SEMOGA KEBERUNTUNGAN SELALU BERSAMAMU..
.

Sabtu, 22 Maret 2014

PROSEDUR PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk membantu terjadinya proses belajar pada diri siswa. Oleh karena itu, pembelajaran harus dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan sistemik. Anda sebagai guru tentu di tuntut untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prosedur yang tepat.
Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Ketiga kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan berurutan dalam membentuk kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Mengingat pentingnya penguasaan guru terhadap kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran, diharapkan mampu merancang prosedur umum pembelajaaran. Secara lebih khusus, diharapkan mampu memberikan contoh kegiatan, seperti : prapembelajaran, awal pembelajaran, inti pembelajaran, akhir pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran.
Untuk membantu dalam menguasai semua kemampuan tersebut, dalam makalah ini akan disajikan pembahasan dan contoh yang berkenaan denga prosedur pembelajaran dalam tiga kegiatan belajar, yaitu: Kegiatan Prapembelajaran dan Awal Pembelajaran, Kegiatan inti Pembelajaran, Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran.

B.        Rumusan Masalah
1.    Bagaimana kegiatan pra dan awal pembelajaran?
2.    Bagaimana kegiatan inti dalam pembelajaran ?
3.    Bagaiamana kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran ?

C.       Tujuan
Untuk mengetahui bagaiman kegiatan pra dan awal  pembelajaran, kegiatan inti dalam pembelajaran , kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran,

BAB II
PEMBAHASAN
Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran
A.    Kegiatan Pra Pembelajaran
Kegiatan prapembelajaran atau disebut juga kegiatan prainstruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran. Kegiatan pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan di bahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik
Kondisi belajar dapat di pengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti pelajaran. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajarn sehingga siswa akan mampu melakukan aktivitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat kreativitasnya. Di samping itu, guru juga perlu mempersiapkan dan menata alat-fasilitas kelas yang memudahkan siswa beraktivitas belajar dalam kelas, misalnya menyiapkan buku dan alat tulis yang akan digunakan siswa serta alat peraga yang akan digunakan guru. Hal kecil juga dapat berpengaruh terhadap kondisi belajar misalnya kebersihan dan kerapian tempat belajar. Memberikan salam di awal pertemuan dan berdoa sebelum pelajaran dimulai juga merupakan kegiatan prapembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
2.      Memeriksa Kehadiran Siswa
3.      Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa
Kesiapan (readineas) belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru perlu membantu mengembangkan kesiapan belajar dan menumbuhkan semangat siswa dalam belajarnya.
Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan semangat siswa dalam belajar, di antaranya adalah sebagai berikut
a.       Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
b.      Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.
c.       Menunjukan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d.      Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.
e.       Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat siswa.
f.       Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.
4.      Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis
Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performace). Guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas. Pemberian kesempatan seperti ini akan memungkinkan guru untuk mengembangkan bakat dan keunggulan yang dimiliki oleh siswa.

B.       Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain itu, kegiatan awal  dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menunjukan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran.
1.         Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa perlu difokuskan perhatiannya pada materi yang akan dibahas. Untuk itu, guru hendaknya melakukan kegiatan yang dapat menarik perhatian siswa. Misalnya, dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan pertanyaan, menunjukan gambar atau peraga.
2.         Memberi Acuan
Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, di antaranya dalah sebagai berikut.
a.    Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari.
b.    Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang ditempuh siswa.
3.         Membuat  Kaitan
Siswa akan tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila mereka melihat kaitan atau hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman mereka terdahulu atau sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Beberapa cara di antaranya yang dapat dilakukan guru dalam membuat kaitan.
a.       Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.
b.      Menunjukan manfaat materi yang dipelajari
c.       Meminta sisiwa mengemukakan pengalaman berkaitan dengan materi yang akan dibahas
4.         Melaksanakan Tes Awal
Tes awal dilakukan apabila materi yang akan dibahas merupakan materi baru dan kita ingin mengetahui seberapa banyak siswa telah menguasai materi yang akan dibahas tersebut.
Ada beberapa hal  yang hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya di sekolah, khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah guru hendaknya:
a.       Memahami latar belakang (termasuk kemampuan siswa)
b.      Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada pelajaran yang akan diikutinya
c.       Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu
d.      Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa merasakan adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan
e.       Memberikan penguatan pada siswa
f.       Menanamkan disiplin pada siswa
Kegiatan Inti dalam Pembelajaran
A.    Pembahasan Materi Pembelajaran Dalam Pembelajaran Klasikal
Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses pembelajaran guru lebih menyajikan materi (eksploratif). Penyajian dalam pembelajaran klasikal lebih menekankan pada kegiatan pemberian informasi atau penjelasan materi yang belum dipahami siswa. Salah satu keunggulan pembelajaran klasikal adalah memberi kemudahan bagi guru dalam mengorganisasi materi pelajaran, karena bahan pelajaran tersebut seragam diberikan pada siswa. Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifat informatif atau fakta. Selain itu pembelajaran klasikal terutama di tujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses pembelajaran.
Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah metode ceramah dan tanya jawab berfariasi atau metode lain yang di anggap sesuai dengan karekteristik  materi pelajaran.
1.      Prinsip-prinsip Pembelajaran Klasikal
a.       Sistematik
Dalam pembelajaran klasikal, bahan pembelajaran harus disajikan secara berurutan dan selalu berorientasi pada tujuan yang telah  di tetapkan. Sajian bahan pelajaran dapat di sampaikan mulai dari yang mudah sampai pada yang sulit atau dari yang sifatnya konkret sampai pada yang abstrak.
b.      Perhatian dan aktivitas
Prinsip ini menuntut bahwa dalam pembelajaran klasikal guru harus selalu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam kelas. Di samping itu, guru harus mampu membangkitkan perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Perhatian dan motivasi siswa dalam pembelajaran klasikal sangat memegang peranan penting.
Cara dan sikap yang tepat yang ditunjukan guru dapat membangkitkan motivasi dan rasa percaya diri siswa sehingga siswa akan berani bertanya atau menjawab pertanyaan bahkan mengeluarkan gagasan-gagasan.
c.       Media pembelajaran
Salah satu keunggulan penggunaan media pembelajaran adalah dapat mengurangi verbalisme siawa terhadap informasi yang diberikan oleh guru. Banyak objek di sekitar siswa yang dapat dijadikan media atau sumber belajar siswa, apalagi pembelajaran yang dianggap efektif adalah pembelajaran yang berbasis kontekstual. Artinya semua objek yang ada di lingkungan siswa yang dianggap sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran dapat digunakan guru menjadi media maupun sumber belajar siswa.
d.      Latihan atau penugasan
Untuk memantapkan dan memperkuat terhadap penguasan siswa terhadap materi pelajaran, guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas. Latihan dan penugasan ini tidak boleh berlebihan. Latihan yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa akan menyebabkan siswa frustasi sehingga tujuan pemberian latihan dan tugas tidak tercapai.
2.      Kegiatan Inti dalam Pembelajaran klasikal
Pertama, menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi.  Penjelasan guru tentang materi pelajaran harus dapat disimak oleh seluruh siswa dalam kelas. Selama menjelaskan guru hendaknya tidak terus menerus berbicara tetapi selang beberapa menit selalu memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya atau guru sendiri mengajukan pertanyaan kepada siswa. Setelah merasa yakin memahami materi yang dijelaskan, guru melanjutkan kembali ke materi berikutnya.
Kedua, melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau mengaitkan materi yang sedang di pelajari. Melalui kegiatan ini diharapkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran akan semakin meningkat.
Pada akhir pembelajaran kasikal, guru dapat meminta siswa untuk melakukan kegiatan berikut:
a.    Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan. Kegiatan yang dapat dilakukan di antaranya siswa di minta untuk mengerjakan soal-soal atau menjawab pertanyaan.
b.    Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan ini sebaiknya di buat siswa di bawah bimbingan guru.

B.     Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang di desain dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang sesuai denagn kebutuhan dan tujuan belajar. Dalam pembelajaran kelompok sangat memeungkinkan siswa untuk mengumpulkan informasi dan membangun pengetahuan secara bekerjasama. Misalnya dengan kegiatan diskusi, pemecahan masalah, inkuiri.
Pembelajaran kelompok sering disebut dengan pembelajaran kooperatif (cooperatif learning). Berdasarkan teori yang melandasi pembelajaran kelompok, siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit sebelumnya melalui belajar secara kelompok dan bekerjasama. Melalui kegiatan kelompok secara langsung siswa akan belajar berfikir logis, kritis, dan kooperatif dalam memberikan alternatif penyelesaian masalah melalui kesepakatan kelompok.
1.    Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok
a.       Adanya topik dan permasalahan
Tujuan utama dalam pembelajaran kelompok yaitu membentuk siswa untuk memiliki kemampuan bekerja sama serta memiliki sikap toleransi bertanggung jawab. Dengan demikian, tugas guru pada prinsipnya adalah mengarahkan/mengkondisikan kegiatan bekajar sehingga siswa mampu bekerja sama dalam memecahkan permasalahan.
b.      Pembentukan kelompok
Pembelajaran kelompok harus didasarkan pada pengelompokan siswa sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran. Karakteristik siswa yang perlu di perhatikan dalam pembentukan kelompok diantaranya adalah kepandaian, jenis kelamin, kelancaran berbicara, dan kekuatan (kondisi) fisik.
c.       Kerja sama
Adanya kerja sama merupakan salah satu prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kelompok.
d.      Prhatian
Guru harus memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus memperhatikan siswa sebagai individu dalam kelompok. Setiap perhatian yang diberikan oleh guru akan dapat membangkitkan perhatian dan keterlibatan siswa dalam kegiatan kelompoknya. Meskipun kegiatan dilakukan dalam kelompok, perhatian guru tetap diarahkan kepada siswa secara individu.
e.       Motivasi
Untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok, guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa secara individu dalam kelompok. Motivasi belajar siswa akan muncul apabila guru dapat memberikan suasana belajar yang kondusif, menyenangkan, dan efektif.


f.       Sumber belajar dan fasilitas
Kelengkapan sumber belajar merupakan salah satu aspek yang memberiakan daya dukung yang kuat terhadap keberhasilan belajar kelompok. Misalnya untuk kerja kelompok siswa memerlukan fasilitas untuk kerja (praktik). Ketersediaan sumber belajar dan fasilitas yangdiperlukan akan menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal.oleh karena itu, sumber belajar dan fasilitas belajar harus diupayakan oleh pihak sekolah guna menunjang optimalisasi belajar secara kelompok.
g.      Latihan dan tugas
Untuk memperkuat hasil belajar kelompok, guru harus memberikan tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara individu yang diorganisasi secara efektif dalam belajar kelompok.
2.        Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok
Pada kegiatan pendahuluan guru dapat menyampaikan tujuan yang diharapkan dan topik pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok. Langkah berikutnya guru mengelompokan siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan memberikan penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar. Setelah semua siswa memahami tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam kelompok, selanjutnya siswa melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Pertama, merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran. Perumusan masalah harus dilakukan oleh siswa dibawah bimbingan guru.
Kedua, mengidentifikasi masalah atau sub-submasalah berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan.
Ketiga, analisis masalah berdasarkan sub-submasalah. Dalam tahap ini siswa dikondisikan secara individu dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan atau persoalan-persoalan sampai mencapai satu kesepakatan untuk menjawab persoalan kelompok.
Keempat, menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.
Kelima, presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru. Dalam tahap ini sekaligus melaksanakan penguatan pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh dari diskusi.
Pada akhir kegiatan, siswa dibawah bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan rumusan masalah dan sub-submasalah.

C.    Pembahasan materi Pelajaran dalam Pembelajaran Perseorangan
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Implemenyasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang di  dalamnya mencakup implementasi diversifikasi kurikulum, menurut adanya penyesuaian pembelajaran dengan potensi siswa. Diversifikasi kurikulum merupakan sustu kurikulum yang dapat memperluas, memperdalam, dan menyesuaikan dengan keragaman kondisi dan kebutuhan, baik yang menyangkut kemampuan atau potensi siswa maupun yang menyangkut potensi lingkungan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan dapat memfasilitasi penyesuaian dengan potensi siswa (diversifikasi kurikulum) adalah pembelajaran perseorangan.
Kegiatan pembelajaran perseorangan di tujukan unyuk menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan. Pembelajaran perseoranggan pada dasarnya dilandasi oleh prinsip-prinsip belajar tuntas (mastery learning).
Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam pemberian tugas dan atau latihan. Dalam pelaksanaannya, setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahan tentang tahapan atau teknik belajar yang harus di tempuh oleh siswa (kegiatan awal pembelajaran), langkah selajutnya (kegiatan inti pembelajaran) yang dilakukan guru adalah sebagai berikut.
Pertama, menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan di tugaskan atau yang akan dilatihkan pada siswa.
Kedua, memberikan lembaran kerja atau tugas. Pada tahap ini, guru memberikan bimbingan atau arahan/petunjuk yang sistematis secara lisan dan tertulis. Selain itu guru juga hendaknya memberikan stimulus atau dorongan supaya siswa dapat melakukan interaksi dan asosiasi, sehingga tugas atau latihan tersebut dapat dilakukan secara optimal.
Ketiga, memantau dan menilai siswa. Pada kesempatan ini guru berkeliling memantau kegiatan yang dilakukan siswa, dan memberikan bantuan atau bimbingan, apabila ada siswa yang menggalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau latihan.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memeriksa dan menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan oleh siswa serta memberika balikan terhadap pekerjaan siswa. Guru juga dapat membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang materi pelajaran yang telah ditugaskan.
Kegiatan Akhir dan Tindak lanjut Pembelajaran
A.    Kegiatan Akhir Pembelajaran
Tujuan adanya kegiatan akhir pembelajaran adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan. Dengan demikian guru akan mengetahui kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasi siswa. Kegiatan yang dilakukan guru adalah separti  memberikan tes, baik lisan maupun tulisan. Guru juga memberikan kegiatan lain seperti:
a.       Meninjau kembali penguasaan siswa
b.      Untuk meninjau kembali pennguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari siswa, guru dapat melakukan dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuaat ringkasan materi pelajaran. Kedua kegiatan tersebut sebaiknya dilakukan oleh siswa dibawah bimbingan guru sehingga pada saat siswa membuat rangkuman atau ringkasan jika ada kesalahan guru bisa membetulkan untuk menyempurnakan rangkuman yang telah dibuat siswa. Adapun kriteria dalam membuat rangkuman/ringkasan  yaitu :
a.       Berorientesi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar.
b.      Singkat, jelas, dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.
c.       Kesimpulan/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas.
d.      Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.
Selain untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap pokok-pokok materi yang dipelajari, rangkuman/ringkasan akan sangat berguna sekali bagi siswa yang tidak memiliki buku sumber.
1.      Melaksanakan Penilaian
Kegiatan penilain dalam pembelajaran merupakan kegiatan mutlak yang haarus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa. Penilaian belajar dalam kegiatan akhir pembelajaran (postest), tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut.
Waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir/tindak lanjut relatif singkat, maka guru perlu mengidentifikasi teknik yang dianggap tepat untuk efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanakan penilaian. Dalam prosesnya guru dapat melaksanakan penilaian secara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa. Teknik lain yang dapat digunakan adalah secara tertulis yang dikerjakan oleh siswa di rumah, kecuali kalau waktunya memungkinkan dapat dilaksanakan di sekolah. Perlu diperhatikan sebelum melaksanakan kegiatan penilaian akhir, guru harus mengkondisikan siswa. Supaya siswa secara maksimal dapat mengorganisasi (pemahaman) kembali tentang materi pelajaran yang telah dibahas. Kegiatan penilaian dalam pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru meliputi penilaian proses dan penilaian produk. Penilaian proses seperti yang telah dijelasklan pada kegiatan inti dalam pembelajaran. Sedangkan penilaian produk lebih menekankan pada kegiatan penilaian untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh siswa. Dua jenis penilaian tersebut sangat penting dalam pembelajaran. Mengkaji hasil penilaian akhir ,yaitu setelah melaksanakan kegiatan penilain guru harus mengkaji apakah hasil belajar tersebut sesuai dengan tujuan  pembelajaran. Apabila penilaian dilaksanakan secara lisan, maka dalam tahapan ini guru perlu memutuskan secara spontan dalam menganalisis/mengidentifikasi hasil belajar tersebut. Kemudian gabungkan dengan hasil penilaian proses, maka guru akan memperoleh gambaran kegiatan tindak lanjut yang bagaimana yang harus diberikan pada siswa.

B.     Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran
Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan tidak lanjut pembelajaran dilaksanakan di luar jam pelajaran, sebab kegiatan akhir alokasi waktunya relatif sedikit. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran pada prinsipnya  adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan di antaranya:
1.      Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah.
Pemberian tugas dan latihan perlu disesuaikan dengan waktu dan kemampuan yang dimilikinya. Pemberian tugas tidak boleh melampaui batas kemampuan siswa, sebab memberikan tugas yang berlebihan dapat membuat siswa prustasi, jenuh bahkan akan dapat menurunkan motivasi serta minat belajarnya. Oleh karena itu pemberian tugas pada siswa harus berdasarkan pada perencanaan yang efektif dan terpadu. Artinya setiap pemberian tugas harus berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai dan bermanfaat bagi siswa. Tugas yang diberikan pada siswa harus bersifat fleksibel dan perlu diintegritaskan (terpadu) dengan mata-mata pelajaran yang lain.
Ada berapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa adalah sebagai berikut:
Pertama, guru hendaknya menentukan dan menjelaskan secara singkat tentang topik tugas yang dikerjakan oleh siswa.
Kedua, guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas yang harus dikerjakan berdasarkan lembaran tugas. Berikan gambaran alternatif penyelesaian tugas tersebut.
Ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila belum mengerti tentang tugas tersebut. Guru menegaskan kriteria dan batas waktu penyelesaian tugas tersebut.
Keempat, guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas, dapat dilaksanakan di rumah atau di sekolah sesuai dengan karakteristik tugas yang bersangkutan.
Kelima, siswa diminta untuk menyerahkan tugas sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Keenam, Pembahasan dan pemeriksaan setiap tugas harus diperiksa dan berikan umpan balik terhadap tugas tersebut supaya siswa mengetahui hasil pekerjaannya. Pembahasan hasil tugas dapat dilakukan bersama-sama siswa melalui presentasi dan diskusi hasil tugas. Hasilnya akan menjadi motivasi bagi siswa untuk bisa lebih baik.
2.      Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa.
Dalam tahapan ini guru menjelaskan kembali tentang materi pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Akan ada 2 kemungkinan kegiatan yang akan dilakukan oleh guru yaitu
Pertama,membahas kembali materi yang belum dikuasai siswa dengan   memerlukan waktu yang relatif singkat (sedikit), hal seperti ini masih dapat dilaksanakan dalam jam pelajaran.
Kedua, menjelaskan kembali pada pertemuan berikutnya dengan menggunakan waktu  yang relatif lama, maka hal seperti ini harus dilaksanakan di luar jam pelajaran. Supaya memperoleh hasil belajar yang optimal pada kemungkinan yang ke 2 yang diuraikan di atas, maka guru perlu membuat desain tindaklanjut pembelajaran yang mencakup rumusan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, kegiatan belajar, evaluasi serta sumber belajar yang diperlukan. desain tersebut t harus didasarkan pada identifikasi hasil penilaian akhir siswa.
3.      Membaca materi pelajaran tertentu
Kegiatan tindak lanjut dapat pula menugaskan siswa untuk membaca buku sumber pelajaran lain dengan topik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Supaya siswa mengerjakan tugas tersebut secara optimal, guru sebaiknya mengajukann pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa atau siswa ditugaskan untuk membuat laporan hasil bacaannya. Tetapi kegiatan ini sulit dilaksanakan pada kelas rendah karena siswa belum dapat membaca.
4.      Memberikan motivasi atau bimbingan belajar.
Memberikan motivasi dan bimbingan belajar pada hakikatnya merupakan keharusan yang dilakukan guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dalam tahapan tindak lanjut sangat diperlukan adanya motivasi dan bimbingan dari guru. Misalnya untuk siswa yang harus melaksanakan perbaikan maupun pengayaan atau mengerjakan tugas, maka guru perlu memberikan petunjuk atau pengarahan pada siswa yang bersangkutan. Sehingga hasil program perbaikan, pengayaan atau tugas dapat diperoleh secara optimal. Pelaksanaan tindak lanjut pembelajaran dapat dilakukan berdasarkan hasil penilaian formatif. Dari hasil formatif guru dapat mengidentifikasi kelompok siswa mana yang harus diberikan bimbingan dalam pengayaan, dan kelompok siswa mana yang harus diberikan bimbingan dalam perbaikan.
5.      Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang.
Dalam kegiatan akhir/tindak lanjut pembelajaran di antaranya guru harus mengemukakan atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau kompetensi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Cara ini perlu dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran. Dengan harapan siswa tersebut akan mempelajari terlebih dahulu sebelum dibahas/dipelajari di sekolah. untuk mendukung kegiatan tersebut guru perlu memberikan alternatif kegiatan belajar secara sistematis yang perlu dilakukan siswa di luar jam pelajaran. Terutama untuk mengerjakan tugas-tugas, latihan, dan kegiatan aplikasi lainnya atau dalam memperoleh informasi melalui media maupun sumber balajar lainnya untuk dibahas dalam pertemuan tersebut.
6.      Menutup kegiatan pembelajaran
Setelah guru mengganggap kegiatan akhir selesai dilaksanakan secara optimal dan sesuai dengan waktu yang direncanakan, maka langkah selanjutnya guru harus menutup pelajaran. Apabila pelajaran berlangsung pada jam yang paling akhir maka harus dibiasakan siswa menutup pelajaran dengan berdoa. Kegiatan akhir dan tindak lanjut harus dilaksanakan atas dasar peerencanaan yang telah dibuat oleh guru. Namun demikian, penyesuaian tetap perlu dilakukan oleh guru sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu merencanakan serta melaksanakan kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran secara efektif, efisien, fleksibel, dan sistematis sehingga siswa yang memperoleh hasil pelajaran yang optimal.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
·           Dalam prosedur pembelajaran ada 3 kegiatan yaitu : Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran, Kegiatan Inti dalam Pembelajaran, Kegiatan Akhir dan Tindak lanjut Pembelajaran.
·           Kegiatan pra dan awal pembelajaran terdiri dari : Kegiatan prapembelajaran dan kegiatan awal pembelajaran.
·           Kegiatan inti dalam pembelajaran terdiri dari : pembahasan materi pembelajaran dalam pembelajaran klasikal, pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok dan pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran perseorangan.
·           Kegiatan akhir dan tinndak lanjut pembelajaran terdiri dari ; kegiatan akhir pembelajaran dan melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran.

B.     Saran
Sebagai calon pendidik seharusnya kita memahami prosedur pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan peserta didik mampu menguasai materi yang di sampaikan oleh guru. Dalam prosedur pembelajaran seorang pendidik harus mampu mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan kemampuan siswa.






DAFTAR PUSTAKA

Anitah W, Sri. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar