasinya bersifat individual atau kelompok.
B.     PENDEKATAN DALAM KEGIATAN REMIDIAL
1.         Pendekatan yang bersifat preventif
Kegiatan remidial dipandang bersifat preventif apabila kegiatan remidial dilaksanakan untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Kegiatan remidial yang bersifat preventif dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran biasa dilaksanakan.
Anda dapat menggunakan salah satu jenis alat evaluasi yang ditujukan untuk mengetahui kompetensi yang telah dikuasai siswa sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Jenis alat evaluasi tersebut adalah pretest.
Pretest adalah salah satu jenis alat evaluasi yang digunakan guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Berdasarkan hasil pre-test guru dapat mengelompokkan siswa menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok siswa yang akan mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai lebih cepat dari waktu yang telah disediakan, kelompok siswa yang akan mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan waktu yang telah disediakan, dan kelompok siswa yang tidak akan mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Kegiatan remidial yang diberikan kepada kelompok siswa yang tidak akan mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan waktu yang disediakan adalah kegiatan remidial yang bersifat preventif.
2.         Pendekatan yang Bersifat Kuratif
Kegiatan remidial dipandang bersifat kuratif apabila pelaksanaan kegiatan remidial ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah mengikuti pembelajaran biasa. Kegiatan remidial yang bersifat kuratif dilaksanakan karena berdasarkan hasil evaluasi pada kegiatan pembelajaran biasa diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria keberhasilan atau kompetensi minimal yang telah ditetapkan ditetapkan.
Biasanya setelah membahas satu atau beberapa pokok bahasan guru melaksanakan evaluasi formatif. Dari hasil evaluasi formatif tersebut diketahui ada beberapa siswa yang telah mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dan ada pula siswa yang belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan. Bantuan yang diberikan guru kepada kelompok siswa yang belum menguasai kompetensi yang telah ditetapkan merupakan kegiatan remidial yang bersifat kuratif karena guru ingin membantu siswa mempunyai kompetensi yang ditetapkan yang belum dicapainya.
3.    Pendekatan yang Bersifat Pengembangan
Kegiatan remidial dipandang bersifat pengembangan apabila kegiatan remidial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa. Melalui kegiatan remidial yang bersifat pengembangan, guru mengharapkan agar siswa yang mengalami kesuliatan dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan secara bertahap dan segera dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Sementara itu, pada kegiatan yang bersifat kuratif, bantuan akan diberikan guru pada siswa mampu menghitung kekuatan lensa berdasarkan jarak fokus dari soal-soal yang diberikan guru pada waktu evaluasi. Bantuan pada kegiatan remidial yang bersifat kuratif diberikan setelah guru melaksanakan evaluasi.
C.     JENIS-JENIS KEGIATAN REMIDIAL
1.    Mengajarkan Kembali
Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami atau dikuasai siswa. Tentu saja dalam menjelaskan kembali materi tersebut, guru harus berorientasi pada kesulitan yang dihadapi siswa. Apabila siswa kurang memahami konsep, guru sebaiknya memberikan lebih banyak contoh. Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan kesulitan dalam menerapkan konsep, guru hendaknya memberikan lebih banyak contoh penggunaan konsep tersebut dalam suatu kasus tertentu atau memberikan banyak latihan yang menuntut siswa menerapkan konsep yang sedang dibahas.
2.    Menggunakan Alat Peraga
Untuk lebih memudahkan siswa memahami konsep yang belum dikuasainya, guru sebaiknya menggunakan berbagai alat peraga dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan alat peraga tersebut. Apalagi jika pada waktu menjelaskan materi pada pembelajaran pertama kali guru tidak menggunakan alat peraga. Konsep yang sukar dipahami akan lebih mudah dipelajari dan menjadi menarik jika disajikan dengan menggunakan media.

3.    Kegiatan Kelompok
Diskusi ataupun kerja kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang dituntut. Yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan kerja kelompok dalam kegitan remidial adalah menentukan anggota kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa memahami pelajaran apabila diantara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai materi dan mampu menjelaskannya dengan cukup baik kepada siswa lainnya. Kegiatan kelompok sebagai upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan akan sia-sia apabila tidak dibimbing oleh anggota kelompok yang menguasai materi yang sedang dibahas.
4.    Tutorial
Kegiatan tutorial juga dapat diterapkan guru dalam melaksanakan kegiatan remidial. Dalam kegiatan ini guru meminta bantuan siswa lain yang lebih pandai untuk membantu siswa yang menghadapi kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan atau guru dapat juga meminta siswa dari kelas yang lebih tinggi untuk membantu adik kelasnya.
5.    Sumber Belajar yang Relevan
Selain dengan mengajarkan kembali, kegiatan kelompok dan tutorial guru juga dapat menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siswa menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Guru juga dapat meminta siswa mengnjungi suatu instansi tertentu yang berkaitan dengan materi yang belum dikuasainya. Atau guru juga dapat mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian dalam hal materi yang belum dikuasai siswa.

D.    PRINSIP PELAKSANAAN KEGIATAN REMIDIAL
Apapun bentuk kegiatan remidial hendaknya guru memperhatikan hal-hal berikut :
1.    Apabila terdapat beberapa orang siswa yang mengalami kesulitan yang sama, kegiatan remidial tersebut hendaknya diberikan terhadap kelompok siswa secara bersama-sama.
2.    Proporsi bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa.
3.    Kegiatan remidial dapat dilaksanakan sendiri oleh guru, guru bersama-sama siswa atau meminta bantuan siswa lain.
4.    Metode yang diterapkan dalam kegiatan remidial hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan serta dapat membangkitkan motivasi pada diri siswa untuk lebih giat dan berusaha lebih tekun.
E.     PRINSIP PEMILIHAN KEGIATAN
Wardani (1991) menyatakan bahwa dalam memilih bentuk kegiatan kegiatan dan metode yang akan diterapkan dalam kegiatan remidial guru perlu memperhatikan hal-hal berikut :
1.    Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi siswa yang mempunyai daya tangkap lemah.
2.    Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa.
3.    Memanfaatkan penggunaan media yang multi-sensori.
4.    Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar, terutama bagi siswa yang kurang memiliki motivasi untuk belajar.
F.      PROSEDUR KEGIATAN REMIDIAL
1.    Analisis Hasil Diagnosis
Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis, guru akan mengetahui para siswa yang mendapat bantuan. Untuk keperluan kegiatan remidial, tentu yang menjadi sorotan adalah siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan dengan tidak tercapainya kriteria keberhasilan belajar.
2.    Menemukan Penyebab Kesulitan
Sebelum kita mulai, merancang kegiatan remidial, terlebih dahulu kita harus mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan atau menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesulitan ini harus diidentifikasi oleh guru karena gejala kesulitan yang sama ditunjukkan oleh siswa dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda. Informasi tentang faktor penyebab ini akan berpengaruh terhadap pemilihan jenis kegiatan remidial.
3.    Menyusun Rencana Kegiatan Remidial
Komponen-komponen yang harus direncanakan dalam pelaksanaan kegiatan remidial adalah sebagai berikut :
a.    Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran
b.    Menentukan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang telah dirumuskan
c.    Memilih dan merancang kegiatan remidial sesuai dengan masalah dan faktor penyebab kesulitan serta karakteristik siswa
d.   Merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan remidial.
e.    Menentukan jenis, prosedur dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
4.    Melaksanakan Kegiatan Remidial
Setelah rencana pembelajaran selesai disusun, langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan remidial. Semakin cepat siswa dibantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya, semakin besar kemungkinan siswa tersebut berhasil dalam belajarnya. Biasanya kegiatan remidial dilaksanakan di luar jam belajar biasa. Oleh karena itu, dituntut kerelaan dari guru untuk menyediakan waktu tambahan di luar jam belajar, untuk membantu siswa yang memerlukan.
5.    Menilai Kegiatan Remidial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remidial yang telah dilaksanakan, kita harus melaksanakan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan mengkaji kemajuan siswa. Seberapa besar siswa mengalami kemajuan dalam belajarnya. Apabila siswa telah mencapai kemajuan, seperti yang kita harapkan. Berarti kegiatan remidial yang kita rencanakan dan kita laksanakan cukup efektif untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami kemajuan dalam belajarnya atau belum mencapai kemajuan belajar yang diharapkan berarti rencana dan pelaksanaan kegiatan remidial kurang efektif. Untuk itu, guru harus menganalisis setiap komponen pembelajaran, dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
Kompetensi atau Tujuan    : apakah kompetensi atau tujuan yang dirumuskan terlalu tinggi atau terlalu rendah bagi siswa.
Materi                                     : apakah materi terlalu sulit bagi siswa?Adakah materi prasyarat yang belum dikuasai siswa?
Kegiatan                                 : apakah kegiatan remidial yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa?
Waktu                                     : apakah waktu yang disediakan cukup atau kurang ?
Penilaian                                 : apakah alat penilaian yang digunakan sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan?


2.2. KEGIATAN PENGAYAAN
A.    HAKIKAT KEGIATAN PENGAYAAN
Dalam bagian ini, kita akan membahas pengertian, tujuan dan kaitan kegiatan pengayaan dengan kegiatan utuh pembelajaran. Sebagaimana telah disampaikan pada uraian sebelumnya, kegiatan pengayaan diperuntukkan bagi siswa yang tergolong cepat dalam menyelesaikan tugas belajarnya sebelum waktu yang ditentukan melebihi waktu yang perlu dimanfaatkan. Kelebihan waktu yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan hal – hal negatif yang dapat mengganggu jalannya pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu merancang kegiatan bagi siswa yang tergolong cepat agar perkembangan mereka tidak terganggu dan tidak mengganggu siswa lain yang membutuhkan tambahan bimbingan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik.
Kegiatan pengayaan dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran biasa atau diluar jam pelajaran. Sementara siswa lain masih harus mengerjakan tigas belajarnya, siswa yang telah menyelesaikan tugas belajarnya mendapat kegiatan pengayaan untuk meningkatkan wawasannya sehingga potensi yang dimilikinya berkembang optimal. Kegiatan pengayaan ini berkenaan dengan kegiatan pendalaman materi pelajaran yang sedang dipelajari, bukan pembahasan materi pelajaran baru. Dengan demikian, kegiatan pengayaan akan berakhir apabila semua siswa termasuk siswa yang lambat telah menguasai kompetensi yang telah ditetapkan dengan baik.

B.     JENIS KEGIATAN PENGAYAAN
Dalam membantu siswa memanfaatkan sisa waktu yang dimililkinya, guru dapat merancang berbagai kegiatan yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk belajar. Menurut Guskey (1989), kegiatan pengayaan biasanya bersifat belajar mandiri. Kegiatan pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remidial. Yang penting kegiatan pengayaan hendaklah merupakan kegiatan yang menyenangkan dan merangsang kreativitas siswa. Banyak jenis kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam mengembangkan potensi siswa dengan memanfaatkan waktu yang dimililki siswa kelompok cepat. Beberapa diantaranya antara lain :

1.      Tutor Sebaya
Kegiatan tutor sebaya selain dapat digunakan dalam kegiatan remidial, juga sangat efektif untuk kegiatan pengayaan. Membantu siswa lain memahami materi pelajaran dapat merupakan kegiatan penambahan wawasan pengetahuan siswa. Ketika siswa diminta untuk mejelaskan konsep atau ide kepada teman sekelasnya, mereka akan berusaha mencari cara yang terbaik sehingga temannya dapat memahami penjelasannya. Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkat karena disamping mereka harus mencari teknik untuk menjelaskan konsep memberi atau ide tersebut. Bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tutor sebaya memberikan manfaat yang lebih besar bagi tutor daripada bagi siswa yang ditutorinya (Guskey, 1989).
Disamping itu, tutor sebaya dapat mengembangkan kemampuan kognitif tingkat tinggi. Unutk dapat berperan sebagai tutor yang baik, siswa harus mampu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti oleh temannya, mampu memandang suatu konsep atau ide dari berbagai sudut pandang, mampu memikirkan contoh – contoh yang dapat digunakan untuk menjelaskan konsep yang sedang dibahas, serta harus mampu menganalisis berbagai komponen. Dengan demikian, melalui tutor sebaya siswa kelompok cepat dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran disamping mengembangkan kemampuan kognitif tinggi.
2.      Mengembangkan Latihan
Disamping memberikan tutorial kepada temannya, siswa kelompok cepat dapat juga diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat dilaksanakan oleh teman – temannya yang lambat sehingga mereka akan lebih mudah memahami materi pelajaran. Misalnya, dalam pelajaran matematika siswa yang cepat dalam belajar dapat diminta untuk membuat soal – soal latihan untuk dikerjakan oleh teman – temannya. Soal – soal yang dikembangkan tersebut harus disertai dengan kunci jawaban. Dengan demikian, pelaksanaan tugas ini menuntut kemampuan kognitif tingkat tinggi karena untuk mampu membuat soal latihan mereka harus menguasai konsep dengan baik.
Memberikan kesempatan untuk terlibat dalam suatu proyek. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan, misalnya pengerjaan soal cerita. Sebagai contoh, ketika mengembangkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal cerita untuk dikerjakan bersama – sama didalam kelas sebagai latihan. Disamping itu, mereka juga diminta untuk memberikan komentar terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa yang lain. Selain itu, guru juga dapat meminta siswa kelompok cepat untuk membuat soal – soal latihan yang akan digunakan guru dalam kegiatan remidial atau sebagai bahan bagi mereka dalam kegiatan tutor sebaya.
3.      Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya yang berkaitan dengan materi yang dipelajari merupakan sesuatu yang menarik bagi siswa kelompok cepat. Hasil karya tersebut dapat berupa model, permainan atau karya tulis yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar. hasil karya seperti ini, dapat bermanfaat bagi siswa lin, terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut. Kegiatan ini menuntut kemampuan kognitif tinggi dari para siswa.
4.      Melakukan Proyek
Salah satu kegiatan pengayaan yang paling menyenangkan bagi siswa kelompok cepat adalah mendapat kesempatan untuk terlibat dalam suatu proyek khusus atau mempersiapkan suatu laporan khusus.
Perhatikan bahwa dalam memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu proyek atau laporan adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa tersebut merupakan kegiatan yang menyenangkan dan berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Melalui kegiatan ini motivasi belajar siswa akan meningkat. Mereka akan berusaha untuk mempelajari materi pelajaran berikutnya dengan baik sehingga mereka akan mendapatkesempatan lagi untuk melakukan proyek. Disamping itu, keterlibatan siswa dalam melakukan suatu proyek merupakan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan yang mereka miliki atau  untuk menambah wawasan mengembangkan bakat yang mereka miliki atau untuk menambah wawasan baru mereka.
5.      Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa
Siswa kelompok cepat biasanya tertantang untuk memecahkan masalah yang cukup sulit. Oleh karena itu, dalam kegiatan pengayaan guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk memcahkan suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Di samping mereka berusaha untuk memecahkan suatu masalah atau permainan yang diberikan, melalui kegiatan ini mereka juga akan belajar satu sama lain dengan membandingkan strategi atau teknik yang mereka pergunakan dalam memecahkan permasalahn atau permainan.
Itulah beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan guru, baik di dalam kelas maupun di luar jam sekolah, dalam membantu siswa mengembangkan wawasan sehingga potensinya berkembang optimal. Kegiatan apapun yang dipilih guru, hendaknya kegiatan tersebut sesuai dengan karakteristik kegiatan pengayaan. Guskey (1989) mengemukakan dua karakteristik kegiatan pengayaan , Pertama, kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang menyenangkan dan memberikan kepuasan atas penguasaannya. Apabila sebelumnya siswa tidak akan terdorong untuk bekerja sebaik mungkin. Sementar itu, bila kegiatan pengayaan merupaka kegiatan yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepada siswa mereka akan memotivasi untuk bekerja dengan baik. Kedua, kegiatan pengayaan hendaknya merupakan kegiatan yang menantang bagi siswa. Tugas yang dikerjakan hendaknya tugas yang menuntut penerapan kemampuan kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan menganalisis dan mensistesis, mengevaluasi, serta mengkreasi. Meskipun tugas yang demikian sulit bagi siswa, tugas semacam ini akan merupakan sesuatu yang mendorong dan menantang siswa untuk mengerjakannya. Keberhasilan mereka dalam mengerjakan tugas – tugas yang sulit akan memberikan kepuasan tersendiri.

C.     FAKTOR – FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM  MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGAYAAN
Dari uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa banyak kegiatan pengayaan yang dapat dilakukan guru dalam upaya membantu mengembangkan potensinya. Agar kegiatan pengayaan tersebut mencapai tujuan secara optimal, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan guru dalam mengemukakan tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan. Ketiga faktor tersebut adalah faktor siswa, manfaat dan waktu.
1.      Faktor Siswa
Dalam menentukan jenis kegiatan pengayaan yang akan dilaksanakan, guru harus memperhatikan karakteristik siswa, baik yang berkenaan dengan faktor minat maupun dengan faktor psikologis lainnya. Kita semua sudah menyadari bahwa setiap siswa memiliki minat yang berbeda. Ada siswa yang memiliki minat dalam menulis, tetapi ada juga siswa yang berminat dalam menyampaikan ide secara lisan. Kesesuaian kegiatan pengayaan dengan minat siswa akan lebih mendorong siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaiknya, kegiatan pengayaan yang tidak sesuai dengan minat siswa akan melemahkan semangat siswa dalam mempelajari sesuatu.
Selain faktor minat, faktor psikologis lainnya juga perlu dipertimbangkan guru dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan. Berikut ini beberapa faktor yang harus diperhatikan guru dalam menentukan kegiatan pengayaan menurut Arikunto (1986).
a.       Kegiatan diluar kelas lebih disukai siswa daripada kegiatan didalam kelas.
b.      Kegiatan yang menuntut siswa untuk melakukan aktivitas lebih disukai siswa daripada kegiatan yang hanya dilakukan dibelakang meja.
c.       Kegiatan menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang minat siswa daripada kegiatan yang sifatnya penjelasan.
d.      Kegiatan yang cepat menunjukkan hasil lebih disukai siswa daripada kegiatan yang menuntut waktu yang cukup lama.
2.      Faktor Manfaat Edukatif
Sesuai dengan tujuan utama pemberian kegiatan pengayaan, yaitu untuk memberikan kesempatan kepada siswa berkembang secara optimal maka kegiatan pengayaan harus memberikan manfaat bagi siswa. Melalui kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan atau keterampilan, bahkan nilai / sikap yang dimiliki siswa akan semakin meningkat. Jangan sampai kegiatan pengayaan yang dilaksanakan merugikan siswa atau menimbulkan kesulitan bagi siswa sehingga proses perkembangannya terganggu.
3.      Faktor Waktu
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa kegiatan pengayaan diberikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dengan memanfaatkan kelebihan waktu, sementara siswa lain masih melakukan kegiatan remidial. Apabila siswa yang lambat telah menguasai kompetensi yang sudah ditetapkan dan kegiatan pembelajaran biasa akan segera dilaksanakan. Semua siswa akan kembali mengikuti kegiatan belajar bersama – sama lagi.
Sesuai dengan perbedaan individu yang dimilliki masing – masing sisw, kelebihan waktu yang dimiliki masing – masing siswa akan berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, disinilah kemampuan dan kretivitas guru dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan dituntut. Guru harus mampu menyesuaikan jenis kegiatan pengayaan dengan kebutuhan siswa dan juga dengan waktu yang tersedia. Apabila waktu kegiatan pengayaan sudah habis, siswa hendaknya telah menguasai materi pengayaan secara utuh dan siswa sudah dapat melihat hasilnya. Kegiatan seperti ini akan memberikan kepuasan tersendiri baik bagi siswa maupun bagi kita sebagai guru.
Itulah tiga faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan. Dengan memperhatikan faktor – faktor tersebut diharapkan kegiatan pengayaan yang dilaksanakan dapat benar – benar bermanfaat bagi siswa sehingga kemampuannya berkembang secara optimal.


















BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
1.      Kegiatan remidial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
2.      Kegiatan remidial bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan.
3.      Fungsi kegiatan remidial dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, yaitu :
a.     Fungsi korektif
b.    Fungsi pemahaman
c.     Fungsi penyesuaian
d.    Fungsi pengayaan
e.     Fungsi akselerasi
f.      Fungsi terapeutik
4.         Pendekatan dalam kegiatan remidial
a.     Pendekatan yang bersifat preventif
b.    Pendekatan yang Bersifat Kuratif
c.     Pendekatan yang Bersifat Pengembangan
5.         Jenis-jenis kegiatan remidial, yaitu :
                                     a.      Mengajarkan Kembali
                                     b.      Menggunakan Alat Peraga
                                     c.      Kegiatan Kelompok
                                    d.      Tutorial
                                     e.      Sumber Belajar yang Relevan
6.         Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik.
7.         Jenis kegiatan pengayaan, yaitu :
                                 a.     Tutor Sebaya
                                b.     Mengembangkan Latihan
                                 c.     Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran
                                d.     Melakukan Proyek
                                 e.     Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa
8.    Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam  melaksanakan kegiatan pengayaan
                                 a.     Faktor Siswa
                                b.     Faktor Manfaat Edukatif
                                 c.     Faktor Waktu
3.2.    Saran
Sebagai seorang guru yang professional, seharusnya dapat memahami kemampuan siswa agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.  Salah satunya untuk siswa yang memiliki kemampuan yang kurang dapat mengaplikasikan pengajaran remedial.





DAFTAR PUSTAKA
Anitah W Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://massofa.wordpress.com/2008/01/20/memahami-kegiatan-remedial-dan-pengayaan-untuk-perbaikan-pembelajaran.html
http://apsikabnganjuk.blogspot.com/2012/03/hakikat-pembelajaran-pengayaan-dan.html


1 komentar: