SEMOGA KEBERUNTUNGAN SELALU BERSAMAMU..
.

Selasa, 18 Maret 2014

Pendekatan dalam Manajemen Kelas

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Guru adalah tenaga profesional sehingga guru tidak dapat disamakan dengan seorang tukang. Seorang tukang cukup mengikuti petunjuk yang terdapat dalam buku petunjuk. Sementara guru peranannya adalah sebagai pengelola aktivitas yang harus bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan manajeman kelas.
Berikut ini adalah uraian tentang macam-macam pendekatan dalam manajemen kelas yang disarikan Weber (1986;1996;), Entang dan Raka Joni (1983) dan Depdikbud (1983). Boleh jadi dari macam-macam pendekatan dalam manajemen kelas itu ada pendekatan yang sudah tidak tepat lagi. Oleh karena itu uraian macam-macam pendekatan ini dimaksudkan untuk lebih memahamui kekuatan dan  kelemahan yang ada pada setiap pendekatan, sehingga guru tidak terjerumus kedalam penerapan pendekatan yang suda tidak tepat itu.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan pendekatan buku masak ?
2.      Apa yang dimaksud dengan pendekatan instruksional?
3.      Apa yang dimaksud dengan pendekatan pengubahan perilaku ?

1.3  Tujuan
1.      Untuk menjelaskan pengertian pendekatan buku masak, instruksional dan pengubahan perilaku.
2.      Untuk menyimpulkan kekuatan dan kelemahan tiap-tiap pendekatan kelas dalam manajemen kelas.
3.      Untuk menyimpulkan persamaan dan perbedaan tiap-tiap pendekatan dalam manajemen kelas.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pendekatan Buku Masak
            Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi daftar hal yang harus dilakukan atau yang harus tidak dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas tanpa banyak berfikir lagi.
            Pendekatan buku masak tidak dijabarkan atas dasar konsep yang jelas, sehingga tidak ditemukan prinsip-prinsip yang memungkinkan guru menerapkan secara umum pada masalah-masalah lain. Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru yang mengelola dalam mengelola kelas. Kelemahan lain pendekatan buku masak adalah apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain , karena pendekan ini bersifat mekanistik. Guru yang bekerja degan kerangka acuan buku masak akan merugikan diri sendiri dan tidak mungkin menjadi manajer kelas yang efektif.
B.     Pendekatan Insrtuksional
            Pendekatan Instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan kepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar masalah manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat bahwa pengajaran yang efektif adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan teliti pelajaran baik, kegiatan belajar  yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik.
            Para penganjur pendekatan instruksional dalam manajemen kelas cenderung memandang perilaku instruksional guru mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas, yaitu :
1.      Mencegah timbulnya masalah manajerial
2.      Memecahkan masalah manajerial kelas
Cukup banyak contoh yang membuktikan bahwa kegiata belajar mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik merupakan faktor utama dalam pencegahan timbulnya masalah manajemen kelas. Sebaliknya, banyak kenyataan yang mendukung pendirian bahwa kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan tidak baik adalah penyebab utama timbulnya masalah manajemen kelas. Oleh karena itu, para pengembang pendekatan instruksional menyarankan guru dalam mengembangkan strategi manajemen kelas memperhatikan hal-hal berikut :

1.    Menyampaikan kurikulum dan pelajaran yang menarik, relevan, dan sesuai
Secara empiris dianggap sebagai penangkal perilaku menyimpang para peserta didik didalam kelas. Di samping itu, penelitian-penelitian menemukan bukti-bukti bahwa kunci keberhasilan menajemen kelas ialah kemampuan guru mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar. Hal itu akan mencegah perhatian yang kurang, kebosanan dan perilaku menyimpang. Guru yang berhasil adalah guru yang menyajikan pelajaran yang disiapkan dengan baik, yang berlangsung dengan lancar dan dengan tempo yang baik, tepat dan jelas arahnya, memberikan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik.  
2.    Menerapkan kegiatan yang efektif
Kemampuan guru mengatur arus dan tempo kegiatan kelas oleh banyak orang sehingga mencegah peserta didik melainkan tugasnya. Kegiatan guru yang mendesak, bertele-tele dan terpisah-pisah adalah kegiatan-kegiatan yang tidak efektif, dan akan mengundang perilaku peserta didik yang menyimpang.
3.    Menyediakan daftar kegiatan rutin kelas
Kegiatan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sehari-hari dilakukan peserta didik. Informasi kegiatan ini disampaikan guru pada awal pertemuan dengan para peserta didik di kelas. Proses ini membatasi kemungkinan timbulnya masalah manajemen kelas seminimal-minimalnya.
4.    Memberikan pengaraha yang jelas
Merupakan suatu kegiatan yang mengkomunikasikan harapan-harapan yagn diinginkan guru. Instruksi yang jelas, sederhana, ringkas, tepat pada sasaran , sistematis akan membantu keefektifan manajemen kelas sehingga masalah-masalah menyimpang yang disebabkan oleh pengarahan yang buruk dapat dihindari.
5.    Menggunakan dorongan yang bermakna
Suatu proses usaha guru dalam menunjukkan minat yang sungguh-sungguh terhadap perilaku peserta didik yang menunjukkan tanda-tanda kebosanan dan keresehan. Kegiatannya, misalnya, guru dapat mendekati peserta didik, memeriksa pekerjaannya, memberikan penghargaan pada usahanya, dan memberikan saran-saran perbaikan lebih lanjut. Dengan cara ini guru membantu peserta didik meneruskan aktivitasnya dan mencegah timbulnya.
6.    Memberikan bantuan mengatasi rintangan
Merupakan betuk pertolongan yang diberikan oleh guru untuk membantu peserta didik menghadapi persoalan yang mematahkan semangat, pada saat mereka benar-benar memerlukannya. Proses bantuannya dilaksanakan sebelum situasi berkembang hingga tidak dapat dikuasai. Bantuan mengatasi rintangan ini adalah cara yang sangat bermanfaat untuk mencegah perilaku menganggu.  
7.    Merencanakan perubahan lingkungan
Merupakan proses mempersiapkan kelas atau lingkungan menghadapi perubahan-perubahan situasi. Misalnya peserta didik harus disiapkan atas kemungkinan guru tidak dapat hadir selama beberapa hari dan akan digantikan oleh guru lain. Perencanaan yang sebelumnya akan membatu peserta didik memahami hal itu dan akan berperilaku sesuai dengan yang direncanakan guru. Dengan demikian, timbulnya masalah manajemen kelas dapat dicegah seccara dini. Merencanakan dan merubah lingkungan kelas adalah proses penciptaan lingkungan yang menyenangkan dan tertib. Kegiatan ini dimaksudkan memaksimalkan produktivitas dan meminimalkan perilaku menyimpang dan dirancang dengan baik. Merencanakan dan mengubah lingkungan kelas diperlukan untuk mencegah atau mengurangi jenis-jenis perilaku tertentu yang tidak diinginkan.
8.    Mengatur kembali struktur dan situasi
Merupaka strategi manajerial kelas dalam memulai suatu kegiatan atau mengerjakan tugas dengan cara yang lain atau cara yang berbeda. Mengubah sifat kegiatan, mengubah pusat perhatian, atau menggunakan cara baru untuk mengerjaka hal-hal lama akan efektif mencegah timbulnya masalah manajemen kelas, khususnya yang bersumber pada perasaan bosan.

C.    Pendekatan Pengubahan Perilaku
            Pendekatan perubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari pendekatan ini adalah perilaku merupakan hasil proses belajar. Prinsip ini berlaku baik bagi perilaku yang sesuai maupun perilaku yang menyimpang. Penganjur pendekatan ini berpendapat bahwa seorang peserta didik berperilaku menyimpang disebabkan oleh salah satu dari dua alasan yaitu peserta didik telah belajar berperilaku yang tidak sesuai dan peserta didik tidak belajar berperilaku yang sesuai
Pendekatan pengubahan perilaku dibangun atas dasar dua asumsi utama yaitu empat proses dasar belajar dan pengaruh kejadian-kejadian dalam lingkungan. Tugas guru adalah menguasai dan menerapkan empat prinsip dasar belajar. Prinsip tersebut adalah penguatan positif, hukuman, penghentian, dan penguatan negatif.
Penguatan positif yakni pemberian penghargaan setelah terjadi suatu perbuatan. Penghargaan menyebabkan perbuatan yang dikuatkan itu semakin meningkat. Perbuatan yang dihargai tersebut diperkuat dan diulangi di kemudian hari.
Contoh :
Natsir membuat karya tulis. Karya tulis itu sangat rapi. Kemudian karya tulis itu diserahkan (=perbuatan, tingkah laku). Guru memuji karya tulis itu dan mengatakan bahwa karya tulis yang rapi lebih mudah dan enak dibaca dari pada karya tulis yang tidak rapi. (=penguatan positif). Dalam karya tulis berikutnya Natsir lebih bersungguh-sunggh dan tulisannya lebih rapi (=frekuensi perbuatan yang dikuatkan lebih meningkat)
Hukuman adalah pemberian pengalaman atau rangsangan yang tidak disukai atau tidak diinginkan sesudah terjadinya suatu perbuatan. Hukuman menyebabkan suatu perbuatan yang dikenai hukuman frekuensinaya berkurang dan cenderung tidak dilanjutkan.
Contoh :
Tarji membuat dan menyerahkan makalah yang tulisannya tidak rapi kepada gurunya (=perbuatan peserta didik). Guru menegur Tarji karena dia tidak berkerja rapi. Guru mengatakan kepadanya bahwa tulisan yang tidak rapi sukar dibaca.  Guru menyuruh supaya Tarji menulis kembali makalah itu (=hukuman). Dalam makalah berikutnya tulisan Tarji bertambah baik (=frekuensi perbuatan yang dihukum berkurang).
Penghentian adalah menahan suatu penghargaan yang diharapkan (=menahan penguatan positif) yang dalam kejadian sebelumnya perbuatan seperti itu diberi penghargaan. Penghentian menyebabkan menurunnya frekuensi perbuatan yang sebelumnya dihargai.
Contoh :
Marni yang pekerjaannya rapi selalu dihargai oleh gurunya. Ia menyiapkan sebuah karya tulis dengan tulisan yang rapi. Kemudian menyerahkannya kepada guru (=perbuatan peserta didik sebelum dikuatkan oleh guru). Guru menerimanya, kemudian mengembalikannya kepada Marni tanpa komentar apapun (=menahann penguatan positif). Pekerjaan Marni menjadi kurang rapi dalam membuat makalah berikutnya (=frekuensi perbuatan yang sebelumnya menurun).
Penguatan negatif adalah penarikan rangsangan (hukuman) yang tidak diinginkan atau disukai sesudah terjadinya suatu perbuatan, yang menyebabkan frekuensi itu meningkat. Menarik hukuman bermaksud memperkuat perilaku dan meningkatkan kecenderungan diulangi.
Contoh :iskandar adalah salah seorang peserta didik yang selalu menyerahkan pekerjaan (makalah) yang kurang rapi kepada gurunya. Meskipun guru selalu mengomeli Iskandar, pekerjaannya itu tidak bertambah rapi. Guru kali ini menerima pekerjaan Iskandar tanpa berkomentar dan tanpa omelan seperti biasanya. (=menarik hukuman). Ternyata pada kemudian hari pekerjaan Iskandar menjadi lebih baik (=frekuensi perilaku meningkat).
Mendasarkan pada urainan di atas guru dapat mendorong perilaku peserta didik yang sesuai dengan mempergunakan penguatan positif (membreikan penghargaan) dan penguatan negatif (menarik hukuman). Guru dapat mengurangi perilaku peserta didik yang menyimpang dengan mempergunakan hukuman (memberikan rangsangan yang tidak menyenangkan), penghentian (menahan penghargaan yang diharapkan), dan penarikan (menarik penghargaan dari peserta didik). Hal yang perlu diingat bahwa konsekuensi-konsekuensi itu memberikan perngaruh pada perilaku peserta didik sesuai dengan prinsip-prinsip perilaku yang telah terbentuk. Jika guru menghargai perilaku yang menyimpang, perilaku tersebut cenderung diteruskan. Jika guru menghukum perilaku yang sesuai, perilaku tersebut cenderung tidak diteruskan.
Penetuan waktu, frekuensi penguatan dan hukuman adalah prinsip lain yang penting dalalam pengubahan perilaku. Perbuatan peserta didik yang hendak diperkuat oleh guru harus dengan segera dikuatkan setelah perbuatan itu terjadi. Perbuatan peserta didik yang hendak dihentikan harus segera dikenakan hukuman setalah perbuatan itu terjadi. Perilaku yang tidak di kuatkan dengan segera cenderumg akan melemah. Perilaku yang tidak dikenakan hukuman dengan segera cenderung akan menguat. Jadi, penentuan waktu yang tepat untuk  menghargai dan menghukum adalah penting.
Penguatan yang terus menerus, yaitu penguatan yang meyusul setiap terjadi  perilaku menyebabkan makin cepatnya seseorang mempelajari perilaku tersebut. Jika seorang guru menginginkan penguatan perilaku siswa tertentu, guru harus menghargai setiap kali perilaku itu terjadi. Pernguatan terus menerus akan sangat efektif pada tahap awal mempelajari suatu perilaku.
Ada dua macam pendekatan untuk penguatan yang berselang waktu pendek, yaitu penjadwalan selang waktu dan penjadwalan rasio. Penjadwalan selang waktu ialah pendekatan yang dipergunakan oleh guru memberi penguatan kepada siswa setelah batas waktu tertentu. Misalnya, guru yang menggunakan penjadwalan selang waktu akan memberi penguatan kepada seorang siswa setiap jam. Penjadwalan rasio adalah pendekatan yang digunakan oleh guru memberi penguatan kepada siswa setelah suatu perbuatan terjadi beberapa kali. Misal, guru yang mengguankan penjadwalan rasio akan memberi penguatan kepada siswa setelah perbuatan tertentu terjadi empat kali.
Penghargaan atau pengutan adalah suatu rangsangan untuk meningkatkan frekuensi perbuatan yang mendahuluinya. Hukuman adalah sesuatu yang mengurangi frekuesi perbuatan yang mendahuluinya. Penguatan dapat digolongan dalam dua kategori utama  yaitu penguatan primer (diperlukan untuk mempertahankan kehidupan seperti air, makanan, rumah) dan pendorong bersyarat (ujian, rasa kasih sayang dan sebagainya).
Penguatan bersyarat terdiri dari beberapa tipe saperti penguatan sosial (ujian atau tepukan), penguatan perlambang (berupa benda atau barang sampai tanda penghargaan), penguatan nyata (uang atau hadiah), penguatan kegiatan ( bermain di luar, membaca bebas, diberi kesempatan memilih nyanyian).
Penghargaan (dan hukuman) dapat dipahami hanya dalam kaitannya dengan peserta didik secara individual. Penghargaan terhadap seorang peserta didik dapat saja diraskan sebagai hukuman peserta didik lainnya. Respon yang dimaksudkan oleh guru sebagai penghargaan dapat dirasakan sebagai hukuman dan respon yang dimaksudkan sebagai hukuman dapat menjadi penghargaan. Contoh yang sangat lazim sekali terjadi apabila seorang peserta didik berperilaku menyimpang dengan maksud menarik perhatian. Tindakan hukuman yang diberikan oleh guru setelah kejaidan itu sesungguhnya dalah menghargai, bukan menghukum peserta didik yang haus perhatian itu. Oleh karena itu, peserta didik tersebut meneruskan perilakunya untuk mendapat perhatian yang didapatkannya.
Tiga metode yang ditawarkan untuk menemukan penguatan-penguatan yang berorientasi individual :
1.      Mendapatkan petunjuk mengenai penguatan yang mungkin dengan mengamati apa yang mungkin dilakukan oleh peserta didik.
2.      Mendapatkan petunjuk tambahan dengan mengamati apa saja yang mengikuti perilaku peserta didik tertentu.
3.      Mendapatkan petunjuk tambahan dengan hanya menanyakan si anak, apa yang dilakukan pada waktu senggang, apa yang ingin dimiliki dan untuk apa ia melakukan sesuatu.
Strategi-strategi yang ditawarkan dalam mengelola kelas :
a.       Mempergunakan Model
Model adalah proses yang dialami peserta didik dengan mengamati cara perilaku orang lain mendapatkan  perilaku yang baru. Sebagai suatu strategi manajemen, model dapat dipandang sebagai suatu proses yang dilakukan guru melalui tingkah lakkunya menampilkan nilai dan sikap yang dikehendaki dimiliki dan ditampilkn oleh peserta didik.
b.      Mempergunakan Pembentukan
Pembentukan adalah suatu prosedur dengan cara guru meminta peserta didik menampilkan serangkaian perilakku yang mendekati atau mirip dengan perilaku yang diinginkan. Dan pada setiap kali peserta didik menampilkan perilaku yang mendekati itu guru memberikan penguatan kepada peserta didik sehingga ia mau secara konsisten menampilkan perilaku yang diinginkan tersebut. Jadi pembentukan adalah strategi pengubahan perilaku yang dipergunakan untuk mengembangkan perilaku yang baru.
c.       Mempergunakan Sistem Hadiah
Unsur-unsur untuk mengubah perilaku sekelompok peserta didik :
1.      Seperangkat instruksi tertulis yang disiapkan dengan telit, yang menggambarkan perilaku peserta didik yang hendak dikuatkan oleh guru
2.      Suatu sistem yang dirancang dengan baik untuk menghadiahkan barang kepada peserta didik yang menmpilkan perilaku yang sesuai
3.      Seperangkat prosedur yang memberikan kesempatan kepada peserta didik saling bertukar hadiah yang mereka peroleh sebagai penghargaan atau memberikan kesempatan terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial. 
d.      Mempergunakan Kontrak Perilaku
Kontrak adalah suatu kesepakatan antara guru dan peserta didik yang merinci apa yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik dan ganjaran atau konsekuensi yang akan diperoleh apabila melakukan hal-hal yang disepakati itu. Kontrak perilaku adalah suatu persetujuan antara guru dan peserta didik yang berperilaku menyimpang. Persetujuan itu menentukan perilaku yang disetujui oleh peserta didik untuk ditampilkan dan kemungkinan konsekuensinya apabila peserta didik menampilkan perilaku tersebut.
e.       Mempergunakan Jatah Kelompok
Penggunaan jatah kelompok adalah penggunaan prosedur dengan ciri konsekuensi (penguatan atau hukuman) tidak hanya bergantung kepada perilaku seseorang peserta didik sendiri, melainkan juga kepada perilaku kelompoknya. Penghargaan kepada setiap anggota kelompok bergantung salah seorang atau lebih atau pada perilaku seluruh anggota kelompok lainnya.
f.       Penguatan Alternatif yang Tidak Serasi
Penguatanan alternatif yang tidak serasi yaitu penguatan yang bertentangan satu dengan yang lainnya. Penguatan itu terjadi pada situasi guru menghargai perilaku yang tidak dapat terjadi bersamaan dengan perilaku yang hendak dihilangkan oleh guru. 
g.      Mempergunakan Penyuluhan Perilaku
Penyuluhan perilaku adalah suatu proses yang meliputi pertemuan pribadi antara guru dan peserta didik. Penyuluhan perilaku ini dimaksudkan tidak sesuai kemudian ia berusaha merencanakan perubahan. Pertemuan seperti itu akan membantu peserta didik memahami hubungan antara tindakannya dan konsekuensinya dan mempertimbangkan tindakan – tindakan alternatif yang mungkin dapat menghasilkan yang diinginkan.
h.      Mempergunakan Pemantauan Sendiri
Pemantauan sendiri diartikan sebagai pengelolaan diri sendiri yang memungkinkan peserta didik mencatat aspek – aspek perilakunya agar ia dapat mengubahnya. Pemantauan sendiri secara sistematis akan meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap perilaku yang diharapkan dihilangkan atau dikurangi. Pemantauan diri sendiri meningkatkan kesadaran diri sendiri melalui pengamatan atas dirinya sendiri.
i.        Mempergunakan Pemberian Isyarat
Pemberian isyarat adalah suatu proses untuk merangsang berbuat atau tindakan mengingatkan secara verbal atau non verbal yang digunakan oleh guru kepada peserta didiknya. Suatu isyarat dapat digunakan untuk memberi penguatan atau mencegah perilaku tertentu. Berlainan dengan penguatan, isyarat mendahului respon.
Tiga pokok yang paling menonjol, yaitu :
1.    Penggunaan hukuman dengan tepat sangat efektif untuk ,enghilangkan perlaku peserta didik yang menyimpang
2.    Penggunaa hukuman dengan bijaksana pada jenis – jenis situasi tertentu akan dapat memberikan dampak positif pada perilaku peserta didik, tetapi karena adanya resiko timbulnya pengaruh sampingan yang negatif, penggunaaa hukuman harus dipantau dengan seksama
3.    Penggunaan hukuman harus dihindarkan sama sekali karena periaku siswa yang menyimpang dapat ditangani secara efektif dengan teknik – teknik lain yang tidak mempunyai pengaruh sampingan yang negatif seperti hukuman
Menurut Sulzer dan Mayer (1972) memberikan kajian keuntungan dan kerugian penggunaan hukuman. Keuntungan pemberian hukuman adalah :
a.    Hukuman bersifat memberikan informasi kepada peserta didik karena membantunya membedakan dengan cepat perilaku yang dibenarkan dan perilaku yang tidak dibenarkan
b.    Hukuman bersifat memerintah terhadap siswa lain untuk mengurangi kemungkinan peserta didik lainnya meniru perilaku yang dihukum tersebut.
Adapun kerugian penggunaa hukuman adalah :
a.         Hukuman dapat disalahtafsirkan
b.         Hukuman dapat menyebabkan peserta didik yang dihukum menyisihkan diri sama sekali
c.         Hukuman dapat menyebabkan pesrta didik yang dihukum menjadi agresif
d.        Hukuman dapat menghasilkan reaksi negatif di pihak teman – teman sekelasnya
e.         Hukuman dapat menyebabkan peserta didik yang dihukum bersikap negatif terhadap dirinya sendiri atau terhadap situasi






















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi daftar hal yang harus dilakukan atau yang harus tidak dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas tanpa banyak berfikir lagi.
2.      Pendekatan Instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan kepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar masalah manajerial kelas.
3.      Pendekatan perubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari pendekatan ini adalah perilaku merupakan hasil proses belajar.

B.     Saran
Berdasarkan pendekatan-pendekatan yang telah kita pelajari, diharapkan guru dapat menerapkan sesuai dengan pendekatan yang paling sesuai dengan karakter peserta didik dan pendidik sehingga akan tercapai tujuan yang optimal.













DAFTAR PUSTAKA
Ekosiswoyo, Rasdi dan Maman Rachman. 2000. Manajemen Kelas Sesuai dengan Kurikulum D-II PGSD. Semarang : CV. IKIP Semarang Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar