BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latarbelakang
Sudah
bertahun-tahun para ahli meneliti dan menciptakan berbagai macam pendekatan
mengajar. Salah satunya dikembangkan oleh para ahli di bidang pembelajaran,
menelaah bagaimana pengaruh tingkah laku mengajar tertentu terhadap hasil
belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Joyce dan Weil (1996) dan Joyce, Weil, dan Shower (1992), setiap
pendekatan yang ditelitinya dinamakan model
pembelajaran, meskipun salah satu dari beberapa istilah lain digunakan
seperti strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, atau prinsip
pembelajaran.
Setiap model pembelajaran memerlukan
sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit
berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada
ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Arends (1997), dan para pakar
pembelajaran lainnya berpendapat bahwa tidak ada model pembelajaran yang lebih
baik daripada model pembelajaran yang lain. Guru perlu menguasai dan dapat
menerapkan berbagai model pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang beranekaragam dan lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa
ini. Menguasai sepenuhnya model-model pembelajaran yang banyak diterapkan
merupakan proses belajar sepanjang hayat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model belajar
itu dan apa saja tipe model belajar?
2. Apakah yang dimaksud dengan rumpun
model mengajar?
C. Tujuan
1. Mengatahui apa itu model belajar dan
tipe model belajar.
2. Mengetahui apa itu rumpun model
mengajar dan bagaimana penerapannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MODEL-MODEL
BELAJAR
Belajar Kolaboratif
1. Hakikat
Belajar Kolaboratif
Dua unsur yang penting
dalam belajar koaboratif adalah (1) adanya tujuan yang sama dan (2)
ketergantungan yang positif.
Pertama ,dalam mencapai tujuan tertentu siswa bekerja ama dengan
teman untuk menentukan strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.Dua
orang siswa atau sekelompok kecil siswa berdiskusi untuk mencari jalan keluar
,menetapkan keputusan bersama.Diskusi para pelajar menimbulkan perasaan bahwa
persoalan yang sedang didiskusikan bersama adalah milik bersama.
Kedua ,ketergantungan yang positif maksudnya adalah setiap
anggota kelompok hanya dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota
bekerja sama.Dengan demikian ,dalam belajar kolaboratif ketergantungan individu
sangat tinggi.Ketergantungan individu dapat dibantu dengan sejumlah cara
,antara lain :
a. Beri
peran khusus setiap anggota kelompok untuk memainkan peran sebagai
pengamat,pengklarifikasi,perekam dan pendorong.
b. Bagilah
tugas menjadi sub-subtugas yang diperlukan untuk melengkapi keberhasilan
tugas.Setiap anggota diberi suatu subtugas.Hasilnya kemudian diputuskan
bersama.
Prinsip-Prinsip
Belajar Kolaboratif :
a.
Mengajarkan
keterampilan kerjasama ,mempraktikkan dan balikan diberikan dalam hal seberapa
baik keterampilan-keterampilan digunakan.
b. Kegiatan
kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yag kohesif.
c. Individu-individu
diberi tanggungjawab untuk kegiatan belajar dan perilaku masing-masing.
2.Manfaat
Belajar Kolaboratif
a. Meningkatkan
pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam kelompok merupakan faktor
berpengaruh terhadap penguasaan konsep.
b. Pelajar
belajar memecahkan masalah bersama dlam kelompok.
c. Memupuk
rasa kebersamaan antarsiswa,setiap indivdu tidak dapat lepas dari kelomponya
,mereka perlu mengenali sifat,pendapat yang berbeda dan mampu mengelolanya.
d. Eningkatan
keneranian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan masalah bagi setiap
individu yang diarahkan untuk mengajarkan aatau memberi tahu kepada teman
kelompoknya jika mengetahui dan menguasai permasalahan.
e. Memupuk
rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama dalam bekerja
agar tidak terjadi tumpang tindih atau perbedaan pendapat.
f. Setiap
anggota memiliki dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki tanggung
jawab karena kebersamaan dalam belajar menyebabkan mereka juga sangat
memperhatikan kelompok.
Belajar Kuantum
1.Hakikat Belajar
Kuantum
Model
belajar ini muncul untuk menangglangi masalah yang paling sukar di
sekolah,yaitu “kebosanan”.Istilah kuantum secara harfiah berarti “kualitas
sesuatu”,mekanis (yang berkenaan dengan
gerak).Kuantum mekanis merupakan suatu studi tentang gerakan-gerakan
partikel-partikel subatomic (Shelton ,1999).Quantum learning merupakan
seperangkat metode dan falsafah belajar.
Quantum Learning baerakar dari upaya Lozanov dengan
eksperimennya tentang suggestopedia.Prinsipnya bahwa sugesti dapat mempengaruhi
hasil belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif atau negatif.Beberapa
teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah sebagai berikut :
a. Mendudukkan
siswa secara nyaman.
b. Memasang
musik latar didalam kelas.
c. Meningkatkan
partisipasi individu.
d. Menggunakan
poster untuk memberikan kesan besar sambil menunjukkan informasi.
e. Menyediakan
guru-guru yang terlatih dalam seni pembelajaran sugesti.
2.Prinsip-prinsip
Belajar Kuantum
a. Segalanya
berbicara ,segala sesuatu,lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru,dari kertas
yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran,semuanya mengirim pesan tentang
belajar.
b. Segalanya
bertujuan,semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan,yaitu para siswa
mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran.
c. Berkat
dari pengalaman,proses belajar saling baik terjadi ketika siswa telah mengalami
informasi sebelum memperoleh label untuk sesuatu yang dipelajari.
d. Hargai
setiap usaha,belajar mengandung risiko,belajar berarti melangkah ke luar dari
kenyamanan,saat siswa mengambil langkah ini,mereka patut mendapat pengakuan
atas kecakapan dan kepercayaan dirinya.
e. Rayakan
setiap keberhasilan,perayaan memberikan umpan balik tentang kemajuan belajar
dan meningkatkan asosiasi emosi yang positif.sebagai guru,kita layak menanampak
bibit kesuksesan dan selalu menghubungkan belajar dengan perayaan karena
perayaan membangun keinginan untuk sukses.
3.
Manfaat Belajar Kuantum
a. Suasana
kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar.
b. Siswa
dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sebagai pendorong
belajar.
c. Siswa
belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
d. Apa
pun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.
Belajar Kooperatif
1. Hakikat Belajar Kooperatif
Kooperasi berarti bekerja sama
untuk menyelesaikan suatu tujuan.dalam kegiatan kooperatif,seseorang mencari
hasil yang menguntungkan bagi dirinya dan menguntungkan pula bagi seluruh
anggota sekelompok.belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan
kelompok kecil sehingga siswa bekerja bersama untuk memasimalkan kegiatan
belajarnya sendiri dan anggota yang lain.
2. Prinsip Belajar
Kooperatif dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Prinsip
Dasar Dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
c. Kelompok mempunyai tujuan yang sama.
d.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
e.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
f.Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
c. Kelompok mempunyai tujuan yang sama.
d.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
e.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
f.Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sedangkan
ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
a.
Siswa dalam kelompok
secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang
akan dicapai.
b.
Kelompok dibentuk dari
siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi,
sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku
yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
c.
Penghargaan lebih
menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.Dalam pembelajaran
kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling
berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan
pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu
belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain
Perbedaan antara belajar kooperatif
dengan belajar kelompok dapat dilihat dalam tabel berikut :
Belajar
Kooperatif
|
Belajar
Kelompok
|
Memiliki beragam model dan teknik
|
Hanya memiliki satu model yaitu
beberapa siswa tergabung dalam satu kelompok
|
Memiliki struktur,jumlah,dan
teknik tertentu
|
Memiliki satu cara yaitu
menyelesaikan tugas tertentu bersama-sama
|
Mengaktifkan semua anggota
kelompok untuk berperan serta dalam penyelesaian tugas tertentu
|
Menimbulkan gejala ketergantungan
antaranggota kelompok
|
Bbelajar kooperatif menggalang
potensi sosialisasi diantara anggotanya
|
Sangat tergantung dariniat baik
setiap anggota kelompok
|
3.Manfaat
Belajar Kooperatif
a. Meningkatkan
hasil belajar pelajar.
b. Meningkatkan
hubungan antar kelompok.
c. Meningkatkan
rasa percaya diri dan motivasi belajar.Belajar kooperatif dapat membina sifat
kebersamaan ,peduli satu sama lain.
d. Menumbuhkan
ealisasi kebutuhan pelajar untuk belajar berpikir.
e. Memadukan
dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
f. Meningkatkan
perilaku dan kehadiran dikelas.
g. Relatif
murah karena tidak memerlukan biaya khusus utuk menerapkannya.
4.Keterbatasan
Pembelajaran Kooperatif
a. Memerlukan
waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
b. Memerlukan
latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.
c. Model
belajar koopertif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasa materi
ajar,materi ajar harus dipilih sebaik-baiknya agar sesuai misi belajar
kooperatif.
d. Memerlukan
format penilaian belajar yang berbeda.
e. Memerlukan
kemampuan khusus pada guru untuk mengkaji berbagai teknik pelaksanaan belajar
kooperatif.
Belajar
Tematik
1. Hakikat
Belajar Tematik
Belajar tematik didefinisikan
sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokok (tema),dan
melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang berkaitan dengan tema.Pendekatan
ini dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk menciptakan konteks dalam berbagai
jenis pengembangan yang terjadi sehingga apa yang dipelajari atau dibahas
disajikan secara utuh dan menyeluruh,bukan bagian-bagian dari satu konsep yang
utuh.Pappas (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran
yang digunakan guru untuk mendorong partisipasi aktif pelajar dalam
kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada
suatu topik yang disukai pelajar dan diilih untuk belajar.
2.Prinsip
Belajar Tematik
Belajar tematik menggunakan tema
sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung.Semua kegiatan belajar
dipusatkan sekitar tema tersebut.Meinbach (1995) mengatakan bahwa pembelajaran
tematik mengombinasikan struktur,urutan,dan strategi yang diorganisasikan
dengan baik.Kegiatan-kegiatan,bacaan,dan bahan-bahan digunakan untuk
mengembangkan konsep-konsep tertentu.
Para ahli mengansumsikan bahwa belajar tematik merupakan suatu cara untuk
mencapai kepertaduan kurikulum.Meinbach (1995) mengatakan dalam pembelajaran
bahasa,unit tematik merupakan suatu epitome (kerangka isi) pembelajaran bahasa
secara keseluruhan (membaca,menulis,menyimak dan berbicara).Pappas (1995)
mengatakan bahwa belajar tematik mencerminkan pola-pola berpikir ,tujuan dan
konsep-kosep umum bidang ilmu.
3.Karakteristik
Pembelajaran Tematik
a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang
nyata bagi pembelajar untuk menilai dan memanipulasinya.
b. Menciptakan
kegiatan dimana anak meggunakan semua pemikirannya.
c. Membangun
kegiatan sekitar minat-minatumum pembelajar.
d. Membantu
pembelajar menegembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang didasarkan
pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan.
e. Menyediakan
kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek perkembangan kognitif
,emosi ,sosial dan fisik.
f. Mengakomodasi
kebutuhan pebelajar untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik ,interaksi
sosial ,kemandiriandan harga yang positif.
g. Memberikan
kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman dalam pengertian.
h. Menghargai
perbedaan individu ,atar belakang budaya ,dan pengalaman di keluarga yang
dibawa pebelajar ke kelasnya.
i.
Menemukan cara-cara
untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar.
4.Perlunya
Pembelajaran Tematik
a. Pada
dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh ,global ,tematis
,makin meningkatnya kecerdasan dan makin terperinci serta spesifik pemahamannya
terhadap konsep tertentu.
b. Siswa
SD kelas awal mengembnagkan kecerdasannya secara komprehensif ,semua unsur
kecerdasan ingin dikembangkannya sehinnga muncul konsep pentingnya multiple
intelligent utuk dikembangkan.
c. Kenyataan
hidup sehari-hari menampikan fakta yang utuh dan teatis.
d. Ada
konteksnya.
e. Guru
Sd adalah guru kelas ,akan lebih mudah mengajar satu konsep secra utuh.
5.Manfaat
Belajar Tematik
a)
Dengan menggabungkan kompetensi dasar
dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan,karena tumpang
tindih materi dapat di kurangi bahkan dihilangkan.
b)
Siswa mampu melihat hubungan yang
bermakna sebab isi/materi sebagai sarana atau alatbukan tujuan akhir.
c)
Pembelajarn menjadi utuh sehingga
siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang
tidak terpecah- pecah.
d)
Dengan adanya pemaduan antar mata
pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
B. RUMPUN
MENGAJAR
1.
Rumpun Model Sosial
Model
pembelajaran sosial (Sosial Famly) menekankan pada usaha mengembangkan
kemampuan peserta didik agar memiliki kecakapan untuk berhubu-ngan dengan orang
lain sebagai usaha membangun sikap peserta ddik yang demokratis dengan
menghargai setiap perbedaan dalam realitas social. Inti dari model sosial ini
adalah konsep “synergy” yaitu energy atau tenaga yang terhimpun melalui
kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan
model sosial pembelajaran diarahkan pada upaya melibatakn peserta didik dalam
menghayati, mengkaji, menerapkan dan menerima fungsi dan peran social. Model
sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, membimbing peserta
didik mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah,
mengumpukan data yang relevan, dan mengembangkan serta menguji hipotesis.
Karena itu guru seyogyanya mengorganisasikan belajar melalui kerja kelompok dan
mengarahkannya.
Jenis model
pembelajaran
a. Partner
in learning / kerja kelompok
Model ini dirancang
untuk memberikan bimbingan kepada siswa untuk mendefinisikan/ menemukan
masalah, menggali berbagai pandangan terhadap masalah, dan belajar bersama
untuk menguasai informasi, ide, dan keterampilan yang secara simultan
mengembangkan kompetensi.
b. Jurisprudential
Model ini dirancang
untuk melatih kemampuan mengolah informasi dan menyelesaikan isu kemasyarakatan
dengan kerangka acuan atau cara berfikir jurisprudential (ilmu tentang
hukum-hukum manusia).
c.
Role Playing (bermain peran)
Model ini dirancang untuk
mengajak siswa dalam menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial melalui tingkah
laku mereka sendiri dan nilai-nilai yang menjadi sumber dari penyelidikan itu.
Bermain peran juga membantu siswa mengumpulkan dan menata informasi mengenai
isu-isu sosial, mengembangkan rasa empati kepada teman, dan mengembangkan
keterampilan-keterampilan sosial siswa.
d.
Kepribadian dan Gaya
Belajar
Dalam model ini
dikemukakan adanya gaya belajar pembelajar dan guru yakin bahwa semua itudapat
berkembang. Perkembangan dapat terjadi sercra optimal apabila lingkungan
menyediakan cara kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual
seseorang.
2.
Rumpun Model
Pemprosesan Informasi
Model-model
pembelajaran dalam rumpun ini bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi
yaitu cara-cara manusia menanggapi rangsangan dari lingkungan,
mengorganisasikan data, mengenali masalah dan mencoba mencari solusinya, serta
mengmebangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menangani masalah tersebut. Model
dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan
intelektual secara umum, dan penekanan konsep serta informasi yang berasal dar
disiplin ilmu secara akademis.
Jenis mode-model
pembelajaran yang termasuk rumpun pengolahan informasi:
a)
Berfikir Induktif
Model
ini merupakan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan
informasi ,serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendeskripsikan
hubungan diantara serangkaian data.Model ini dapat digunakan untukberbagai
jenis kurikulum secara luas dan dengan pebelajar semua umur misalnya studi
tentang masyarakat ,bangsa ,dan sejarah yang memerlukan belajar konsep.
b) Pencapaian
Konsep
Model ini
memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan
topik-topik yang berskala luas kepeda pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
c)
Latihan Inkuiri
Dirancang untuk melibatkan siswa
berpikir sebab-akibat dan melatih mengajukan pertanyaan secara lancar dan
tepat.
d)
Mnemonik
Mnemonik merupakan suatu strategi
unuk mengingat dan maneasimilasi informasi. Guru dapat menggunakan mnemonik
untuk membimbing penyajian materi. Disini guru mengajar dengan suatu cara
sehingga pembelajar dapat dengan mudah menyerap informasi.
e)
Sinektik
Model ini dirancang untuk membantu
pembelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-kegiatan serta menambahkan
pandangan – pandangan baru pada topik-topik dari suatu bidang ilmu yang luas.
f)
Pengorganisasian Awal
Model ini dirancang untuk memberikan
struktur kognitif kepada pembelajar untuk memahami materi.
3. Rumpun
Model Personal
Model-model
pembelajaran yang tergolong rumpun ini menekankan pada pengembangan pribadi.
Model-model ini menekankan pada proses membangun /mengkonstruksi dan
mengorganisasi realiata, yang memandang manusia sebagai pembuat makna. Seringkali,
model-model pembelajaran rumpun ini memberikan banyak perhatian pada kehidupan
emaosional. Fokus model pembelajaran ditekankan
untuk membantu individu dalam mengembangkan hubungan produktif dengan
lingkungannya dan untukmelihat dirinya sendiri.
Jenis-jenis rumpun
model personal
1. Pengajaran
Nondirectif
Model ini menekankan
pada kemitraan antara siswa dan guru. Guru berusaha membantu siswa memahami
perannya dalam pendidikan mereka sendiri. Pada kesempatan untuk mencapai tujuan
, guru menyediakan informasi tentang seberapa jauh kemajuan yang dicapai dan
membantu pembelajar memecahkan masalah.
2. Peningkatan
Harga Diri
Guru menggali
prinsip-prinsip yang dapat membimbing kegitan-kegiatan kerjasama dengan
pembelajar untuk meyakinkan dan memberikan gambaran tentang pribadi si
pembelajar sebaik mungkin.
4. Rumpun
Model Sistem Perilaku
Semua model pembelajaran rumpun ini
didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku, seperti
teori belajar perilaku, teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau
perilaku terapi. Model-model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan
lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara
efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki.
Jenis-jenis rumpun model sistem perilaku
1. Belajar
Tuntas dan Pembelajaran Terprogram
Aplikasi
teori sistem perilaku untuktujuan akademik tanpak dalambentuk yang disebut
belajar tuntas atau mastery learning. Pertama , materi yang dipelajaridipecah
menjadi unit-unit dari yang sederhana sampai ke komlpeks. Pembelajar
mengerjakan bagian demi bagian dengan cara maju berkelanjutan.
2. Pembelajaran
langsung
Pernyataan
tujuan pembelajaran disampaikan secara langsung kepada siswa, serangkaian
kegiata yang jelasberkaitan dengan tujuan , monitoring yang cermat dari
kemajuan – kemajuan belajar, balikan tentang hasil belajar serta taktik-taktik
unk penilaian yang lebih efektif dikaitkan dengan serangkaian panduan untuk
memperoleh kegiatan belajar.
3. Belajar
Melalui simulasi : Latihan dan Latihan Mandiri
Dua
jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok cybernetic
(cabang psikologi). Menurut prinsip ini, semua perilaku manusia melibatkan
suatu pola gerak yang tampak. Perilaku tersebut meliputi perilaku yang tidak
terlihat, seperti berpikir dan perilaku yang tampak. Dalam situasi tertentu,
individu akan memodifikasi perilakunya sesuai dengan masukan yang mereka terima
dari lingkungan. Mereka akan menata perilakunya dan pola-pola responnya sesuai
dengan masukan-masukan dari lingkungan. Peran guru dalam model ini sebagai
fasilitator dan melalui simulasi siswa, guru hendaknya mempertahankan perannya
sebagai pendukung sikap-sikap siswa yang diperankannya.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Dalam
proses belajar tenyata terdapat bermacam-macam model belajar, sesuai dengan
materi yang akan disampaikan inilah yang perlu diketahui oleh pendidik, dalam
hal ini seorang guru untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam belajar.
Disaamping
itu ada rumpun model mengajar yang lebih menekankan pada cara membelajarkan
sebuah materi terhadap siswa.
- Saran
Model
belajar dan rumpun model pengajaran sangatlah penting dalaam dunia pendidikan
karena ini menyangkut berhasil atau tidaknya pembelajaran yang disampaikan.
Oleh
karena itu bagi calon pendidik ataupun yang sudah memiliki anak didik perlu
mengetahui serta memraktekannya dalam proses belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Anitah
W.,Sri dkk.2007.Strategi Pembelajaran di SD.Jakarta:UT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar