BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Guru adalah tenaga profesional sehingga guru tidak dapat disamakan dengan
seorang tukang. Seorang tukang cukup mengikuti petunjuk yang terdapat dalam
buku petunjuk. Sementara guru peranannya adalah sebagai pengelola aktivitas
yang harus bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan manajeman kelas.
Berikut ini adalah uraian tentang macam-macam pendekatan dalam manajemen
kelas yang disarikan Weber (1986;1996;), Entang dan Raka Joni (1983) dan
Depdikbud (1983). Boleh jadi dari macam-macam pendekatan dalam manajemen kelas
itu ada pendekatan yang sudah tidak tepat lagi. Oleh karena itu uraian
macam-macam pendekatan ini dimaksudkan untuk lebih memahamui kekuatan dan kelemahan yang ada pada setiap pendekatan,
sehingga guru tidak terjerumus kedalam penerapan pendekatan yang suda tidak
tepat itu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan
pendekatan buku masak ?
2.
Apa yang dimaksud
dengan pendekatan instruksional?
3.
Apa yang dimaksud
dengan pendekatan pengubahan perilaku ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk menjelaskan
pengertian pendekatan buku masak, instruksional dan pengubahan perilaku.
2.
Untuk menyimpulkan
kekuatan dan kelemahan tiap-tiap pendekatan kelas dalam manajemen kelas.
3.
Untuk menyimpulkan
persamaan dan perbedaan tiap-tiap pendekatan dalam manajemen kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendekatan
Buku Masak
Pendekatan buku masak adalah
pendekatan berbentuk rekomendasi berisi daftar hal yang harus dilakukan atau
yang harus tidak dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe
masalah manajemen kelas tanpa banyak berfikir lagi.
Pendekatan buku masak tidak
dijabarkan atas dasar konsep yang jelas, sehingga tidak ditemukan
prinsip-prinsip yang memungkinkan guru menerapkan secara umum pada
masalah-masalah lain. Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada
diri guru yang mengelola dalam mengelola kelas. Kelemahan lain pendekatan buku
masak adalah apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak dapat
memilih alternatif lain , karena pendekan ini bersifat mekanistik. Guru yang
bekerja degan kerangka acuan buku masak akan merugikan diri sendiri dan tidak
mungkin menjadi manajer kelas yang efektif.
B.
Pendekatan
Insrtuksional
Pendekatan Instruksional adalah
pendekatan yang mendasarkan kepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang
dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar masalah
manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat bahwa pengajaran yang efektif
adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru
adalah merencanakan dengan teliti pelajaran baik, kegiatan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan setiap peserta didik.
Para penganjur pendekatan instruksional
dalam manajemen kelas cenderung memandang perilaku instruksional guru mempunyai
potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas, yaitu :
1. Mencegah
timbulnya masalah manajerial
2. Memecahkan
masalah manajerial kelas
Cukup
banyak contoh yang membuktikan bahwa kegiata belajar mengajar yang direncanakan
dan dilaksanakan dengan baik merupakan faktor utama dalam pencegahan timbulnya
masalah manajemen kelas. Sebaliknya, banyak kenyataan yang mendukung pendirian
bahwa kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan tidak
baik adalah penyebab utama timbulnya masalah manajemen kelas. Oleh karena itu,
para pengembang pendekatan instruksional menyarankan guru dalam mengembangkan
strategi manajemen kelas memperhatikan hal-hal berikut :
1. Menyampaikan
kurikulum dan pelajaran yang menarik, relevan, dan sesuai
Secara
empiris dianggap sebagai penangkal perilaku menyimpang para peserta didik
didalam kelas. Di samping itu, penelitian-penelitian menemukan bukti-bukti
bahwa kunci keberhasilan menajemen kelas ialah kemampuan guru mempersiapkan dan
menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar. Hal itu akan mencegah perhatian
yang kurang, kebosanan dan perilaku menyimpang. Guru yang berhasil adalah guru
yang menyajikan pelajaran yang disiapkan dengan baik, yang berlangsung dengan
lancar dan dengan tempo yang baik, tepat dan jelas arahnya, memberikan kegiatan
yang sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik.
2. Menerapkan
kegiatan yang efektif
Kemampuan
guru mengatur arus dan tempo kegiatan kelas oleh banyak orang sehingga mencegah
peserta didik melainkan tugasnya. Kegiatan guru yang mendesak, bertele-tele dan
terpisah-pisah adalah kegiatan-kegiatan yang tidak efektif, dan akan mengundang
perilaku peserta didik yang menyimpang.
3. Menyediakan
daftar kegiatan rutin kelas
Kegiatan
tersebut merupakan suatu kegiatan yang sehari-hari dilakukan peserta didik.
Informasi kegiatan ini disampaikan guru pada awal pertemuan dengan para peserta
didik di kelas. Proses ini membatasi kemungkinan timbulnya masalah manajemen
kelas seminimal-minimalnya.
4. Memberikan
pengaraha yang jelas
Merupakan
suatu kegiatan yang mengkomunikasikan harapan-harapan yagn diinginkan guru.
Instruksi yang jelas, sederhana, ringkas, tepat pada sasaran , sistematis akan
membantu keefektifan manajemen kelas sehingga masalah-masalah menyimpang yang
disebabkan oleh pengarahan yang buruk dapat dihindari.
5. Menggunakan
dorongan yang bermakna
Suatu
proses usaha guru dalam menunjukkan minat yang sungguh-sungguh terhadap
perilaku peserta didik yang menunjukkan tanda-tanda kebosanan dan keresehan.
Kegiatannya, misalnya, guru dapat mendekati peserta didik, memeriksa
pekerjaannya, memberikan penghargaan pada usahanya, dan memberikan saran-saran
perbaikan lebih lanjut. Dengan cara ini guru membantu peserta didik meneruskan
aktivitasnya dan mencegah timbulnya.
6. Memberikan
bantuan mengatasi rintangan
Merupakan
betuk pertolongan yang diberikan oleh guru untuk membantu peserta didik
menghadapi persoalan yang mematahkan semangat, pada saat mereka benar-benar
memerlukannya. Proses bantuannya dilaksanakan sebelum situasi berkembang hingga
tidak dapat dikuasai. Bantuan mengatasi rintangan ini adalah cara yang sangat
bermanfaat untuk mencegah perilaku menganggu.
7. Merencanakan
perubahan lingkungan
Merupakan
proses mempersiapkan kelas atau lingkungan menghadapi perubahan-perubahan
situasi. Misalnya peserta didik harus disiapkan atas kemungkinan guru tidak
dapat hadir selama beberapa hari dan akan digantikan oleh guru lain.
Perencanaan yang sebelumnya akan membatu peserta didik memahami hal itu dan
akan berperilaku sesuai dengan yang direncanakan guru. Dengan demikian, timbulnya
masalah manajemen kelas dapat dicegah seccara dini. Merencanakan dan merubah
lingkungan kelas adalah proses penciptaan lingkungan yang menyenangkan dan
tertib. Kegiatan ini dimaksudkan memaksimalkan produktivitas dan meminimalkan
perilaku menyimpang dan dirancang dengan baik. Merencanakan dan mengubah
lingkungan kelas diperlukan untuk mencegah atau mengurangi jenis-jenis perilaku
tertentu yang tidak diinginkan.
8. Mengatur
kembali struktur dan situasi
Merupaka
strategi manajerial kelas dalam memulai suatu kegiatan atau mengerjakan tugas
dengan cara yang lain atau cara yang berbeda. Mengubah sifat kegiatan, mengubah
pusat perhatian, atau menggunakan cara baru untuk mengerjaka hal-hal lama akan
efektif mencegah timbulnya masalah manajemen kelas, khususnya yang bersumber
pada perasaan bosan.
C.
Pendekatan
Pengubahan Perilaku
Pendekatan perubahan perilaku didasarkan pada
prinsip-prinsip psikologi behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari pendekatan
ini adalah perilaku merupakan hasil proses belajar. Prinsip ini berlaku baik
bagi perilaku yang sesuai maupun perilaku yang menyimpang. Penganjur pendekatan
ini berpendapat bahwa seorang peserta didik berperilaku menyimpang disebabkan
oleh salah satu dari dua alasan yaitu peserta didik telah belajar berperilaku
yang tidak sesuai dan peserta didik tidak belajar berperilaku yang sesuai
Pendekatan
pengubahan perilaku dibangun atas dasar dua asumsi utama yaitu empat proses
dasar belajar dan pengaruh kejadian-kejadian dalam lingkungan. Tugas guru
adalah menguasai dan menerapkan empat prinsip dasar belajar. Prinsip tersebut
adalah penguatan positif, hukuman, penghentian, dan penguatan negatif.
Penguatan
positif yakni pemberian penghargaan setelah terjadi suatu perbuatan.
Penghargaan menyebabkan perbuatan yang dikuatkan itu semakin meningkat.
Perbuatan yang dihargai tersebut diperkuat dan diulangi di kemudian hari.
Contoh
:
Natsir
membuat karya tulis. Karya tulis itu sangat rapi. Kemudian karya tulis itu
diserahkan (=perbuatan, tingkah laku). Guru memuji karya tulis itu dan
mengatakan bahwa karya tulis yang rapi lebih mudah dan enak dibaca dari pada
karya tulis yang tidak rapi. (=penguatan positif). Dalam karya tulis berikutnya
Natsir lebih bersungguh-sunggh dan tulisannya lebih rapi (=frekuensi perbuatan
yang dikuatkan lebih meningkat)
Hukuman
adalah pemberian pengalaman atau rangsangan yang tidak disukai atau tidak
diinginkan sesudah terjadinya suatu perbuatan. Hukuman menyebabkan suatu
perbuatan yang dikenai hukuman frekuensinaya berkurang dan cenderung tidak
dilanjutkan.
Contoh
:
Tarji
membuat dan menyerahkan makalah yang tulisannya tidak rapi kepada gurunya
(=perbuatan peserta didik). Guru menegur Tarji karena dia tidak berkerja rapi.
Guru mengatakan kepadanya bahwa tulisan yang tidak rapi sukar dibaca. Guru menyuruh supaya Tarji menulis kembali
makalah itu (=hukuman). Dalam makalah berikutnya tulisan Tarji bertambah baik
(=frekuensi perbuatan yang dihukum berkurang).
Penghentian
adalah menahan suatu penghargaan yang diharapkan (=menahan penguatan positif)
yang dalam kejadian sebelumnya perbuatan seperti itu diberi penghargaan.
Penghentian menyebabkan menurunnya frekuensi perbuatan yang sebelumnya
dihargai.
Contoh
:
Marni
yang pekerjaannya rapi selalu dihargai oleh gurunya. Ia menyiapkan sebuah karya
tulis dengan tulisan yang rapi. Kemudian menyerahkannya kepada guru (=perbuatan
peserta didik sebelum dikuatkan oleh guru). Guru menerimanya, kemudian
mengembalikannya kepada Marni tanpa komentar apapun (=menahann penguatan
positif). Pekerjaan Marni menjadi kurang rapi dalam membuat makalah berikutnya
(=frekuensi perbuatan yang sebelumnya menurun).
Penguatan
negatif adalah penarikan rangsangan (hukuman) yang tidak diinginkan atau
disukai sesudah terjadinya suatu perbuatan, yang menyebabkan frekuensi itu
meningkat. Menarik hukuman bermaksud memperkuat perilaku dan meningkatkan
kecenderungan diulangi.
Contoh
:iskandar adalah salah seorang peserta didik yang selalu menyerahkan pekerjaan
(makalah) yang kurang rapi kepada gurunya. Meskipun guru selalu mengomeli
Iskandar, pekerjaannya itu tidak bertambah rapi. Guru kali ini menerima
pekerjaan Iskandar tanpa berkomentar dan tanpa omelan seperti biasanya.
(=menarik hukuman). Ternyata pada kemudian hari pekerjaan Iskandar menjadi
lebih baik (=frekuensi perilaku meningkat).
Mendasarkan
pada urainan di atas guru dapat mendorong perilaku peserta didik yang sesuai
dengan mempergunakan penguatan positif (membreikan penghargaan) dan penguatan
negatif (menarik hukuman). Guru dapat mengurangi perilaku peserta didik yang
menyimpang dengan mempergunakan hukuman (memberikan rangsangan yang tidak
menyenangkan), penghentian (menahan penghargaan yang diharapkan), dan penarikan
(menarik penghargaan dari peserta didik). Hal yang perlu diingat bahwa
konsekuensi-konsekuensi itu memberikan perngaruh pada perilaku peserta didik
sesuai dengan prinsip-prinsip perilaku yang telah terbentuk. Jika guru menghargai
perilaku yang menyimpang, perilaku tersebut cenderung diteruskan. Jika guru
menghukum perilaku yang sesuai, perilaku tersebut cenderung tidak diteruskan.
Penetuan
waktu, frekuensi penguatan dan hukuman adalah prinsip lain yang penting dalalam
pengubahan perilaku. Perbuatan peserta didik yang hendak diperkuat oleh guru
harus dengan segera dikuatkan setelah perbuatan itu terjadi. Perbuatan peserta
didik yang hendak dihentikan harus segera dikenakan hukuman setalah perbuatan
itu terjadi. Perilaku yang tidak di kuatkan dengan segera cenderumg akan
melemah. Perilaku yang tidak dikenakan hukuman dengan segera cenderung akan
menguat. Jadi, penentuan waktu yang tepat untuk
menghargai dan menghukum adalah penting.
Penguatan
yang terus menerus, yaitu penguatan yang meyusul setiap terjadi perilaku menyebabkan makin cepatnya seseorang
mempelajari perilaku tersebut. Jika seorang guru menginginkan penguatan
perilaku siswa tertentu, guru harus menghargai setiap kali perilaku itu
terjadi. Pernguatan terus menerus akan sangat efektif pada tahap awal mempelajari
suatu perilaku.
Ada
dua macam pendekatan untuk penguatan yang berselang waktu pendek, yaitu
penjadwalan selang waktu dan penjadwalan rasio. Penjadwalan selang waktu ialah
pendekatan yang dipergunakan oleh guru memberi penguatan kepada siswa setelah
batas waktu tertentu. Misalnya, guru yang menggunakan penjadwalan selang waktu
akan memberi penguatan kepada seorang siswa setiap jam. Penjadwalan rasio
adalah pendekatan yang digunakan oleh guru memberi penguatan kepada siswa
setelah suatu perbuatan terjadi beberapa kali. Misal, guru yang mengguankan
penjadwalan rasio akan memberi penguatan kepada siswa setelah perbuatan
tertentu terjadi empat kali.
Penghargaan
atau pengutan adalah suatu rangsangan untuk meningkatkan frekuensi perbuatan
yang mendahuluinya. Hukuman adalah sesuatu yang mengurangi frekuesi perbuatan
yang mendahuluinya. Penguatan dapat digolongan dalam dua kategori utama yaitu penguatan primer (diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan seperti air, makanan, rumah) dan pendorong bersyarat
(ujian, rasa kasih sayang dan sebagainya).
Penguatan
bersyarat terdiri dari beberapa tipe saperti penguatan sosial (ujian atau
tepukan), penguatan perlambang (berupa benda atau barang sampai tanda
penghargaan), penguatan nyata (uang atau hadiah), penguatan kegiatan ( bermain
di luar, membaca bebas, diberi kesempatan memilih nyanyian).
Penghargaan
(dan hukuman) dapat dipahami hanya dalam kaitannya dengan peserta didik secara
individual. Penghargaan terhadap seorang peserta didik dapat saja diraskan
sebagai hukuman peserta didik lainnya. Respon yang dimaksudkan oleh guru
sebagai penghargaan dapat dirasakan sebagai hukuman dan respon yang dimaksudkan
sebagai hukuman dapat menjadi penghargaan. Contoh yang sangat lazim sekali
terjadi apabila seorang peserta didik berperilaku menyimpang dengan maksud
menarik perhatian. Tindakan hukuman yang diberikan oleh guru setelah kejaidan
itu sesungguhnya dalah menghargai, bukan menghukum peserta didik yang haus
perhatian itu. Oleh karena itu, peserta didik tersebut meneruskan perilakunya
untuk mendapat perhatian yang didapatkannya.
Tiga
metode yang ditawarkan untuk menemukan penguatan-penguatan yang berorientasi
individual :
1. Mendapatkan
petunjuk mengenai penguatan yang mungkin dengan mengamati apa yang mungkin
dilakukan oleh peserta didik.
2. Mendapatkan
petunjuk tambahan dengan mengamati apa saja yang mengikuti perilaku peserta
didik tertentu.
3. Mendapatkan
petunjuk tambahan dengan hanya menanyakan si anak, apa yang dilakukan pada
waktu senggang, apa yang ingin dimiliki dan untuk apa ia melakukan sesuatu.
Strategi-strategi
yang ditawarkan dalam mengelola kelas :
a. Mempergunakan
Model
Model
adalah proses yang dialami peserta didik dengan mengamati cara perilaku orang
lain mendapatkan perilaku yang baru.
Sebagai suatu strategi manajemen, model dapat dipandang sebagai suatu proses
yang dilakukan guru melalui tingkah lakkunya menampilkan nilai dan sikap yang
dikehendaki dimiliki dan ditampilkn oleh peserta didik.
b. Mempergunakan
Pembentukan
Pembentukan
adalah suatu prosedur dengan cara guru meminta peserta didik menampilkan
serangkaian perilakku yang mendekati atau mirip dengan perilaku yang
diinginkan. Dan pada setiap kali peserta didik menampilkan perilaku yang
mendekati itu guru memberikan penguatan kepada peserta didik sehingga ia mau
secara konsisten menampilkan perilaku yang diinginkan tersebut. Jadi
pembentukan adalah strategi pengubahan perilaku yang dipergunakan untuk
mengembangkan perilaku yang baru.
c. Mempergunakan
Sistem Hadiah
Unsur-unsur
untuk mengubah perilaku sekelompok peserta didik :
1. Seperangkat
instruksi tertulis yang disiapkan dengan telit, yang menggambarkan perilaku
peserta didik yang hendak dikuatkan oleh guru
2. Suatu
sistem yang dirancang dengan baik untuk menghadiahkan barang kepada peserta
didik yang menmpilkan perilaku yang sesuai
3. Seperangkat
prosedur yang memberikan kesempatan kepada peserta didik saling bertukar hadiah
yang mereka peroleh sebagai penghargaan atau memberikan kesempatan terlibat
dalam kegiatan-kegiatan sosial.
d. Mempergunakan
Kontrak Perilaku
Kontrak
adalah suatu kesepakatan antara guru dan peserta didik yang merinci apa yang
diharapkan dilakukan oleh peserta didik dan ganjaran atau konsekuensi yang akan
diperoleh apabila melakukan hal-hal yang disepakati itu. Kontrak perilaku
adalah suatu persetujuan antara guru dan peserta didik yang berperilaku
menyimpang. Persetujuan itu menentukan perilaku yang disetujui oleh peserta
didik untuk ditampilkan dan kemungkinan konsekuensinya apabila peserta didik
menampilkan perilaku tersebut.
e. Mempergunakan
Jatah Kelompok
Penggunaan
jatah kelompok adalah penggunaan prosedur dengan ciri konsekuensi (penguatan
atau hukuman) tidak hanya bergantung kepada perilaku seseorang peserta didik
sendiri, melainkan juga kepada perilaku kelompoknya. Penghargaan kepada setiap
anggota kelompok bergantung salah seorang atau lebih atau pada perilaku seluruh
anggota kelompok lainnya.
f. Penguatan
Alternatif yang Tidak Serasi
Penguatanan
alternatif yang tidak serasi yaitu penguatan yang bertentangan satu dengan yang
lainnya. Penguatan itu terjadi pada situasi guru menghargai perilaku yang tidak
dapat terjadi bersamaan dengan perilaku yang hendak dihilangkan oleh guru.
g. Mempergunakan
Penyuluhan Perilaku
Penyuluhan
perilaku adalah suatu proses yang meliputi pertemuan pribadi antara guru dan
peserta didik. Penyuluhan perilaku ini dimaksudkan tidak sesuai kemudian ia
berusaha merencanakan perubahan. Pertemuan seperti itu akan membantu peserta
didik memahami hubungan antara tindakannya dan konsekuensinya dan
mempertimbangkan tindakan – tindakan alternatif yang mungkin dapat menghasilkan
yang diinginkan.
h. Mempergunakan
Pemantauan Sendiri
Pemantauan
sendiri diartikan sebagai pengelolaan diri sendiri yang memungkinkan peserta
didik mencatat aspek – aspek perilakunya agar ia dapat mengubahnya. Pemantauan
sendiri secara sistematis akan meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap
perilaku yang diharapkan dihilangkan atau dikurangi. Pemantauan diri sendiri
meningkatkan kesadaran diri sendiri melalui pengamatan atas dirinya sendiri.
i.
Mempergunakan Pemberian
Isyarat
Pemberian
isyarat adalah suatu proses untuk merangsang berbuat atau tindakan mengingatkan
secara verbal atau non verbal yang digunakan oleh guru kepada peserta didiknya.
Suatu isyarat dapat digunakan untuk memberi penguatan atau mencegah perilaku
tertentu. Berlainan dengan penguatan, isyarat mendahului respon.
Tiga pokok yang paling
menonjol, yaitu :
1. Penggunaan
hukuman dengan tepat sangat efektif untuk ,enghilangkan perlaku peserta didik
yang menyimpang
2. Penggunaa
hukuman dengan bijaksana pada jenis – jenis situasi tertentu akan dapat
memberikan dampak positif pada perilaku peserta didik, tetapi karena adanya
resiko timbulnya pengaruh sampingan yang negatif, penggunaaa hukuman harus
dipantau dengan seksama
3. Penggunaan
hukuman harus dihindarkan sama sekali karena periaku siswa yang menyimpang
dapat ditangani secara efektif dengan teknik – teknik lain yang tidak mempunyai
pengaruh sampingan yang negatif seperti hukuman
Menurut
Sulzer dan Mayer (1972) memberikan kajian keuntungan dan kerugian penggunaan
hukuman. Keuntungan pemberian hukuman adalah :
a. Hukuman
bersifat memberikan informasi kepada peserta didik karena membantunya
membedakan dengan cepat perilaku yang dibenarkan dan perilaku yang tidak
dibenarkan
b. Hukuman
bersifat memerintah terhadap siswa lain untuk mengurangi kemungkinan peserta
didik lainnya meniru perilaku yang dihukum tersebut.
Adapun
kerugian penggunaa hukuman adalah :
a.
Hukuman dapat
disalahtafsirkan
b.
Hukuman dapat
menyebabkan peserta didik yang dihukum menyisihkan diri sama sekali
c.
Hukuman dapat
menyebabkan pesrta didik yang dihukum menjadi agresif
d.
Hukuman dapat
menghasilkan reaksi negatif di pihak teman – teman sekelasnya
e.
Hukuman dapat
menyebabkan peserta didik yang dihukum bersikap negatif terhadap dirinya
sendiri atau terhadap situasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pendekatan buku masak
adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi daftar hal yang harus dilakukan
atau yang harus tidak dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai
tipe masalah manajemen kelas tanpa banyak berfikir lagi.
2.
Pendekatan
Instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan kepada pendirian bahwa
pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah
timbulnya sebagian besar masalah manajerial kelas.
3.
Pendekatan perubahan
perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme. Prinsip utama
yang mendasari pendekatan ini adalah perilaku merupakan hasil proses belajar.
B. Saran
Berdasarkan
pendekatan-pendekatan yang telah kita pelajari, diharapkan guru dapat
menerapkan sesuai dengan pendekatan yang paling sesuai dengan karakter peserta
didik dan pendidik sehingga akan tercapai tujuan yang optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Ekosiswoyo, Rasdi dan Maman
Rachman. 2000. Manajemen Kelas Sesuai
dengan Kurikulum D-II PGSD. Semarang : CV. IKIP Semarang Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar