BAB
1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Mengingat
mengajar pada hakekatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar
yang harmonis dan menyenangkan, maka diharapkan mampu menumbuhkan berbagai
kegiatan belajar mengajar guru dengan perkataan lain proses belajar mengajar
merupakan proses intraksi edukatif antara guru dengan siswa dengan menciptakan
suasana belajar mengajar yang memberi respons terhadap usaha guru tersebut oleh
sebab itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan
belajar bagi siswa.
Titik
sentral yang harus dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah
tercapainya tujuan pengajaran. Guru sebagai salah satu sumber belajar
berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar
anak didik didalam kelas. salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah
pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai
tujuan pengajaran. Pembelajaran merupakan
kegiatan yang bertujuan melibatkan aktivitas siswa dan guru. Untuk mencapai
tujuan tersebut deperlukan metode sebagai alternatif, sehingga dalam mencapai
tujuan dapat maksimal. Metode mengajar yang digunakan haruslah bervariatif
sehingga tidak menimbulkan kejenuhan aktivitas dalam proses pembelajaran.
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam
pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya
membentuk kemampuan siswa. Dalam proses pembelajaran peserta
didik dan guru harus punya peran sama-sama optimal.
Kegagalan
guru dalam
mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan penentuan metode
tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dan masing-masing
metode pengajaran.
- RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana cara mengajar yang efektif?
2.
Apakah prinsip metode dari metode
pembelajaran?
3.
Faktor apa sajakah yang perlu di
perhatikan dalam metode pembelajaran?
4.
Metode apa sajakah yang ada dalam metode
pembelajaran?
- TUJUAN
1.
Mengetahui tentang cara mengajar yang
efektif
2.
Mengetahui tentang prinsip metode dalam
metode pembelajaran
3.
Mengetahui tentang faktor-faktor dalam
metode pembelajaran
4.
Mengetahui tentang metode- metode
pembelajaran
BAB II
HAKIKAT
DAN FAKTOR-FAKTOR DALAM PEMILIHAN METODE MENGAJAR
A. Hakikat
Metode Mengajar Dalam Pembelajaran
Metode mengajar
merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran
karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk
kemampuan siswa di pelukan adanya suatu metode atau cara mengajar yang efektif.
Prinsip
metode mengajar, terutama berkaitan dengan perkembangan kemampuan siswa:
1. Metode
mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih
jauh terhadap materi pembelajaran (ciriosity).
2. Metode
mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang
kreatif dalam aspek seni.
3. Metode
mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecan masalah.
4. Metode
mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran.
5. Metode
mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (inkuiri) terhadap
suatu topik permasalahan.
6. Metode
mengajar Harus memungkinkan siswa dapat
menyimak.
7. Metode
mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri.
8. Metode
mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama.
9. Metode
mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.
Peggunaan metode mengajar
dalam pembelajaran di tinjau dari segi proses memiliki fungsi-fungsi sbb:
1. Sebagai
alat atau cara untuk mencapai tujuan prmbelajaran atau membentuk kompetensi
siswa.
2. Sebagai
gambaran aktivitas yang harus di tempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan
pembelajaran.
3. Sebagai
bahan petimbangan dalam mentukan alat penilaian pembelajaran.
4. Sebagai
bahan petimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran,
apakah kegiatan dalam kegiatan pembelajaran tersebut perlu diberikan bimbingan
secara individu dan kelompok.
B. Faktor-faktor
yang Perlu Di Perhatikan Dalam Pemilihan Metode Pembelajaran
1. Tujuan
Pembelajaran atau Kompetensi Siswa
Ada beberapa tingkatan dalam tujuan
pembelajaran, tujuan yang paling tinggi yaitu Tujuan Pendidikan Nasional (TPN),
kemudian di jabarkan pada Tujuan Satuan Pendidikan (Institusional), Tujuan
Bidang Studi/Mata Pelajaran, Tujuan Pembelajaran (intruksional). Tujuan bidang
studi adalah tujuan yang harus di capai oleh suatu mata pelajaran atau mutu
bidang stud, sedangkan tujuan pembelajaran (intruksional) adalah tujuan yang
harus di capai dalam suatu pokok bahasan
tertentu.
Ada beberapa tujuan pembelajaran berdasarkan ranah kognitif,
afektif dan psikomotor.
a. Kognitif
Ø Pengetahuan,
lebih menitik baratkan pada kemampuan mengetahui, atau mengingat sesuatu.
Ø Pemahaman,
lebih menekankan pada kemampuan menerjemahkan, memahami sesuatu dan seterusnya.
Ø Penerapan,
lebih menekankan pada kemampuan membuat, mengerjakan atau menggunakan teori
atau rumus.
Ø Analisis,
lebih menekankan pada kemampuan mengkaji, menguraikan, membedakan,
mengidentifikasi dan seterusnya.
Ø Sintesis,
lebih menekankan pada kemampuan menggabungkan, mengelompokan, menyusun, membuat
rencana program dan seterusnya.
b. Afektif
·
Penerimaan, lebih menekan pada kemampuan peka,
atau kemampuan menrima.
·
Partisipasi,
lebih menekan pada turut serta pada suatu kgiatan dan krelaan hati.
·
Penilaian dan menentukan sikap, lebih menekankan
pada menentukan sikap.
c. Psikomotor
Ø Persepsi,
lebih menekankan pada kemampuan berpendapat terhadap sesuatundan peka terhadap
sesuatu hal.
Ø Kesiapan,
kemampuan bersiap diri secara fisik.
Ø Gerakan
terbimbing, kemampuan dalam meniru pekerjaan yang lain/meniru contoh.
Ø Gerakan
terbiasa, keterampilan berpegang pada pola.
Ø Gerakan
yang kompleks, keterampilan yang lincah, cepat dan lancar.
2. Karakteristik
Bahan Pelajaran/Materi Pelajaran
Ada beberapa konsep yang
terdapat dalam materi pelajaran antara lain:
a. Aspek
konsep (concept)
Merupakan subtansi isi
pelajaran yang berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label
atau ide dan gagasan sesuatu. Artinya guru akan memilih metode mana yang
dianggap sesuai jika akan mengajarkan tentang konsep, begitu juga dengan aspek
lainnya.
b. Aspek
fakta (fact),
Merupakan subtansi isi
pelajaran yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data yang
memiliki esensi objek dan waktu, seperti nama dan tahun yang berhubungan dengan
peristiwa atau sejarah.
c. Aspek
prinsip (principle)
Merupakan subtansi isi
pelajaran yang berhubungan dengan dalil, hukum, ketentuan, dan prosedur yang
harus di tempuh.
d. Aspek
nilai (value)
Merupakan subtansi materi
pelajaran yang berhubungan dengan aspek perilaku.
e. Aspek
keterampilan intelektual (intellectual skills)
Merupakan subtansi materi
pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan penyelesaian persoalan,
berpikir sistematis, berpikir logis, berpikir taktis, berpikir inovatif, dan
berpikir ilmiah.
f. Aspek
keterampilan psikomotor (psyhomotor skils)
Merupakan subtansi materi
pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik.
3. Waktu
Yang Di Gunakan
Pemilihan metode mengajar
juga harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dalam jam pelajaran, ada
beberapa metode mengajar yang dianggap
relatif banyak menggunakan waktu, seperti
metode pemecahan masalah, inkuiri.
4. Faktor
Siswa
Aspek yang berkaitan dengan
faktor siswa terutama pada aspek kesegaran mental (faktor antusias dan
kelelahan) jumlah siswa dan kemampuan siswa.
5. Fasilitas
Media dan Sumber belajar
Guru
tidak akan memilih metode mengajar yang memungkinkan menggunakan fasilitas atau
alat belajar yang beragam jika di sekolahnya tidak memiliki fasilitas dan alat
belajar yang lengkap.
C. Pentingnya
Metode Mengajar dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran Maupun Membentuk Kemampuan Siswa
metode mengajar memiliki ketekaitan yang kuat dengan tujuan
pembelajaran. Ketekaitan tersebut dapat
di lihat dari gambaran perilaku maupun kompetensi yang harus di miliki oleh
siswa setelah jam pelajaran dengan cara yang harus di tempuh untuk mencapai
tujuan tersebut.
BAB
III
JENIS-JENIS
METODE MENGAJAR
Metode
mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar
terjadi interaksi dalam proses belajar yang efektif dalam proses pembelajaran.
Setiap metode mengajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam m1embentuk
pengalaman belajar siswa, tetapi satu dengan lainnya menunjang.
1. Metode
Ceramah (Lecture)
Sumantri
dan Permana (l998/l999) menyatakan bahwa metode ceramah adalah cara mengajar
yang paling popular dan banyak dilakukan oleh guru. Hal ini karena metode
ceramah mudah disajikan dan tidak banyak memerlukan media. Metode ceramah
adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara
lisan kepada siswa. Penggunaan metode ceramah sangat tergantung pada kemampuan
guru. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan berbahasa, intonasi
suara, penggunaan media, dan variasi gaya mengajar lainnya sangat menentukan
keberhasilan metode ini.
a. Tujuan
Tujuan metode ceramah adalah
menyampaikan materi pelajaran yang bersifat informasi, yaitu konsep,
pengertian, prinsip-prinsip yang banyak dan luas serta hasil penemuan-penemuan
baru yang belum terpublikasikan secara meluas. Secara lebih khusus tujuan
metode ceramah adalah :
·
Menciptakan landasan pemikiran siswa agar dapat
belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah guru.
·
Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan
permasalahan perting yang terdapat dalam isi pelajaran.
·
Merangsang siswa untuk belajar mandiri dan
menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pengayaan belajar.
·
Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan
penjelasan secara gamblang teori dan prakteknya.
·
Sebagai langkah awal untuk metode yang lain
dalam upaya menjelaskan prosedur yang harus ditempuh siswa. Misalnya sebelum
eksperimen siswa diberi penjelasan tentang apa-apa yang harus dilakukan oleh
siswa.
b.
Karakteristik Metode Ceramah
Metode ceramah digunakan apabila proses pembelajaran yang
dilakukan lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta atau konsep-konsep
sederhana. Proses pembelajarannya dilakukan secara klasikal dengan jumlah siswa
yang relative banyak. Biasanya penggunaan metode ceramah lebih bersifat
monoton, guru lebih banyak berbicara. Oleh karena itu, perlu ada
variasi-variasi terutama gaya dan seni guru dalam berbicara, seperti intonasi,
improvisasi, semangat dan isi pesan yang disampaikan harus benar-benar diminati
oleh siswa.
Ada beberapa kemampuan yang harus diperhatikan oleh guru
untuk mendukung keberhasilan metode ceramah dalam pembelajaran, yaitu :
o
Menguasai teknik-teknik ceramah yang
memungkinkan dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa
o
Mampu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan
bahan pelajaran
o
Menguasai materi pelajaran
o
Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara
sistematik
o
Menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas
Sedangkan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode
ceramah berkaitan dengan kondisi siswa adalah :
o
Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan
pelajaran yang dijelaskan guru
o
Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan
dengan materi yang akan dipelajari
o
Memiliki suasana emosional yang mendukung untuk
memperhatikan dan memiliki motivasi untuk mengikuti pelajaran
c.
Kelebihan Metode Ceramah
§
Murah dalam arti efisien dilihat dari segi
waktu, biaya dan tersedianya waktu
§
Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan
terbatasnya waktu, karakteristik siswa, materi pelajaran dan tersedianya alat
pelajaran
§
Meningkatkan daya dengar siswa dan menumbuhkan
minat belajar dari sumber lain.
§
Meningkatkan daya dengar siswa dan menumbuhkan
minat belajar dari sumber lain.
§
Memperoleh penguatan, dalam arti guru memperoleh
penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari siswa yang diajar jika siswa
memperhatikannya dan kelihatan senang karena mengajarnya guru baik.
§ Ceramah
dapat memberikan wawasan yang luas karena guru dapat menambah dan mengkaitkan
dengan sumber dan materi lain dalam kehidupan sehari-hari.
d.
Kelemahan Metode Ceramah
Ø Siswa
dapat menjadi jenuh terutama kalau guru tidak pandai menjelaskan
Ø Dapat
menimbulkan verbalisme pada siswa
Ø Materi
ceramah terbatas pada yang diingat guru
Ø Bagi
siswa yag keterampilan mendengarkannya kurang akan dirugikan
Ø Siswa
dijejali dengan konsep yang belum tentu dapat diingat terus
Ø Informasi
yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan zaman
Ø Tidak
merangsang berkembangnya kreatifitas siswa
Ø Terjadi
interaksi satu arah yaitu dari guru kepada siswa
e. Langkah-langkah
Pelaksanaan Metode Ceramah
1) Kegiatan Persiapan
a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan harus dirumuskan dengan
jelas sehingga jelas pula apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran selesai.
b) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan
ceramah sangat tergantung pada penguasaan guru terhadap materi yang akan
diceramahkan. Pokok-pokok materi itu harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai. Disamping itu diperlukan pula ilustrasi-ilustrasi atau
contoh-contoh yang relevan untuk memperjelas informasi yang disampaikan.
c) Mempersiapkan alat bantu. Alat
bantu ini dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Disamping itu alat bantu juga dapat membantu meningkatkan kualitas ceramah.
2) Kegiatan Pelaksanaan
Ada tiga kegiatan
yang perlu dilakukan oleh guru yaitu :
a) Kegiatan pembukaan
Dalam
kegiatan pembukaan ini, guru paling tidak harus melakukan :
·
Apersepsi yaitu menanyakan kembali pelajaran
yang lalu.
·
Motivasi yaitu suatu anekdot yang berusaha
mengaitkan peristiwa dalam kehidupan yang berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan.
·
Memberi acuan yaitu menyampaikan tujuan
pengajaran atau pokok-pokok materi yang akan diajarkan.
b) Kegiatan inti pelajaran
Yaitu kegiatan
penyampaian materi pembelajaran melalui informasi lisan. Agar ceramah guru
berkualitas maka guru harus dapat menarik perhatian siswa agar tetap terarah
pada materi yang sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian siswa, guru perlu
melakukan hal-hal berikut:
·
Menjaga kontak pandang dengan siswa secara terus
menerus.
·
Gunakan bahasa yang komunikatif agar mudah
dimengerti siswa.
·
Sajikan materi secara sistematis tidak
meloncat-loncat sehingga tidak membingungkan siswa.
·
Tanggapi respon siswa dengan segera dan secara
antusias.
·
Jagalah suasana kelas agar tetap kondusif dan
menggairahkan untuk belajar.
·
Selang-selingilah ceramah Anda dengan
pertanyaan-pertanyaan/tanya jawab.
c) Kegiatan mengakhiri ceramah
Ceramah harus
diakhiri melalui prosedur tertentu agar materi yang barus diterima tidak
dilupakan. Prosedur itu adalah :
·
Membimbing siswa membuat rangkuman atas materi
yang baru disampaikan.
·
Melakukan
evaluasi formatif.
·
Melakukan tindak lanjut, yaitu mengajarkan
kembali materi yang belum dikuasai siswa atau memberi tugas tambahan jika siswa
telah menguasai materi berdasarkan hasil evaluasi formatif.
2. Metode
Diskusi
Metode
diskusi merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian materinya
melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan
pendapat atau keputusan secara bersama. Menurut Sanjaya (2006), dan Sumantri
dan Permana (1998/1999) menyatakan bahwa metode diskusi diartikan sebagai
siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif
untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang
bersifat problematis.
a.
Tujuan
1) Memecahkan
materi pembelajaran yang berupa masalah atau problematik yang sukar dilakukan
oleh siswa secara perorangan.
2) Mengembangkan
keberanian siswa mengemukakan pendapat.
3) Mengembangkan
sikap toleran terhadap pendapat yang berbeda.
4) Melatih
siswa mengembangkan sikap demokratis, keterampilan berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, menafsirkan dan
menyimpulkan pendapat.
5)
Melatih dan membentuk kestabilan
sosial-emosional.
b.
Karakteristik
Dalam penggunaan
metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topic permasalahan
atau persoalan yang akan menstimulus siswa menyelesaikan permasalahan/persoalan
tersebut. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, perlu dibentuk kelompok
yang terdiri dari beberapa siswa. Kelancaran diskusi sangat ditentukan oleh
moderator yaitu orang yang mengatur jalannya pembicaraan supaya semua siswa
sebagai anggota aktif berpendapat. Tugas utama guru disini lebih banyak
berperan sebagai pembimbing, fasilitator, motivator supaya interaksi aktivitas
siswa dalam diskusi menjadi efektif.
Kemampuan guru yang harus
dipersiapkan dalam melaksanakan pembelajaran diskusi adalah :
o
Mampu merumuskan permasalahan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku
o
Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan
mengidentifikasi permasalahan sera menarik kesimpulan
o
Mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan
kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa
o
Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi
o
Menguasai permasalahan yang didiskusikan
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk
menunjang pelaksanaan diskusi diantaranya adalah :
o
Memiliki motivasi, perhatian dan minat dalam
diskusi
o
Mampu melaksanakan diskusi
o
Mampu menerapkan belajar secara bersama
o
Mampu mengeluarkan isi pikiran/pendapat/ide
o
Mampu menghargai dan menhormati pendapat orang
lain
c. Kelebihan
Metode Diskusi
§
Siswa dapat menguasai materi pelajaran secara
bersama-sama
§ Merangsang
siswa untuk lebih kreatif menyumbangkan gagasan dan ide-ide
§ Melatih
siswa membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan
§ Melatih
siswa mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain
§ Menyajikan
materi yang tidak bisa disajikan oleh metode lain
d.
Kelemahan Metode Diskusi
§
Sering diskusi dikuasai oleh dua atau tiga orang
siswa yang pandai bicara
§ Pembahasan
dalam diskusi cenderung meluas, sehingga hasilnya kabur
§ Diskusi
memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga tidak sesuai dengan jadwal
pelajaran yang ada
§ Dalam
diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional sehingga
menimbulkan ketersinggungan antar siswa yang menyebabkan terganggunya iklim
pembelajaran
§
Kadang-kadang guru tidak menguasai cara
menyelenggarakan diskusi sehingga diskusi cenderung menjadi tanya jawab
e. Langkah-langkah
Pelaksanaan Metode Diskusi
1) Kegiatan Persiapan
§ Merumuskan
tujuan yang ingin dicapai dalam diskusi
§ Mengidentifikasi
masalah yang cukup sulit yang berupa problematik sehingga memerlukan diskusi
untuk memecahkannya.
§
Memilih jenis diskusi yang cocok apakah itu
diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, simposium, atau diskusi panel tergantung
pada tujuan yang ingin dicapai misalnya: apabila tujuan diskusi suatu
persoalan, maka dipilih jenis diskusi kelompok kecil, sedang jika tujuannya
untuk mengembangkan gagasan siswa maka simposium dianggao sebagai jenis diskusi
yang tepat.
2)
Kegiatan
Pelaksanaan Metode Diskusi
a)
Kegiatan Pembukaan
§ Guru
menanyakan materi pelajaran yang pernah diajarkan (apersepsi).
§ Guru
mengemukakan permasalahan yang ada di masyarakat yang ada kaitannya dengan
masalah yang akan didiskusikan.
§
Guru mengemukakan tujuan diskusi serta tata cara
yang harus diperhatikan dalam diskusi.
b)
Kegiatan Inti Pembelajaran
§
Guru mengemukakan materi pelajaran yang berupa
problematik yang akan didiskusikan, dan menjelaskan secara garis besar hakekat
permasalahan tersebut.
§ Guru
berusaha memusatkan perhatian peserta diskusi dengan cara antara lain :
mengingatkan arah diskusi yang sebenarnya, mengakui kebenaran gagasan siswa
dengan menggalang bagian penting yang telah diucapkan siswa, merangkum hasil
pembicaraan pada tahap tertentu sebelum berpindah pada masalah berikutnya.
§ Memperjelas
uraian pendapat siswa karena ide yang disampaikan kurang jelas sehingga sukar
dimengerti oleh anggota diskusi.
§
Menganalisis pAndangan siswa karena terjadi
perbedaan pendapat antar anggota diskusi dengan jalan meneliti apakah alasan
siswa tersebut mempunyai dasar yang kuat, memperjelas hal-hal yang disepakati
dan yang tidak disepakati.
§ Meningkatkan
uraian pendapat siswa dengan jalan mengajukan pertanyaan kunci yang menantang
siswa untuk berpikir, memberi waktu untuk berpikir, memberi komentar positif
terhadap pendapat siswa, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan sikap yang
bersahabat.
§
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi agar
pembicaraan tidak didominasi oleh beberapa orang siswa yang enggan
berpartisipasi, memberi giliran pada siswa yang pendiam, meminta siswa
mengomentari pendapat temannya, dan menengahi pendapat yang saling sama kuat.
c)
Kegiatan Penutup
§
Kegiatan ini meliputi :
§ Meminta
siswa atau wakil kelompok melaporkan hasil diskusi
§ Meminta
siswa lain atau kelompok lain mengomentari dan melengkapi rumusan hasil
diskusi.
§ Melakukan
evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses diskusi.
§
Memberi tugas untuk memperdalam hasil diskusi.
3. Metode
Simulasi
Metode simulasi merupakan metode mengajar yang dapat
digunakan dalam pembelajaran kelompok. Metode simulasi adalah suatu usaha
pembelajaran untuk memperoleh pemahaman akan hakekat suatu konsep atau prinsip,
atau sesuatu keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam
situasi tiruan.
Ada
beberapa jenis metode simulasi, diantaranya :
Ø Bermain
peran (role playing), dalam proses pembelajaran metode ini mengutamakan pola
permainan dalam bentuk dramatisasi.
Simulasi ini lebih menitikberatkan pada tujuan untuk mengingat atau
menciptakan kembali gambaran masa silam yang memungkinkan terjadi pada masa
yang akan datang atau peristiwa yang actual dan bermakna bagi kehidupan
sekarang.
Ø Sosiodrama,
merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok untuk melakukan aktivitas
belajar memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah individu sebagai
makhluk social.
Ø Permainan
simulasi (merupakan bagian dari simulasi yang dalam pembelajarannya siswa
bermain peran sesuai dengan peran yang ditugaskan sebagai belajar membuat suatu
keputusan.
a. Tujuan
·
Tujuan
langsung
a) Untuk melatih
keterampilan tertentu baik yang bersifat profesional maupun kehidupan
sehari-hari.
b) Untuk memperoleh
pemahaman tentang konsep atau prinsip.
c) Untuk latihan
memecahkan masalah.
·
Tujuan
tidak langsung
a) Untuk meningkatkan
aktifitas belajar dengan melibatkan siswa dalam mempelajari situasi yang hampir
sama dengan kejadian sebenarnya.
b) Untuk meningkatkan
motivasi belajar, karena simulasi sangat menarik dan menyenangkan siswa.
c) Melatih siswa
bekerja sama dalam kelompok.
d) Mengembangkan daya
kreatif siswa.
e)
Melatih siswa untuk memahami dan menghargai pendapat orang lain.
b. Karakteristik
Metode belajar simulasi banyak digunakan dalam pembelajaran IPS,
PKn, dan pendidikan agama. Metode belajar simulasi lebih banyak menuntut
aktivitas siswa sehingga metode simulasi sebagai metode berlandaskan CBSA dan
keterampilan proses. Metode ini juga dapat digunakan dalam pembelajaran
berbasis kontekstual. Siswa akan menguasai konsep dan keterampilan intelektual
social dan motorik dalam bidang-bidang yang dipelajarinya serta mampu belajar
melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang
berkelanjutan.
Kemempuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang metode
simulasi diantaranya :
o
Mampu membimbing siswa dan mengarahkan teknik,
prosedur dan peran yang akan dilakukan dalam simulasi
o
Mampu memberikan ilustrasi
o
Mampu menguasai peran yang dimaksud dalam
simulasi tersebut
o
Mampu mengamati secra proses simulasi yang
dilakukan oleh siswa
Kondisi dan kemempuan siswa yang harus diperhatikan dalam
penerapan metode simulasi adalah :
o
Kondisi, minat, perhatian, dan motivasi siswa
dalam bersimulasi
o
Pemahaman terhadap konsep yang akan
menstimulasikan
o
Kemampuan dasr berkomunikasi dan berperan
c. Keunggulan
metode simulasi
o Menciptakan
kegairahan siswa untuk belajar.
o Mengembangkan
daya cipta siswa.
o Siswa
dapat menguasai keterampilan atau konsep-konsep tertentu melalui simulasi.
o Mengembangkan
rasa percaya diri dan perasaan positif.
o Melalui
simulasi kegiatan pembelajaran dapat berlangsung walaupun tidak dalam situasi
dan obyek yang sebenarnya.
o
Melalui simulasi siswa dibantu memahami hal-hal
yang asbtrak melalui kegiatan nyata, walaupun dalam bentuk tiruan.
d. Kelamahan
metode simulasi
o Pengetahuan
dan keterampilan yang disimulasikan tidak selalu sepenuhnya sama dengan
kenyataan di lapangan.
o Simulasi
memerlukan kreatifitas yang tinggi dari guru dan siswa yang kadang-kadang sukar
dipenuhi.
o Perlu
pemahaman siswa tentang materi dan peranannya serta fasilitas pendukung yang
tidak selalu mudah terpenuhi.
o Simulasi
sebagai metode pembelajaran dapat melenceng tujnya menjadi alat hiburan.
o Rasa
malu, ragu-ragu dan tidak menguasai materi akan menyebabkan simulasi tidak mencapai
tujuan.
o
Sering guru tidak melakukan diskusi balikan
setelah selesai pelaksanaan simulasi, sehingga kurang bermanfaat bagi siswa
lainnya.
e. Prosedur
Pelaksanaan Metode Simulasi
§
Menetapkan topic simulasi yang diarahkan oleh
guru
§
Menetapkan kelompok dan topic-topik yang akan
dibahas
§
Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru
tentang prosedur, teknik dan peran yang dimainkan
§
Proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik
dan prosedur dapat dilakukan dengan diskusi
§
Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi
4. Metode
Demonstrasi
Metode diskusi merupakan metode mengajar yang menyajikan
bahan pelajaran dengan mempertunjukan secara langsung objek atau cara melakukan
sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses.
a. Tujuan
ü Mengajarkan
suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh siswa.
ü Mengkongkritkan
informasi atau penjelasan kepada siswa.
ü
Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para
siswa secara bersama-sama.
b. Karakteristik
Metode demonstrasi pada hakikatnya
untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa dalam penguasaan proses objek
tertentu. Metode ini juga identik dengan metode mengajar modeling. Dalam
pelaksanaannya, selain guru yang menjadi model juga dapat mendatangkan
narasumber yang akan mendemonstrasikan objek materi pelajaran.
Kemampuan guru yang harus diperhatikan
dalam menunjang keberhasilan demonstrasi diantaranya :
v
Mampu secara proses dalam melaksanakan
demonstrasi materi atau topic yang dipraktikkan
v
Mampu mengelola kelas, menguasai siswa secara
menyeluruh
v
Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan
v
Mampu melaksanakan penilaian proses
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk
menunjang demonstrasi adalah :
v
Siswa memiliki motivasi, motivasi, perhatian dan
minat dalam topic yang akan didemonstrasikan
v
Memahami tentang tujuan/maksud yang akan
didemonstrasikan
v
Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang
akan digunakan demonstrasi
c. Kelebihan Metode
Demonstrasi
§ Pelajaran
menjadi lebih jelas dan lebih konkrit sehingga tidak terjadi verbalisme.
§ Siswa
akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang didemontrasikan itu.
§ Proses
pembelajaran akan sangat menarik, sebab siswa tak hanya mendengar tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
§ Siswa
akan lebih aktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya sendiri.
§
Menyajikan materi yang tidak bisa disajikan oleh
metode lain.
d. Kelemahan Metode Demonstrasi
§ Tidak
semua guru dapat melakukan demonstrasi dengan baik.
§ Terbatasnya
sumber belajar, alat pelajaran, media pembelajaran, situasi yang sering tidak
mudah diatur dan terbatasnya waktu.
§ Demonstrasi
memerlukan waktu yang lebih banyak dibanding dengan metode ceramah dan tanya
jawab.
§
Metode demonstrasi memerlukan persiapan dan
perancangan yang matang.
e. Prosedur Pelaksanaan Metode Demonstrasi
o
Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan
dalam pembelajaran
o
Memberikan penjelasan tenteng topic yang akan
didemonstrasikan
o
Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian
dan peniruan dari siswa
o
Penguatan (diskusi, Tanya jawab atau latihan)
terhadap hasil demonstrasi
o
Kesimpulan
5. Metode
Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam
penyajiannya atau pembahasan materinya melalui percobaan atau pencobaan sesuatu
serta mengamati secara proses. Eksperimen sulit dipisahkan dengan demonstrasi
karena keduannya kemungkinan dapat digunakan secara bersamaan. Eksperimen dapat
dilakukan kelompok atau individu, di dalam atau luar ruangan. Setiap kegiatan
eksperimen harus dilakukan secara sistemik dan sistematik, yaitu harus dimulai
dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan kajian hasil.
a. Tujuan
ü Siswa
mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh.
ü Siswa
mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaannya.
ü Siswa
mampu menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta,
informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan.
ü Siswa
mampu berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi.
b. Karakteristik
Implementasi pembelajaran eksperimen
selalu menuntut penggunaan alat bantu yang sebenarnya karena esensi
pembelajaran ini adalah mencobakan sesuatu objek. Metode ini lebih mengutamakan
aktivitas siswa sehingga guru cenderung lebih banyak sebagai pembimbing atau
fasilitator. Untuk mendukung efektivitas dan efisiensi pembelajaran eksperimen
diperlukan adanya pedoman pembelajaran untuk siswa.
Kemampuan guru yang harus
diperhatikan agar eksperimen berhasil dengan baik adalah :
·
Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis
sampai pada pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan eksperimen
·
Menguasai konsep yang dieksperimenkan
·
Mampu mengelola kelas
·
Mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen
yang efektif
·
Mampu memberikan penilaian secara proses
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk
menunjang eksperimen adalah :
·
Memiliki motivasi, perhatian, dan minat belajar
melalui eksperimen
·
Memiliki kemampuan untuk melaksanakan eksperimen
·
Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja
keras
·
Mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik
c. Kelebihan Metode Eksperimen
Ø Membuat
siswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri daripada menurut
cerita orang atau buku.
Ø Siswa
aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan
yang dilakukannya.
Ø Dapat
digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah.
Ø Hasil
belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama dalam ingatan.
Ø
Menghilangkan verbalisme.
d. Kelemahan Metode Eksperimen
Ø Memerlukan
peralatan dan bahan percobaan yang lengkap serta umumnya mahal.
Ø Dapat
menghambat lajunya pembelajaran sebab eksperimen umumnya memerlukan waktu lama.
Ø Kesalahan
dalam eksperimen akan berakibat pada kesalahan kesimpulannya.
Ø
Belum tentu semua guru dan siswa menguasai
metode eksperimen.
e. Prosedur Pelaksanaan Metode Eksperimen
§
Mempersiapkan alat bantu (alat eksperimen)
§
Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang
harus dilaksanakan dalam eksperimen
§
Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan
lembaran kerja/pedoman eksperimen yang disusun secara sistematis sehingga siswa
dalam pelaksanaannya tidak banyak mendapat kesulitan dalam membuat laporan
§
Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen
dilakukan dengan diskusi, tanya jawab atau tugas
§
Kesimpulan
6. Metode
Karya Wisata
Pembelajaran outdoor
hamper identik dengan pembelajaran karya wisata (field trip) artinya aktivitas siswa dibawa ke luar kelas. Sagala (2006)
menyatakan bahwa karya wisata atau studi wisata sebagai metode pembelajaran
adalah siswa dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan
maksud untuk mempelajari obyek belajar yang ada di tempat itu.
a. Tujuan
ü Mengkaji
materi pembelajaran tertentu sebagaimana direncanakan dalam kurikulum/silabus.
Misalnya untuk mempelajari cara berternak sapi perah dan pengelolahan susunya,
maka siswa diajak berkarya wisata ke peternakan sapi perah.
ü Melengkapi
materi pelajaran yang tertulis di buku sehingga pemahaman siswa menjadi lebih
jelas dan konkrit.
ü
Memupuk rasa cinta lingkungan, daerah, tanah
air, dan penghargaan terhadap pahlawan serta pemimpin yang berjasa dimasa
silam.
b. Karakteristik
·
Menemukan sumber bahan pelajaran yang sesuai
dengan perkembangan masyarakat
·
Dilaksanakan di luar kelas atau sekolah
·
Memiliki perencaaan
·
Aktivitas siswa lebih muncul dari pada guru
·
Aspek pembelajaran merupakan salah satu
implementasi dari pembelajaran berbasis kontekstual
Kemempuan guru yang harus diperhatikan agar karya wisata
berhasil dengan baik adalah :
·
Mampu mengidentifikasi objek wisata yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran
·
Mampu membuat perencanaan dan panduan siswa
dalam melaksanakan tujuan wisata
·
Mampu mempersiapakan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam karya wisata
·
Mampu mengontrol, memfasilitasi, dan membimbing
aktivitas siswa selama melaksanakan kegiatan
·
Mampu menilai kegiatan karya wisata
Kondisi dan kemampuan siswa yanh harus diperhatikan untuk
menunjang karya wisata adalah :
·
Mampu memahami petunjuk pelaksanaan kerya wisata
·
Mampu menyusun laporan hasil karya wisata
·
Mampu belajar secara mandiri maupun kelompok
·
Mampu menggunakan alat atau bahan yang
diperlukan dalam karya wisata
c. Kelebihan Metode Karya Wisata
o Siswa
dapat belajar langsung di lapangan sehingga pengetahuan yang diperoleh nyata,
hidup, bermakna, dan komperhensif.
o Siswa
dapat menemukan sendiri jawaban dari masalah atau pertanyaan tentang materi
yang dipelajari dengan melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan sendiri
secara langsung.
o Motivasi
dan minat belajar siswa tinggi. Siswa senang belajar melalui karya wisata.
o Guru
diperingan tugasnya dalam menyampaikan materi pelajaran, karena materi
disampaikan oleh nara sumber atau observasi langsung oleh siswa sendiri.
o
Siswa aktif belajar melalui observasi,
wawancara, percobaan, menggolong-golongkan, dan sebagainya.
d. Kelemahan Metode Karya Wisata
o Memerlukan
persiapan yang melibatkan banyak pihak.
o Memerlukan
waktu yang cukup lama, apalagi kalau dilaksanakan terlalu sering dan jauh dari
sekolah, sehingga dapat mengganggu jadwal pelajaran.
o Memerlukan
biaya yang relatif tinggi.
o Memerlukan
pengawasan yang ketat agar siswa fokus kepada tugasnya.
o
Laporan hasil karya wisata biasanya diserahkan
tidak tepat waktu.
e. Prosedur Pelaksanaan Metode Karya Wisata
ü
Manetapkan tujuan dan kompetensi yang akan
dicapai oleh siswa
ü
Mempelajari topic karya wisata
ü
Merumuskan kegiatan yang akan ditempuh
ü
Melaksanakan kegiatan
ü
Menilai kegiatan
ü
Melaporkan hasil kegiatan
7. Metode
Pemecahan Masalah
Metode mengajar pemecahan masalah merupakan metode mengajar
yang banyak mengembangkan kemempuan berfikir tingkat tinggi. Metode pemecahan
massalah sering juga digunakan dalam implementasi pembelajaran terpedu maupun
kontekstual karena pembelajaran ini dikembangkan secara integritas antara
kemampuan siswa dengan topic bahasan maupun lingkungan.
a. Karakteristik
o
Sesuai jika digunakan pada siswa SD kelas tinggi
o
Cenderung pendekatan induktif yang digunakan
dalam proses pembelajaran
o
Siswa belajar mulai dari hal-hal yang khusus
sampai yang umum
Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar pemecahan masalah
berhasil dengan baik diantaranya adalah :
§
Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis
sampai pada pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan pemecahan masalah
§
Menguasai konsep yang di problem solving kan
§
Mampu mengelola kelas
§
Mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan
masalah secara efektif
§
Mampu memberikan penilaian secara proses
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk
menunjang penggunaan metode ini adalah :
§
Memiliki motivasi, perhatian, dan minat belajar
melalui pemecahan masalah
§
Memiliki kemampuan melaksanakan pemecahan
masalah
§
Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja
keras
§
Mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik
b. Keunggulan Metode Pemecahan Masalah
Ø
Mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah
Ø
Mengembangkan kemampuan berfikir kritis
Ø
Mempelajari bahan pelajaran yang actual dengan
kebutuhan dan perkembangan masyarakat
Ø
Jika dilaksanakan dengan kelompok dapat
mengembangkan kemampuan social siswa
Ø
Mengoptimalkan kemampuan siswa
c. Kelemahan Metode Pemecahan Masalah
Ø
Waktu yang digunakan relative lama
Ø
Bahan pelajaran tidak bersifat logis dan
sistematis
Ø
Memerlukan bimbingan dari guru
d. Prosedur Pelaksanaan Metode Pemecahan
Masalah
Ø
Merumuskan dan membatasi masalah
Masalah
yang diambil dari kehidupan seharu-hari atau masalah actual yang biasanya lebih
kompleks. Oleh karena itu, siswa harus merumuskan dulu menjadi masalah yang
jelas dan membatasi masalah tersebut.
Ø
Merumuskan dugaan dan pertanyaan
Siswa
di bawah bimbingan guru ditugaskan untuk membuat pertanyaan atau merumuskan
dugaan atas jawaban dari permasalahan, artinya dugaan tersebut dapat dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.
Ø
Mengumpulkan data dan mengolah data
Untuk
menjawab pertanyaan yang telah diajukan. Data tersebut dapat diperoleh dari
buku, dokumen, atau informasi langsung dari sumbernya.
Ø
Membuktikan dan menjawab pertanyaan
Data-data
yang diperoleh dikelompokkan atau dianalisis atau diklarifikasi untuk menjawab
pertanyaan.
Ø
Merumuskan kesimpulan
Hasil
pembuktian tersebut dirumuskan menjadi alternative jawaban atas pertanyaan yang
telah diajukan dapat berupa alternative tindakan, upaya-upaya untuk masalah
yang dihadapi
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengajar bukan hanya menyampaikan bahan pelajaran kepada
siswa, tetapi merupakan suatu proses upaya dalam membimbing dan memfasilitasi
siswa supaya dapat belajar secara efektif dan efisien. Keberhasilan
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dikembangkan oleh
guru. Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan dalam memilih,
mengembangkan dan menerapkan berbagai metode mengajar dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Metode tersebut bisa berupa metode ceramah, metode diskusi,
metode simulasi, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode karya wisata dan
metode pemecahan masalah. Guru dapat memilih atau menentukan suatu metode
mengajar yang digunakan dalam proses pembelajaran harus mempertimbangkan
factor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran.
Lebih jauh guru harus memiliki kemampuan dalam menerapkan metode tersebut dalam
pembelajaran.
B. Saran
Dengan mempelajari materi ini, diharapkan pembaca dapat
memmpelajari dan mengusai berbagai metode pembelajaran yang ada. Serta diharapkan
pembaca akan dapat memilih metode mana yang cocok untuk digunakan dalam proses
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Sehingga materi
pembelajaran yang diajarkan dapat diterima peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anitah,
Sri. dkk. 2007. Strategi Pembelajaran di
SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Abimanyu,
Soli. dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta
: Direktorat Jendral Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar