SEMOGA KEBERUNTUNGAN SELALU BERSAMAMU..
.

Sabtu, 22 Maret 2014

MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL MENGAJAR

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latarbelakang
Sudah bertahun-tahun para ahli meneliti dan menciptakan berbagai macam pendekatan mengajar. Salah satunya dikembangkan oleh para ahli di bidang pembelajaran, menelaah bagaimana pengaruh tingkah laku mengajar tertentu terhadap hasil belajar siswa.        Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Joyce dan Weil (1996) dan Joyce, Weil, dan Shower (1992), setiap pendekatan yang ditelitinya dinamakan model pembelajaran, meskipun salah satu dari beberapa istilah lain digunakan seperti strategi pembelajaran, metode pembelajaran, atau prinsip pembelajaran.
Setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Arends (1997), dan para pakar pembelajaran lainnya berpendapat bahwa tidak ada model pembelajaran yang lebih baik daripada model pembelajaran yang lain. Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beranekaragam dan lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini. Menguasai sepenuhnya model-model pembelajaran yang banyak diterapkan merupakan proses belajar sepanjang hayat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan model belajar itu dan apa saja tipe model belajar?
2.      Apakah yang dimaksud dengan rumpun model mengajar?
C.     Tujuan
1.      Mengatahui apa itu model belajar dan tipe model belajar.
2.      Mengetahui apa itu rumpun model mengajar dan bagaimana penerapannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    MODEL-MODEL BELAJAR
Belajar Kolaboratif
1.   Hakikat Belajar Kolaboratif
Dua unsur yang penting dalam belajar koaboratif adalah (1) adanya tujuan yang sama dan (2) ketergantungan yang positif.
     Pertama ,dalam mencapai tujuan tertentu siswa bekerja ama dengan teman untuk menentukan strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.Dua orang siswa atau sekelompok kecil siswa berdiskusi untuk mencari jalan keluar ,menetapkan keputusan bersama.Diskusi para pelajar menimbulkan perasaan bahwa persoalan yang sedang didiskusikan bersama adalah milik bersama.
     Kedua ,ketergantungan yang positif maksudnya adalah setiap anggota kelompok hanya dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama.Dengan demikian ,dalam belajar kolaboratif ketergantungan individu sangat tinggi.Ketergantungan individu dapat dibantu dengan sejumlah cara ,antara lain :
a.       Beri peran khusus setiap anggota kelompok untuk memainkan peran sebagai pengamat,pengklarifikasi,perekam dan pendorong.
b.      Bagilah tugas menjadi sub-subtugas yang diperlukan untuk melengkapi keberhasilan tugas.Setiap anggota diberi suatu subtugas.Hasilnya kemudian diputuskan bersama.
Prinsip-Prinsip Belajar Kolaboratif :
a.       Mengajarkan keterampilan kerjasama ,mempraktikkan dan balikan diberikan dalam hal seberapa baik keterampilan-keterampilan digunakan.
b.      Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yag kohesif.
c.       Individu-individu diberi tanggungjawab untuk kegiatan belajar dan perilaku masing-masing.

2.Manfaat Belajar Kolaboratif
a.       Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam kelompok merupakan faktor berpengaruh terhadap penguasaan konsep.
b.      Pelajar belajar memecahkan masalah bersama dlam kelompok.
c.       Memupuk rasa kebersamaan antarsiswa,setiap indivdu tidak dapat lepas dari kelomponya ,mereka perlu mengenali sifat,pendapat yang berbeda dan mampu mengelolanya.
d.      Eningkatan keneranian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan masalah bagi setiap individu yang diarahkan untuk mengajarkan aatau memberi tahu kepada teman kelompoknya jika mengetahui dan menguasai permasalahan.
e.       Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama dalam bekerja agar tidak terjadi tumpang tindih atau perbedaan pendapat.
f.       Setiap anggota memiliki dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki tanggung jawab karena kebersamaan dalam belajar menyebabkan mereka juga sangat memperhatikan kelompok.  
           
Belajar Kuantum
1.Hakikat Belajar Kuantum
Model belajar ini muncul untuk menangglangi masalah yang paling sukar di sekolah,yaitu “kebosanan”.Istilah kuantum secara harfiah berarti “kualitas sesuatu”,mekanis  (yang berkenaan dengan gerak).Kuantum mekanis merupakan suatu studi tentang gerakan-gerakan partikel-partikel subatomic (Shelton ,1999).Quantum learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar.
     Quantum Learning baerakar dari upaya Lozanov dengan eksperimennya tentang suggestopedia.Prinsipnya bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif atau negatif.Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah sebagai berikut :

a.       Mendudukkan siswa secara nyaman.
b.      Memasang musik latar didalam kelas.
c.       Meningkatkan partisipasi individu.
d.      Menggunakan poster untuk memberikan kesan besar sambil menunjukkan informasi.
e.       Menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pembelajaran sugesti.
2.Prinsip-prinsip Belajar Kuantum
a.       Segalanya berbicara ,segala sesuatu,lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru,dari kertas yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran,semuanya mengirim pesan tentang belajar.
b.      Segalanya bertujuan,semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan,yaitu para siswa mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran.
c.       Berkat dari pengalaman,proses belajar saling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum memperoleh label untuk sesuatu yang dipelajari.
d.      Hargai setiap usaha,belajar mengandung risiko,belajar berarti melangkah ke luar dari kenyamanan,saat siswa mengambil langkah ini,mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan dirinya.
e.       Rayakan setiap keberhasilan,perayaan memberikan umpan balik tentang kemajuan belajar dan meningkatkan asosiasi emosi yang positif.sebagai guru,kita layak menanampak bibit kesuksesan dan selalu menghubungkan belajar dengan perayaan karena perayaan membangun keinginan untuk sukses.

3. Manfaat Belajar Kuantum
a.       Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar.
b.      Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sebagai pendorong belajar.
c.       Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
d.      Apa pun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.

Belajar Kooperatif
1. Hakikat Belajar Kooperatif
Kooperasi berarti bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tujuan.dalam kegiatan kooperatif,seseorang mencari hasil yang menguntungkan bagi dirinya dan menguntungkan pula bagi seluruh anggota sekelompok.belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja bersama untuk memasimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan anggota yang lain.
2. Prinsip Belajar Kooperatif dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
c. Kelompok mempunyai tujuan yang sama.
d.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
e.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
f.Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sedangkan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
a.       Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b.      Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
c.       Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain
Perbedaan antara belajar kooperatif dengan belajar kelompok dapat dilihat dalam tabel berikut  :
Belajar Kooperatif
Belajar Kelompok
Memiliki beragam model dan teknik
Hanya memiliki satu model yaitu beberapa siswa tergabung dalam satu kelompok
Memiliki struktur,jumlah,dan teknik tertentu
Memiliki satu cara yaitu menyelesaikan tugas tertentu bersama-sama
Mengaktifkan semua anggota kelompok untuk berperan serta dalam penyelesaian tugas tertentu
Menimbulkan gejala ketergantungan antaranggota kelompok
Bbelajar kooperatif menggalang potensi sosialisasi diantara anggotanya
Sangat tergantung dariniat baik setiap anggota kelompok

3.Manfaat Belajar Kooperatif
a.       Meningkatkan hasil belajar pelajar.
b.      Meningkatkan hubungan antar kelompok.
c.       Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar.Belajar kooperatif dapat membina sifat kebersamaan ,peduli satu sama lain.
d.      Menumbuhkan ealisasi kebutuhan pelajar untuk belajar berpikir.
e.       Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
f.       Meningkatkan perilaku dan kehadiran dikelas.
g.      Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus utuk menerapkannya.

4.Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif
a.       Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
b.      Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.
c.       Model belajar koopertif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasa materi ajar,materi ajar harus dipilih sebaik-baiknya agar sesuai misi belajar kooperatif.
d.      Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.
e.       Memerlukan kemampuan khusus pada guru untuk mengkaji berbagai teknik pelaksanaan belajar kooperatif.

Belajar Tematik
1.      Hakikat Belajar Tematik
Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokok (tema),dan melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang berkaitan dengan tema.Pendekatan ini dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk menciptakan konteks dalam berbagai jenis pengembangan yang terjadi sehingga apa yang dipelajari atau dibahas disajikan secara utuh dan menyeluruh,bukan bagian-bagian dari satu konsep yang utuh.Pappas (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang digunakan guru untuk mendorong partisipasi aktif pelajar dalam kegiatan-kegiatan  yang difokuskan pada suatu topik yang disukai pelajar dan diilih untuk belajar.
2.Prinsip Belajar Tematik
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung.Semua kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut.Meinbach (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik mengombinasikan struktur,urutan,dan strategi yang diorganisasikan dengan baik.Kegiatan-kegiatan,bacaan,dan bahan-bahan digunakan untuk mengembangkan  konsep-konsep tertentu.
Para ahli mengansumsikan bahwa  belajar tematik merupakan suatu cara untuk mencapai kepertaduan kurikulum.Meinbach (1995) mengatakan dalam pembelajaran bahasa,unit tematik merupakan suatu epitome (kerangka isi) pembelajaran bahasa secara keseluruhan (membaca,menulis,menyimak dan berbicara).Pappas (1995) mengatakan bahwa belajar tematik mencerminkan pola-pola berpikir ,tujuan dan konsep-kosep umum bidang ilmu.
3.Karakteristik Pembelajaran Tematik
a.       Memberikan  pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi pembelajar untuk menilai dan memanipulasinya.
b.      Menciptakan kegiatan dimana anak meggunakan semua pemikirannya.
c.       Membangun kegiatan sekitar minat-minatumum pembelajar.
d.      Membantu pembelajar menegembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang didasarkan pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan.
e.       Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek perkembangan kognitif ,emosi ,sosial dan fisik.
f.       Mengakomodasi kebutuhan pebelajar untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik ,interaksi sosial ,kemandiriandan harga yang positif.
g.      Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman dalam pengertian.
h.      Menghargai perbedaan individu ,atar belakang budaya ,dan pengalaman di keluarga yang dibawa pebelajar ke kelasnya.
i.        Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar.
4.Perlunya Pembelajaran Tematik
a.       Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh ,global ,tematis ,makin meningkatnya kecerdasan dan makin terperinci serta spesifik pemahamannya terhadap konsep tertentu.
b.      Siswa SD kelas awal mengembnagkan kecerdasannya secara komprehensif ,semua unsur kecerdasan ingin dikembangkannya sehinnga muncul konsep pentingnya multiple intelligent utuk dikembangkan.
c.       Kenyataan hidup sehari-hari menampikan fakta yang utuh dan teatis.
d.      Ada konteksnya.
e.       Guru Sd adalah guru kelas ,akan lebih mudah mengajar satu konsep secra utuh.
5.Manfaat Belajar Tematik
a)      Dengan menggabungkan kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan,karena tumpang tindih materi dapat di kurangi bahkan dihilangkan.
b)      Siswa mampu melihat hubungan yang bermakna sebab isi/materi sebagai sarana atau alatbukan tujuan akhir.
c)      Pembelajarn menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak   terpecah- pecah.
d)     Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.





B.     RUMPUN MENGAJAR
1.          Rumpun Model Sosial
Model pembelajaran sosial (Sosial Famly) menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan peserta didik agar memiliki kecakapan untuk berhubu-ngan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap peserta ddik yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas social. Inti dari model sosial ini adalah konsep “synergy” yaitu energy atau tenaga yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan model sosial pembelajaran diarahkan pada upaya melibatakn peserta didik dalam menghayati, mengkaji, menerapkan dan menerima fungsi dan peran social. Model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, membimbing peserta didik mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah, mengumpukan data yang relevan, dan mengembangkan serta menguji hipotesis. Karena itu guru seyogyanya mengorganisasikan belajar melalui kerja kelompok dan mengarahkannya.
Jenis model pembelajaran
a.       Partner in learning / kerja kelompok
Model ini dirancang untuk memberikan bimbingan kepada siswa untuk mendefinisikan/ menemukan masalah, menggali berbagai pandangan terhadap masalah, dan belajar bersama untuk menguasai informasi, ide, dan keterampilan yang secara simultan mengembangkan kompetensi.
b.      Jurisprudential
Model ini dirancang untuk melatih kemampuan mengolah informasi dan menyelesaikan isu kemasyarakatan dengan kerangka acuan atau cara berfikir jurisprudential (ilmu tentang hukum-hukum manusia).






c.       Role Playing (bermain peran)
Model ini dirancang untuk mengajak siswa dalam menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial melalui tingkah laku mereka sendiri dan nilai-nilai yang menjadi sumber dari penyelidikan itu. Bermain peran juga membantu siswa mengumpulkan dan menata informasi mengenai isu-isu sosial, mengembangkan rasa empati kepada teman, dan mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial siswa.
d.      Kepribadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pembelajar dan guru yakin bahwa semua itudapat berkembang. Perkembangan dapat terjadi sercra optimal apabila lingkungan menyediakan cara kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.

2.          Rumpun Model Pemprosesan Informasi
Model-model pembelajaran dalam rumpun ini bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi yaitu cara-cara manusia menanggapi rangsangan dari lingkungan, mengorganisasikan data, mengenali masalah dan mencoba mencari solusinya, serta mengmebangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menangani masalah tersebut. Model dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan intelektual secara umum, dan penekanan konsep serta informasi yang berasal dar disiplin ilmu secara akademis.
Jenis mode-model pembelajaran yang termasuk rumpun pengolahan informasi:
a)      Berfikir Induktif
Model ini merupakan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi ,serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendeskripsikan hubungan diantara serangkaian data.Model ini dapat digunakan untukberbagai jenis kurikulum secara luas dan dengan pebelajar semua umur misalnya studi tentang masyarakat ,bangsa ,dan sejarah yang memerlukan belajar konsep.

b)      Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan topik-topik yang berskala luas kepeda pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
c)      Latihan Inkuiri
Dirancang untuk melibatkan siswa berpikir sebab-akibat dan melatih mengajukan pertanyaan secara lancar dan tepat.
d)     Mnemonik
Mnemonik merupakan suatu strategi unuk mengingat dan maneasimilasi informasi. Guru dapat menggunakan mnemonik untuk membimbing penyajian materi. Disini guru mengajar dengan suatu cara sehingga pembelajar dapat dengan mudah menyerap informasi.
e)   Sinektik
Model ini dirancang untuk membantu pembelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-kegiatan serta menambahkan pandangan – pandangan baru pada topik-topik dari suatu bidang ilmu yang luas.
f)       Pengorganisasian Awal
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pembelajar untuk memahami materi.

3.      Rumpun Model Personal
Model-model pembelajaran yang tergolong rumpun ini menekankan pada pengembangan pribadi. Model-model ini menekankan pada proses membangun /mengkonstruksi dan mengorganisasi realiata, yang memandang manusia sebagai pembuat makna. Seringkali, model-model pembelajaran rumpun ini memberikan banyak perhatian pada kehidupan emaosional. Fokus model pembelajaran ditekankan  untuk membantu individu dalam mengembangkan hubungan produktif dengan lingkungannya dan untukmelihat dirinya sendiri.


Jenis-jenis rumpun model personal
1.      Pengajaran Nondirectif
Model ini menekankan pada kemitraan antara siswa dan guru. Guru berusaha membantu siswa memahami perannya dalam pendidikan mereka sendiri. Pada kesempatan untuk mencapai tujuan , guru menyediakan informasi tentang seberapa jauh kemajuan yang dicapai dan membantu pembelajar memecahkan masalah.
2.      Peningkatan Harga Diri
Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat membimbing kegitan-kegiatan kerjasama dengan pembelajar untuk meyakinkan dan memberikan gambaran tentang pribadi si pembelajar sebaik mungkin.

4.      Rumpun Model Sistem Perilaku
Semua model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku, seperti teori belajar perilaku, teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau perilaku terapi. Model-model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki.
Jenis-jenis  rumpun model sistem perilaku 
1.      Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram
Aplikasi teori sistem perilaku untuktujuan akademik tanpak dalambentuk yang disebut belajar tuntas atau mastery learning. Pertama , materi yang dipelajaridipecah menjadi unit-unit dari yang sederhana sampai ke komlpeks. Pembelajar mengerjakan bagian demi bagian dengan cara maju berkelanjutan.
2.      Pembelajaran langsung
Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan secara langsung kepada siswa, serangkaian kegiata yang jelasberkaitan dengan tujuan , monitoring yang cermat dari kemajuan – kemajuan belajar, balikan tentang hasil belajar serta taktik-taktik unk penilaian yang lebih efektif dikaitkan dengan serangkaian panduan untuk memperoleh kegiatan belajar.
3.      Belajar Melalui simulasi : Latihan dan Latihan Mandiri
Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok cybernetic (cabang psikologi). Menurut prinsip ini, semua perilaku manusia melibatkan suatu pola gerak yang tampak. Perilaku tersebut meliputi perilaku yang tidak terlihat, seperti berpikir dan perilaku yang tampak. Dalam situasi tertentu, individu akan memodifikasi perilakunya sesuai dengan masukan yang mereka terima dari lingkungan. Mereka akan menata perilakunya dan pola-pola responnya sesuai dengan masukan-masukan dari lingkungan. Peran guru dalam model ini sebagai fasilitator dan melalui simulasi siswa, guru hendaknya mempertahankan perannya sebagai pendukung sikap-sikap siswa yang diperankannya.






















BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Dalam proses belajar tenyata terdapat bermacam-macam model belajar, sesuai dengan materi yang akan disampaikan inilah yang perlu diketahui oleh pendidik, dalam hal ini seorang guru untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam belajar.
Disaamping itu ada rumpun model mengajar yang lebih menekankan pada cara membelajarkan sebuah materi terhadap siswa.
  1. Saran
Model belajar dan rumpun model pengajaran sangatlah penting dalaam dunia pendidikan karena ini menyangkut berhasil atau tidaknya pembelajaran yang disampaikan.
Oleh karena itu bagi calon pendidik ataupun yang sudah memiliki anak didik perlu mengetahui serta memraktekannya dalam proses belajar.











DAFTAR PUSTAKA


Anitah W.,Sri dkk.2007.Strategi  Pembelajaran di SD.Jakarta:UT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar