SEMOGA KEBERUNTUNGAN SELALU BERSAMAMU..
.

Selasa, 18 Maret 2014

Pendekatan dalam Manajemen Kelas PART II

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Guru adalah tenaga profesional. Sebagai tenaga professional, seorang guru tidak cukup hanya mengikuti petunjuk yang ada dalam buku petunjuk tetapi juga sanggup dalam mengelola buku petunjuk tersebut sebagai kerangka acuan dalam bekerja .Peran guru adalah sebagai pengelola aktivitas yang bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan manajemen kelas.
Mengelola kelas dalam proses pemecahan masalah bukan terletak pada banyaknya macam kepemimpinan dan kontrol, tetapi terletak pada keterampilan memberikan fasilitas yang berbeda-beda untuk setiap peserta didik. Pemecahan masalah merupakan proses penyelesaian yang beragam., ini tergantung pada sumber dan pelaku dalam permasalahan.
Guru harus memiliki, memahami, dan terampil dalam menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam manajemen kelas, meskipun tidak semua pendekatan yang dipahami dan dimilikinya dipergunakan bersamaan atau sekaligus. Dalam hal ini, guru dituntut untuk terampil memilih bahkan memadukan pendekatan yang meyakinkan untuk menangani kasus manajemen kelas yang tepat dengan masalah yang dihadapinya.

B.     Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pengubahan perilaku ?
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan iklim sosio-emosional ?
3.Apa yang dimaksud dengan pendekatan proses kelompok ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendekatan pengubahan perilaku.
2.Mengetahui pengertian pendekataniklim sosio-emosional.
3. Mengetahui pengertian pendekatanproses kelompok.















BAB II
PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN KELAS

  1. Pendekatan Pengubahan Perilaku

Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari pendekatan ini adalah perilaku merupakan hasil belajar. Pengajur pendekatan berpendapat bahwa seorang peserta didik berperilaku menyimpang adalah disebabkan oleh salah satu dari dua alasan yaitu:
 1) peserta didik telah belajar berperilaku yang tidak sesuai, atau
2) pengaruh peserta didik tidak belajar berperilaku yang sesuai.
            Kedua alasan tersebut membutuhkan suatu pendekatan yang tepat dalam menanganinya.
Pendekatan pengubahan perilaku dibangun atas dasar dua asumsi utama, dua asumsi tersebut adalah:
 1) empat proses dasar belajar,
2) pengaruh kejadian-kejadian dalam lingkungan.
Tugas guru adalah menguasai dan menerapkan empat prinsip dalam belajar. prinsip tersebut adalah penguatan positif, hukuman , peenghentian, dan penguatan negatif.
1)      Penguatan positif
Penguatan positif yakni pemberian penghargaan setelah terjadi suatu perbuatan. Penghargaan menyebabkan perbuatan yang dikuatkan itu semakin meningkat. Perbuatan yang dihargai tersebut diperkuat dan diulangi di kemudian hari.
Contoh: Seorang siswa membuat tugas dengan rapi. Tugas ini kemudian diserahkan kepada guru (=perbuatan, tingkah laku) . Guru memuji tugas tersebut dan mengatakan tugas yang rapi akan lebih mudah dan enak dibaca dari pada tugas yang tidak rapi ( = penguatan positif). Dalam tugas berikutnya siswa tersebut lebih berseungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas agar lebih rapi ( = frekuensi kegiatan yang dikuatkan lebih meningkat).
2)      Hukuman
Hukuman adalah pemberian pengalaman atau rangsangan yang tidak disukai atau tidak diinginkan sesudah terjadinya suatu perbuatan. Dengan hukuman menyebabkan suatu perbuatan yang dikenai hukuman frekuensinya berkurang dan cenderung tidak dilanjutkan.
Contoh: Contoh: Seorang siswa membuat tugas dengan tidak rapi. Tugas ini kemudian diserahkan kepada guru (=perbuatan, tingkah laku) . Guru menegur tugas tersebut dan mengatakan tugas yang tidak rapi akan lebih sukar dibaca dari pada tugas yang rapi. Guru menyuruh agar siswa tersebut menulis kembali tugas tersebut( =hukuman). Dalam tugas berikutnya siswa tersebut lebih rapi dalam mengerjakan tugas( = frekuensi kegiatan yang dihukum berkurang).

3)      Penghentian
Penghentian adalah menahan sesuatu penghargaan yang diharapkan (=menahan penguatan positif), yang dalam kejadian sebelumnya perbuatan seperti itu diberi penghargan. Penghentian menyebabkan menurunnya frekuensi perbuatan yang sebelumnya dihargai.
Contoh :Seorang siswa yang dalam membuat tugas rapi selalu dihargai oleh guru. Siswa tersebut menyerahkan sebuah tugas yang tulisannya rapi kepada guru (=perbuatan peserta didik yang sebelumnya dikuatkan oleh guru). Guru menerimanya kemudian dikembalikan tanpa komentar apapun( =menahan penguatan positif). Dalam tugas berikutnya siswa tersebut kurang rapi dalam mengerjakan tugas (=frekuensi kegiatan yang sebelumnya dikuatkan menjadi menurun).




4)      Penguatan negatif
Penguatan negative adalah penarikan rangsangan (hukuman) yang tidak diinginkan atau tidak disukai sesudah terjadinya suatu perbuatan , yang menyebabkan frekuensi perbuatsn itu meningkat. Menarik hukuman bermaksud memperkuat perilaku dan meningkatkan kecenderungan diulangi.
Contoh: Seorang siswa selalu membuat tugas dengan tidak rapi. Tugas ini kemudian diserahkan kepada guru (=perbuatan, tingkah laku) .Walaupun guru sering memarahinya, namun siswa tersebut masih tidak rapi dalam mengerjakan tugas. Kemudian Guru menerima tugas tersebut tanpa komentar dan dimarahi seperti biasanya( =menarik hukuman). Ternyata dalam tugas berikutnya siswa tersebut lebih rapi dalam mengerjakan tugas ( = frekuensi perilaku meningkat).
Guru dapat mendorong perilaku peserta didik yang sesuai dengan mempergunakan penguatan positif ( memberikan penghargaan), penguatan negatif ( menarik hukuman ), guru dapat mengurangi perilaku peserta didik yang menyimpang dengan menggunakan hukuman ( memberikan rangsangan yang tidak menyenangkan ) , penghentian ( menahan penghargaan yang diharapkan ) dan penarikan (menarik penghargaan dari peserta didik). Setiap tindakan tersebut memiliki konsekuensi masing-masing.Jadi, sebagai guru harus bisa memahami kapan dan dimana dalam melaksanakan tindakan tersebut.
Penentuan waktu, frekuensi penguatan, dan hukuman adalah prinsip lain yang penting dalam pengubahan perilaku. Perbuatan peserta didik yang hendak diperkuat oleh guru harus dengan segera dikuatkan setelah perbuatan itu terjadi. Perbuatan peserta didik yang hendak dihentikan harus segera dikenakan hukuman setelah perbuatan itu terjadi. Perilaku yang tidak dikuatkan dengan segera cenderung akan melemah. Perilaku yang tidak dikenakan hukuman dengan segera cenderung akan menguat. Jadi penentuan waktu yang tepat untuk menghargai dan menghukum adalah penting.
Penguatan yang terus-menerus, yaitu penguatan yang menyusul setiap terjadi perilaku menyebabkan makin cepatnya seseorang mempelajari perilaku tersebut.Jika seorang guru menginginkan pengutan perilaku siswa tersebut, guru harus menghargai setiap perilaku itu terjadi. Penguatan terus-menerus akan sangat efektif pada tahap awal mempelajari suatu perilaku.

Ada dua macam pendekatan untuk penguatan yang berselang waktu pendek yaitu : penjadwalan selang waktu, dan penjadwalan rasio. Penjadwalan selang waktu adalah pendekatan yang dipergunakan oleh guru mendorong siswa setelah batas waktu tertentu. Misalnya, guru yang menggunakan penjadwalan selang waktu akan mendorong seorang siswa setiap jam. Penjadwalan rasio adalah pendekatan yang digunakan oleh guru mendorong siswa setelah suatu perbuatan terjadi beberapa kali. Misal, guru yang menggunakan penjadwalan rasio akan mendorong siswa setelah perbuatan tertentu terjadi empat kali.
Penghargaan atau pendorong adalah suatu rangsangan untuk meningkatkan frekuensi perbuatan yang mendahuluinya. Hukuman adalah sesuatu yang mengurangi  frekuensi perbuatan yang mendahuluinya. Pendorong dapat digolongkan dalam dua kategori utama yaitu pendorong primer (diperlukan untuk mempertahankan kehidupan seperti air, makanan, rumah) dan pendorong bersyarat (pujian, rasa kasih sayang dan sebagainya).
Pendorong bersyarat terdiri dari beberapa tipe seperti pendorong sosial (pujian atau tepukan), pendorong perlambang (berupa benda/barang- tanda penghargaan), pendorong nyata (uang atau cek), pendorong kegiatan (bermain di luar, membaca bebas, diberi kesempatan memilih nyanyian).
Penghargaan dan hukuman dapat dipahami hanya dalam kaitannya dengan peserta didik secara individual.Penghargaan terhadap seorang peserta didik dapat saja dirasakan sebagai hukuman bagi peserta didik lainnya.Respon yang dimaksudkan oleh guru sebagi penghargaan dapat dirasakan sebagi hukuman, dan respon yang dimaksud hukuman dapat berubah menjadi penghargaan.Hal semacam ini sering terjadi, contohnya adalah sangat lazim jika ada peserta didik yang berperilaku menyimpang dengan maksud menarik perhatian.Tindakan guru yang diberikan hukuman sesudah kejadian tersebut sesungguhnya adalah menghargai, bukan menghukum peserta didik yang haus perhatian. Maka dari itu, peserta didik akan terus melakukan perilaku menyimpang tersebut untuk mendapatkan perhatian yang didambakannya.
Ada tiga metode yang ditawarkan untuk menemukan pendorong-pendorongyang berorientasi individual yaitu:
1.      Mendapatkan petunjuk mengenai pendorong yang mungkin dengan mengamati apa yang mungkin dilakukan oleh peserta didik
2.      Mendapatkan etunjuk tambahan dengan mengamati apa saja yang mengikuti perilaku peserta didik tertentu
3.      Mendapatkan petunjuk tambahan dengan hanya menanyakan si anak, apa yang akan dilakukan pada waktu senggang, apa yang ingin dimiliki, dan untuk apa ia melakukan sesuatu.
Berikut ini adalah strategi-strategi lain yang ditawarkan dalam memanajemen kelas yaitu:
Ø  Mempergunakan model
Model adalah proses dimana peserta didik dengan mengamati cara berperilaku orang lain mendapatkan perilaku yang baru. Sebagai suatu srtategi manajemen model dapat dipandang sebagai suatu proses dimana guru melalui tingkah lakunya menampilkan nilai dan sikap, yang dikehendaki dimiliki dan ditampilkan oleh peserta didik.
Ø  Mempergunakan pembentukan
Pembentukan adalah suatu prosedur dimana guru meminta peserta didik menampilkan serangkaian perilaku yang mendekati atau mirip dengan perilaku yang diinginkan. Dan pada setiap kali peserta didik menampilkan perilaku yang mendekati itu guru memberikan dorongan kepada peserta didik sehingga ia mampu secara konsisten menampilkan perilaku yang diinginkan tersebut. Jadi pembentukan adalah strategi pengubahan perilaku yang dipergunakan untuk mendorong perkembangan perilaku yang baru.
Ø  Mempergunakan kontrak perilaku
Kontrak perilaku adalah suatu persetujuan antara guru dan peserta didik yang berperilaku menyimpang. Persetujuan ini menentukan perilaku yang disetujui oleh peserta didik untuk ditampilkan dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya apabila peserta didik menampilkan perilaku tersebut. Kontrak adalah suatu kesepakatan antara guru dan peserta didik dan ganjaran atau konsekuensi yang akan diperolehnya apabila melakukan hal-hal yang disepakati itu.
Ø  Mempergunakan Sistem Hadiah
Sistem hadiah biasanya terdiri atas tiga unsur, unsur-unsur itu dimkasudkan untuk mengubah perilaku sekelompok peserta didik. Unsur-unsur itu berupa :
1. Seperangkat instruksi tertulis yang disiapkan dengan teliti, yang menggambarkan perilaku peserta didik yang hendak dikuatkan oleh guru
2. Suatu system yang dirancang dengan baik untuk menghadiahkan barang kepada peserta didik yang menampilkan perilaku yang sesuai.
3. Seperangkat prosedur yang memberikan kesempatan kepada peserta didik saling bertukar hadiah yang mereka peroleh sebagai penghargaan, atau memberikan kesempatan terlibat dalam kegiatan sosial.
Ø  Mempergunakan jatah kelompok
Penggunaan jatah kelompok adalah penggunaan prosedur dimana konsekuensi (penguatan atau hukuman) tidak hanya tergantung kepada perilaku seorang peserta didik sendiri, melainkan juga kepada perilaku kelompoknya. Penghargaan terhadap setiap anggota kelompok tergantung pada perilaku salah seorang atau lebih atau pada perilaku seluruh anggota kelompok lainnya.
Ø  Penguatan alternatif yang tidak serasi
Penguatan ini merupakan penguatan yang bertentangan satu dengan lainnya. Penguatan itu terjadi pada situasi dimana guru menghargai perilaku yang tidak dapat terjadi bersamaan dengan perilaku menyimpang yang hendak dihilangkan oleh guru.
Ø  Mempergunakan penyuluhan perilaku
Penyuluhan perilaku adalah suatu proses yang meliputi pertemuan pribadi antara guru dan peserta didik. Penyuluhan perilaku ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik yang berperilaku menyimpang mengetahui bahwa perilakunya tidak sesuai dan merencanakan perubahan.
Ø  Mempergunakan pemantauan sendiri
Pemantauan diri sendiri artinya sebagai pengelolaan diri sendiri dimana peserta didik mencatat aspek-aspek perilakunya agar ia dapat merubahnya. Pemantauan diri sendiri secara sistematis akan meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap perilaku yang diharapkan dihilangkan atau dikurangi. Pemantauan diri sendiri meningkatkan diri sendiri melalui pengamatan atas dirinya.
Ø  Mempergunakan isyarat
Isyarat adalah suatu proses untuk merangsang berbuat atau tindakan menggiatkan secara verbal atau non-verbal yang digunakan oleh guru kepada peserta didiknya. Hal ini dilakukan apabila is merasa peserta didiknya berperilaku menyimpang. Suatu isysrat dapat digunakan untuk mendorong atau mencegah perilaku tertentu. Berlainan dengan pendorong, isyarat mendahului respons.

Ada tiga pandangan pokok yang paling menonjol pada penggunaan hukuman pada pendekatan perilaku yaitu :
1.      Penggunaan hukuman dengan tepat sangat efektif untuk menghilangkan perilaku peserta didik yang menyimpang
2.      Penggunaan hukuman dengan bijaksana pada jenis-jenis situasi tertentu akan dapat memberikan dampak positif pada perilaku peserta didik, tetapi karena adanya resiko timbulnya pengaruh sampingan yang negatif, penggunaan hukuman harus dipantau dengan seksama
3.      Penggunaan hukuman harus dihindarkan sama sekali, karena perilaku siswa yang menyimpang dapat ditangani secara efektif dengan teknik-teknik lain yang tidak mempunyai pengaruh sampingan yang negatif seperti hukuman.

Keuntungan pemberian hukuman :
Ø  Hukuman tidak menghentikan dengan segera perilaku siswa yang dihukum , tetapi dapat mengurangi terjadinya perilaku tersebut untuk jangka waktu lama
Ø  Hukuman bersifat memberikan informasi kepada peserta didik, karena membantunya membedakan dengan cepat perilaku yang dibenarkan dan perilaku yang tidak dibenarkan
Ø  Hukuman bersifat memerintah terhadap siswa lain untuk mengurangi kemungkinan peserta didik lainnya meniru perilaku yang dihukum tersebut.


Kerugian penggunaan hukuman :
Ø  Hukuman dapat disalah tafsirkan
Ø  Hukuman dapat menyebabkan peserta didik yang dihukum menyisihkan diri sama sekali
Ø  Hukuman dapat menyebabkan peserta didik yang dihukum menjadi agresif
Ø  Hukuman dapat menghasilkan reaksi negatif di pihak teman-teman sekelasnya
Ø  Hukuman dapat menyebabkan peserta didik yang dihukum bersikap negatif terhadap dirinya sendiri atau terhadap situasi.

2.      Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
Dalam pendekatan ini manajemen kelas berakar pada psikologi penyuluhan klinikal, dankarena itu memberikan arti yang sangat penting pada hubungan antar pribadi.Pendekatan ini di bangun atas dasar asumsi bahwa manajemen kelas yang efektif (dan pengajaran yang efektif) sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan peserta didik.
Ginott manekankan pentingnya komunikasi yang efektif untuk meningkatkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, di samping keserasian, sikap menerima, empati, dan memberikan sejumlah contoh bagaimana sikap-sikap itu di wujudkan oleh guru.cara guru berkomunikasi ialah dengan berbicara sesuai dengan situasi, bukan dengan kepribadian atau watak siswa.
Ginott memberikan rekomendasi mengenai cara yang seyogyanya di lakukan oleh guru untuk berkomunikasi secara efektif:   
a.       Alamatkan pertanyaankepada  siswa, jangan menilai dirinya karena hal itu dapat merendahkn diri siswa.
b.      Gambarkanlah situasi, ungkapkan perasaan tentang situasi itu, dan jelaskan harapan mengenai situsi tersebut.
c.       Nyatakan perasaan yang sebenarnya yang akan meningkatkan pengertian siswa.
d.      Hindarkan cara memusuhi dengan cara mengundang kerja sama dan memberikan kepada siswa kesempatan mengalami ketidak ketergantungan.
e.       Hindarkan sikap menentang atau melawan
f.       Akui, terima dan hormati pendapat serta perasaan siswa dengan cara meningkatkan perasaan harga diri.
g.      Hindarkan diogonis dan prognosis yang akan menilai siswa.
h.      Jelaskan proses, dan tidak menilai produk atau pribadi, berikan bimbingan dan bukan ancaman.
i.        Hindarkan pertanyaan dan komentar yang memungkinkan memancing sikap menolak dan mengandung sikap enentang.
j.        Tolak godaan memberikan kepada siswa pemecahan yang ditawarkan secara buru-buru, pergunakanlah waktu untuk memberikan bimbingan yang di perlukan oleh siswa.
k.      Hilangkan sarkasme, karena hal itu akan mengurangi harga diri peserta didik.
l.        Usahakan penjelasan yang singkat.
m.    Pantau dan waspadalah terhadap dampak kata-kata yang di sampaikan kepada siswa.
n.      Berikan pujian yang bersifat menghargai.
o.      Dengarkan apa yang di ungkapkan peserta didik dorong  mengungkapkan buah pikiran dan perasaannya.

Glasser menekankan pentingnya keterlibatan guru dengan menggunakan strategi manajemen yang di sebutnya terapi kenyataan. Menurut Glasser satu-satunya kebutuhan dasar manusia  adalah kebutuhan akan identitas yaitu perasaan berhasil dan dihargai.
Glasser mengemukakkan delapan langkah untuk membantu peserta didik mengubah perilakunya :
·         Secara pribadi melibatkan diri siswa dengan siswa; menerima siswa tetapi bukan kepada perilakunya yang menyimpang; menunjukkan kesediaan membantu siswa memecahkan masalah.
·         Memberikan uraian tentang perilaku siswa; mengenai masalah tetapi tidak menilai atau menghakimi siswa.
·         Membantu siswa membuat penilaian atau pendapat tentang perilakunya yang menjadi masalah itu.
·         Membantu siswa merencanakan tindakan yang lebih biak.
·         Memmbimbing siswa mengikatkan diri dengan rencana yang telah di buatnya.
·         Mendorong siswa sewaktu melaksanakan rencananya dan memelihara keterikatannya dengan rencna tersebut; yakinkan siswa bahwa guru mengetahui kemajuan-kemajuan yang di buatnya.
·         Tidak menerima pernyataan maaf siswa apabila siswa gagal meneruskan keterikatannya; bantulah ia memahami bahwa ia sendirilanh yang bertanggung jawab atas perilakunya; ingatkan siswa akan perlunya rencana yang lebih baik,; menerima pernyataan maaf berarti tidak memusingkan masalah siswa.
·         Memberikan kesempatan kepadasiswa merasakan akibat wajar dari perilakunya yang menyimpang tetapi jangan menghukumnya; bantulah siswa menyusun lagi menuusun rencana yang lebih baik dan mengikatkan diri dengan rencana tersebut.
Dreikurs dalam kaitan dengan pendekatan sosio-emosional  mengemukakan  gagasan  penting yang mempunyai implikasi bagi  manajemen kelas yang efektif yaitu:
1. Penekanan pada kelas yang demokatis dimana siswa dan guru berbagi tanggung jawab, baik dalam proses maupun dalam langkah maju.
2. Pengakuan akan pengaruh konsekuensi wajar dan logis atas perilaku siswa.







3.      Pendekatan Proses Kelompok

Premis utama yang mendasari pendasaran proses kelompok di dasarkan pada asumsi-asumsi berikut:
a.       Kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan kelompok, yakni kelompok kelas.
b.      Tugas pokok guru adalah menciptakan dan membina kelompok kelas yang efektif dan produktif.
c.       Kelompok kelas adalah suatu system sosial yang mengandung ciri-ciri yang terdapat pada semua system sosial.
d.      Pengelola kelas oleh guru adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya suasana belajar yang menguntungkan.
Schmuck dan schmuck dalam weber mengemukakan enam ciri mengenai pendekatan proses kelompok yaitu:
1.       Harapan
harapan adalah persepsi yang dimiliki oleh guru dan siswa mengenai hubungan mereka satu sama lain. Persepsi tersebut adalah perkiraan individual tentang cara perilaku diri sendiri dan orang lain.
2.       Kepemimpinan
Kepemimpinan diartikan perilaku yang membantu kelompok bergerak menuju pencapaian tujuannya.Kelompok kelas efektif fungsi kepemimpinan di laksanakan bersama-sama oleh guru dan peserta didik. Kelompok kelas yang efektif adalah kelompok kelas yang fungsi kepemimpinannya di bagi-bagi dengan baik, dan semua anggota kelompok dapat merasakan kewenangan dan harga  diri dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan dalam bekerja bersama-sama.
3.      daya tarik
daya tarik dapat digambarkan sebagai tingkat persahabatan yang terdapat di antara para anggota kelompok kelas. Pengelola kelas yang efektif ialah seseorang yang membantu menghubungkan antar pribadi yang positif antara para anggota kelompok.
4.       Norma
Norma ialah pengharapan bersama mengenai cara berpikir, cara berperasaan, dan cara berperilaku para anggota kelompok. Norma kelompok yang produktif ialah hakiki bagi efektivitas kelompok.
5.       Komunikasi
Komunikasi, baik verbal maupun non-verbal adalah dialog antara anggota-anggota kelompok.Komunikasi mencangkup kemampuan khas manusia untuk saling memahami buah pikiran dan perasaan masing-masing.Komunikasi yang efektif berarti menerima pesan menafsirkan dengan tepat pesan yang di sampaikan oleh pengirim pesan.


6.       Keterpaduan
Keterpaduan adalah menyangkut perasaan kolektif yang di miliki oleh para anggota kelas mengeai kelompok kelasnya. Kelompok menjadi terpadu karena: 1). Para anggota saling menyukai satu sama lainnya, 2). Minat yang besar terhadap pekerjaan, 3). Kelompok memberikan harga diri kepada para anggotannya.







BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Guru adalah tenaga professional, yang berperan sebagai pengelola aktivitas yang bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan manajemen kelas.Guru harus memiliki, memahami, dan terampil dalam menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam manajemen kelas.
Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme.Prinsip utama yang mendasari pendekatan ini adalah perilaku merupakan hasil belajar.
Pendekatan iklim sosio-emosional adalah pendekatan yang di bangun atas dasar asumsi bahwa manajemen kelas yang efektif (dan pengajaran yang efektif) sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan peserta didik.
Pendekatan kelompok mendasari pendasaran proses kelompok di dasarkan pada :Kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan kelompok, Tugas guru adalah menciptakan dan membina kelompok kelas yang efektif dan produktif, Kelompok kelas adalah suatu system sosial yang mengandung ciri-ciri yang terdapat pada semua system sosial..

B.     Saran
1.      Sebagai Guru harus memiliki, memahami, dan terampil dalam menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam manajemen kelas.
2.      Sebagi guru harus terampil memilih bahkan memadukan pendekatan yang meyakinkan untuk menangani kasus manajemen kelas yang tepat dengan masalah yang dihadapinya.


DAFTAR PUSTAKA

Eko, Siswoyo, dkk. 2000. Manajemen Kelas. Semarang : CV. IKIP Semarang Press.
Rachman, Maman. 1997. Manajemen Kelas. Semarang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.










                                                                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar